1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

DK PBB Bahas Nasib Misi Pengamat di Suriah

20 Juli 2012

Kekerasan di Suriah mengalami eskalasi. Rusia dan Cina untuk ketiga kalinya memveto resolusi bagi Suriah di DK PBB. Upaya memperpanjang masa tugas misi pengamat di Suriah terus berlanjut.

https://p.dw.com/p/15bzZ
The United Nations building is reflected on the window of the U.S. mission to the U.N. as portraits of American President Barack Obama, left, Vice President Joe Biden, and Secretary of State Hillary Clinton hang in the lobby, Saturday, Sept. 18, 2010, in New York. (ddp images/AP Photo/Mary Altaffer)
Markas besar PBB New YorkFoto: (ddp images/AP Photo/Mary Altaffer

Hanya beberapa jam setelah diblokirnya resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Rusia dan Cina, diplomat ke-15 anggota dewan tersebut melanjutkan pembicaraan mengenai dua usulan resolusi baru. Keputusan harus diambil Jumat (20/07) ini, sebagai hari terakhir penugasan tiga bulan misi pengamat PBB di Suriah.

Pakistan mengusulkan perpanjangan misi PBB tersebut selama 45 hari. Perubahan penugasan atau perlengkapan 300 misi pengamat militer non bersenjata itu belum tampak. Selain itu dalam usulan tertulis peluang untuk perpanjangan sekali lagi misi pengamat tersebut masih terbuka. Pihak barat kurang mendukung usulan tersebut. Memperpanjang tugasa misi pengamat PBB di Suriah yang sekarang, adalah sikap tidak bertanggung jawab, karena misi tersebut tidak dapat menghentikan pembunuhan. Demikian disebutkan di New York. Usulan kompromi dari Inggris oleh karena itu hanya melihat satu kali perpanjangan misi tersebut dan hanya untuk 30 hari. Selanjutnya mandat pasukan hanya boleh dilanjutkan jika Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Dewan Keamanan mengkonfirmasi bahwa pemerintah Suriah sudah menarik kembali artileri dan persenjataan beratnya dari tangsi-tangsi militer.

Dubes Rusia untuk PBB Witalis Tschurkin menunjukkan kemarahab dan mengumumkan untuk menentangnya. Dalam usulan Inggris tersebut perpanjangan misi dikaitkan dengan syarat politis. Oleh sebab itu Rusia akan mendukung usulan Pakistan.

Juga Cina menyalahkan Barat atas gagalnya resolusi. Usulan itu tidak seimbang, karena tidak memberikan tekanan terhadap „oposisi yang masih melakukan tindak kekerasan“. Demikian dilaporkan kantor berita Cina Xinhua. Selain itu Beijing menuduh diplomat barat sombong dan tidak mau bergerak. Ini akhirnya menyebabkan kegagalan.

Rusia dan Cina Kamis (19/07) meskipun eskalasi kekerasan di Sruiah kembali menghindari resolusi terhadap Suriah di DK PBB.

DK/afp/dpa/ap