Demo "Black Lives Matter" di Seluruh Penjuru Dunia

Salah satu aksi unjuk rasa terbesar di AS adalah yang dilakukan di ashington DC. Di ibukota AS ini ribuan warga turun ke jalanan di dekat Gedung Putih yang dilindungi barikade.

Warga di ibukota Jerman duduk dan bungkam selama 8 menit 46 detik - jumlah waktu ketika polisi berkulit putih berlutut pada leher George Floyd sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Ribuan warga berkumpul di Paris menentang larangan polisi untuk protes dalam skala besar. Kerumunan pengunjuk rasa ini menyorakkan nama Adama Traore, seorang warga kulit hitam yang meninggal dalam tahanan polisi.

Meskpiun larangan berkumpul karena virus corona, masyarakat Belgia tetap ikut serta melawan rasisme dan melakukan demo di beberapa kota, misalnya di Brussel, Antwerp, dan Liége.

Para pengunjuk rasa di Manchester mengenakan masker untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona.

Sekitar 50.000 pengunjuk rasa berkumpul di ibukota Austria, Wina, pada hari Jumat lalu. Itu adalah demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Slogan "Black Lives Matter" juga ditulis di beberapa mobil polisi.

Tak hanya pembunuhan George Floyd yang memancing amarah warga Meksiko, tetapi juga nasib Giovanni Lopez, tukang batu yang ditangkap bulan Mei lalu di negara bagian Jalisco Barat dan meninggal karena kekerasan polisi.

Spanduk para pengunjuk rasa di ibukota Portugal, Lisbon yang bertuliskan "Bertindak Sekarang". Di Portugal, kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam masih sering terjadi.

Unjuk rasa yang dilakukan di Sydney, Australia, dimulai dengan upacara tradisional Aborigin. Setidaknya 20.000 pengunjuk rasa menuntut keadilan untuk George Floyd dan penduduk Aborigin yang menjadi korban kekerasan polisi.

Ribuan pengunjuk rasa di Tunis, Tunisia, meneriakkan "Kami ingin keadilan! Kami ingin bernafas!".

Sekitar 5.000 orang berkumpul di Basel, Swiss, dalam aksi unjuk rasa Black Lives Matter. (fs/yf)