1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diancam Sanksi Berat, Rusia Bertekuk Lutut

10 November 2015

Skandal doping menempatkan Rusia dalam posisi pelik: negeri beruang merah itu terancam dikeluarkan dari Federasi Atletik Internasional dan dicoret dari Olympiade 2016. Ancaman itu cukup memaksa Moskow bersikap kooperatif

https://p.dw.com/p/1H2fN
WADA zum Russland Ausschluss Symbolbild
Foto: picture alliance/AP Photo/D. J. Phillip

Jarang ada yang bisa menohok Rusia dari statusnya sebagai kekuatan adidaya. Kecuali ketika Federasi Atletik Ringan Internasional IAAF mengancam mencoret keanggotaan negeri beruang merah itu dan mengeluarkannya dari Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Lima atlet dan lima pelatih Rusia saat ini didakwa oleh Badan Anti Doping Dunia, WADA, dengan hukuman sanksi larangan bekerja selama seumur hidup lantaran diduga menggunakan doping.

Bola panas itu diluncurkan ketika WADA memublikasikan laporannya yang mengungkap penggunaan doping secara sistematis oleh Rusia, Senin (09/11/15) lalu. WADA mengklaim Rusia memiliki "budaya kecurangan yang mengakar" dalam tradisi olahraga atletik.

WADA secara eksplisit menuding Menteri Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Rusia, Vitali Mutko, memerintahkan secara langsung "manipulasi sampel doping" yang dikirimkan buat diperiksa. "Situasinya lebih parah dari yang kami duga," ujar Richard Pound, Ketua Komite Doping WADA.

Awalnya Mutko bersikap membatu dengan menuding rekomendasi WADA bersifat politis. Selain itu, ia meragukan organisasi yang bermarkas di Kanada itu akan mampu mengeluarkan sebuah negara dari Olympiade.

Namun menyusul rencana IAAF mencoret keanggotaan Rusia, Mutko terpaksa menanggalkan sikap batunya dan mengumumkan kesediaannya bekerjasama. "Komisi telah bekerja keras menyusun rekomendasi yang bisa membantu Rusia memperbaiki sistem pengawasan dopingnya," bunyi keterangan resmi Kementrian Olahraga Rusia.

Padahal Menteri Olahraga Rusia Vitali Mutko awalnya sempat bersikap keras:

Menurut BBC, Rusia adalah negara kedua di dunia yang paling sering mengalami uji doping oleh WADA.


"Kementrian akan mempelajari studi tersebut, fakta yang mendasarinya dan membuat langkah yang sesuai dengan temuan tersebut." Namun Moskow juga memeringatkan WADA agar selalu bersikap "berdasarkan fakta dan bukti."

Presiden IAAF, Sebastian Coe, memberikan waktu hingga Jumat pekan ini untuk memberikan jawaban. Asosiasi Atletik Ringan Rusia, ARAF, juga mengisayaratkan kesediaan bekerjasama dalam "kemitraan yang serius" untuk mengatasi masalah doping di dunia atletik.

rzn/yf (afp,sid,rtr)