1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Panggung Ke Jalanan, Tren Sepatu Ballerina

28 Juli 2011

Sepatu ballerina kembali menjadi mode. Film Black Swan justru membuat sepatu yang nyaman dipakai itu kian disukai. Perusahaan sepatu ballet Australia, Bloch, belakangan mempopulerkan model sepatu itu.

https://p.dw.com/p/125mo
Foto: AP

Perempuan mana yang tidak ingin memakai sepatu beralas ringan yang membuatnya berjalan atau berbelok dengan elegan? Diantara semua klasifikasi sepatu perempuan, ballerina adalah sepatu yang menyenangkan, nyaman dan ketukannya di lantai tidak senyaring sepatu bertumit tinggi. Ballerina juga terlihat menarik dan tidak kaku seperti sepatu olahraga.

Mimpi sebagai penari ballet, bagi aktris dan ikon mode Audrey Hepburn tidak terwujud. Dengan tinggi badan 1,80 meter, dia terlalu tinggi sebagai penari ballet. Tapi disainer Italia Salvatore Ferragamo di tahun 1950-an mewujudkan setengah dari mimpi Hepburn atau paling tidak Hepburn bisa bergaya prima ballerina dengan menciptakan sepatu bermodel sepatu penari ballet yang bisa digunakan sehari-hari. Ferragamo mencontoh model sepatu khusus menari yakni sepatu penari ballet dari perusahaan Bloch.

Ballet: Prinzessin Diana
Foto: AP

'Tiap prima ballerina dan semua penari ballet di dunia suka pada Bloch dan menari memakai Bloch'. Tentu saja itu adalah kata-kata Guy Rapp, sang pemimpin perusahaan Bloch.

Saat berbicara dia berdiri di samping rok ballet atau tutu berwarna perak mengkilat bertisikkan mutiara merah muda dan memegang sepatu penari ballet yang menginspirasi Ferragamo pada tahun 50-an untuk membuat sepatu penari ballet menjadi Ballerina, sepatu yang dipakai di jalanan. Di tahun 50-an hampir semua penari ballet memakai sepatu dari Bloch.

Guy Rapp berkisah, 'Sejarahnya dimulai pada tahun 1932. Jacob Bloch bukan hanya tukang sepatu yang sedang berusaha membuat sepatu menari yang berujung datar. Ia juga seorang pecinta tari ballet. Sewaktu penari ballet Rusia bertandang ke Australia, Bloch mulai membuat sepatu dan dengan cepat dia mengembangkan sepatu tari ballet yang nyaman.'

Ballerinas Schuh Schiene Bremen
Foto: picture-alliance/dpa

Jacob Bloch berasal dari Rusia. Di Moskow, dia pernah mencoba mendapatkan pekerjaan sebagai penari. Tapi gagal. Baru setelah pindah ke Australia dia mendapatkan keberuntungannya di bidang tari ballet sebagai tukang sepatu. Perusahaannya dengan cepat menjadi perusahaan sepatu penari ballet terbesar di dunia.

Mode mulanya tidak mendapat perhatian perusahaan Bloch. Perusahaan ini bahkan lalai saat gelombang pertama model modis Ballerina yang diinspirasi Audrey Hepburn mendunia. Jacob Bloch hanya sekedar merasa tersanjung bahwa sepatu produksi Ferragamo mencontoh model sepatunya.

Putrinyalah, orang pertama yang sadar bahwa sepatu Ballerina dengan penggunaan baru lebih dari hanya sekedar tren. Dia kemudian memproduksi Ballerina di tahun 1970-an sebagai koleksi mode perusahaan Bloch.

Menurut Guy Rapp, 'Sewaktu melihat tren sepatu datar, kami lantas mengembangkan jalur mode sendiri yang menggunakan mesin pemotong berkonstruksi sama dengan sepatu ballet produksi kami. Sepatu-sepatu itu dibentuk dari bagian dalam ke bagian luar yang memberi kenyamanan tersendiri.'

Ökomode 2010 Flash-Galerie
Foto: picture alliance/dpa

Kulit yang halus, alas sepatu yang lentur, begitulah bentuk kebanyakan ballerina. Tahun ini pun sepatu ballerina kembali menjadi mode. Ballerina selain nyaman juga terlihat elegan dan nampak selalu trendi. Warna, bentuk dan materialnya saat ini juga tidak lagi terbatas.

'Kami tidak menciptakan tren. Tren sudah ada dan dengan mudah dimengerti. Tengok tahun 60-an dan 50-an, keseluruhan tampilan Audrey Hepburn elegan dan tidak pernah usang. Dia memakai celana kapri atau jeans ketat bersepatu Ballerina. Jadi semuanya masuk akal. Sejarah kembali berulang tapi tidak semua merek bisa bilang, kami sudah ada sejak 80 atau 90 tahun lalu. Kamilah yang klasik', begitu Rapp

Film seperti Black Swan menimbulkan gelombang baru kecintaan pada tari dan membuat orang mengagumi gaya menari bertumpu pada ujung jari kaki yang elegan sekaligus sulit. Siapa yang tidak ingin bersusah payah menari tapi menginginkan pancaran pesonanya, mereka akan membeli sepatu bermodel penari yang bisa dipakai berjalan dan dengan sepatu nyaman itu menjadikan jalanan sebagai panggung.

Johanna Kutsche / Rara Tauchmann
Editor: Edith Koesoemawiria