1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Meja Hingga Ponsel, Milenial India Gemar Sewa Semuanya

2 Desember 2019

Milenial India ingin hidup ringkas dan bisa cepat pindah. Bisnis persewaan perabot rumah tangga di negara ini pun berkembang pesat dan pada 2025 nilainya diharapkan mencapai Rp 26,7 triliun.

https://p.dw.com/p/3U4Rt
Indien - Shared Workspace
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Qadri

Di usianya yang menginjak 29 tahun, Spandan Sharma tidak memiliki apartemen, mobil, bahkan kursi. Pemuda ini termasuk salah satu dari sekian banyak generasi milenial di India yang tidak mengikuti norma tradisional dan memilih untuk menyewa semuanya mulai dari barang-barang rumah tangga hingga ponsel pintar.

"Milenial di kelompok usia saya ingin kebebasan dan apa yang sebelumnya dilihat sebagai tanda stabilitas, kini dianggap beban," kata Sharma. "Orang tua saya sama sekali tidak memahami konsep menyewa mebel. Mereka tidak sepenuhnya setuju dengan gagasan itu," katanya. "Mereka mengatakan dalam jangka panjang akan jauh lebih baik membeli mebel daripada menyewa."

Eksekutif yang tinggal di Mumbai ini memutuskan untuk membayar 4.247 rupee (Rp 835 ribu) per bulan untuk menyewa perabotan mulai dari furnitur untuk kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan beserta kulkas dan microwave. Sharma tidak sendiri, puluhan ribu orang di India melakukan hal yang sama.

Bahkan kantor-kantor pun menyewa meja dan kursi mereka, kata pengusaha perintis Vandita Morarka. Ketika Morarka mendirikan organisasi nirlaba yang bersifat feminis yaitu One Future Collective pada tahun 2017, dia menyewa hampir semua yang dia butuhkan, mulai dari meja kerja, kursi, hingga laptop. Lalu menggunakan uang yang seharusnya dipakai membeli mebel untuk membayar gaji 25 orang stafnya.

"Cara ini memungkinkan saya untuk mengambil lebih banyak risiko... Dan jika semua berjalan tidak seperti rencana, kita bisa tutup tanpa harus kehilangan investasi dalam jumlah besar dan mulai lagi di tempat lain." 

Indien - Shared Workspace
Suasana dalam gedung yang disewakan sebagai ruang-ruang kantor yang bisa dipakai sebagai ruang kerja bersama di India.Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Qadri

Ekonomi berbagi

Konsep ekonomi berbagi adalah fenomena global yang diharapkan menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 335 miliar dolar AS pada tahun 2025, menurut PricewaterhouseCoopers.

Di Amerika Serikat ada situs semacam Rent the Runway dan Nuuly buat pelanggan yang sadar busana namun enggan keluarkan sejumlah besar uang untuk membeli. Sedangkan di Cina orang bisa menyewa BMW hanya dengan satu ketukan di gawai pintar mereka.

Baca juga: Tren Transportasi Perkotaan: Car Sharing Makin Populer di Jerman

Sementara di India, kini bermunculan bisnis persewaan mebel dan alat-alat rumah tangga seperti perusahaan bernama Furlenco, RentoMojo dan GrabOnRent. Bahkan ada juga aplikasi penyewaan perhiasan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Bisnis persewaan ini berkembang pesat dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai nilai hingga Rp 26,7 triliun menurut lembaga konsultasi Research Nester. 

"Kami memperkirakan akan tumbuh hingga satu juta permintaan dalam waktu kurang dari 30 bulan," ujar pendiri RentoMojo, Geetansh Bamania. Perusahaan yang berbasis di Bangalore menyewakan furnitur serta perabotan lain, peralatan olahraga, iPhone dan perangkat rumah pintar seperti Google Home dan Amazon Echo.

"Menyewa ponsel pintar sangat digemari orang-orang muda karena mereka dapat terus memperbarui model ponsel dengan harga yang lebih murah," tambah Bamania.

Ingin mudah berpindah tempat

"Secara keseluruhan perilaku konsumen bergeser dari memiliki jadi menyewa. Ini berkat fleksibilitas dan rendahnya komitmen bila dibandingkan dengan membeli," ujar mantan bankir Ajith Karimpana yang kini juga mendirikan perusahaan persewaan.

Ketika ayah Sharma berusia 29 tahun, dia sudah menikah, bekerja di bank dan menabung untuk membeli apartemen dan mobil. Sharma membayangkan kehidupan yang berbeda untuk dirinya sendiri, yang berfokus pada "berinvestasi dalam bentuk pengalaman."

"Tinggal di lima kota berbeda di dua negara dalam waktu tujuh tahun tidak akan terpikirkan oleh ayah saya ... tetapi inilah kenyataan saya," kata Sharma, seraya menambahkan bahwa beberapa aplikasi penyewaan furnitur menawarkan layanan relokasi gratis. "Kebanggaan bagi para milenial adalah bahwa kami dapat berkemas dan pindah tiap beberapa minggu."

ae/hp (AFP)