1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Clinton Menang Lawan Trump

27 September 2016

Dalam debat TV pertama calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan dari Partai Republik, Donald Trump saling serang dalam beberapa isu penting. Pemenangnya menurut jajak pendapat amat jelas.

https://p.dw.com/p/2Qd1C
USA Wahlkampf TV Duell
Foto: Getty Images/DW Montage

Setelah berdebat dua jam tentang isu ekonomi, terorisme dan kriminalitas, berbagai jajak pendapat memberikan indikasi jelas bahwa Clinton keluar sebagai pemenang debat yang berlangsung Senin malam waktu setempat.

Debat yang dimoderasi Lester Holt dari NBC Nightly News diawali dengan pertanyaan apa rencana kedua calon bagi masa depan ekonomi AS. Trump hanya terfokus pada tema imigran yang katanya jadi ancaman karena "mencuri pekerjaan dari kita."

Trump alihkan isu pajak

Sementara Clinton menawarkan solusi lebih kongkret dengan mengusulkan investasi pada sektor inovasi dan teknologi baru. Ia juga menilai, ekonomi harus lebih adil, diawali dengan menaikkan upah minimum dan penyamarataan gaji. Clinton menambahkan, "menutup celah pajak dan memastikan orang kaya membayar pajak sesuai ketentuan" bisa meringankan beban keuangan bagi pekerja biasa. Trump menyela dengan menyebut orang kaya sebagai pencipta pekerjaan

 

Clinton and Trump spar over trade, taxes

Trump dan Clinton juga berdebat soal politik perdagangan. Trump menyebut Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) kesepakatan paling buruk dalam sejarah. Clinton mengingatkan, bahwa dirinya mengecam kesepakatan itu segera setelah diresmikan.

Moderator Lester Holt mempertanyakan mengapa Trump belum menerbitkan bukti pembayaran pajak. Trump menjawab dengan merujuk kepada Clinton yang tidak mengungkap masalah 33.000 e-mail urusan pekerjaan yang katanya sudah lenyap karena dihapus.

Trump attacks Clinton on national security, emails

Trump sokong tindakan yang cerminkan diskriminasi

Dalam masalah kriminalitas dan kerusuhan yang terjadi belakangan ini akibat sejumlah insiden penembakan warga kulit hitam oleh polisi, Tump menyatakan dukungan atas program "stop and frisk", di mana polisi bisa memerintakan setiap pejalan kaki untuk berhenti dan menggeledahnya. Program itu pernah diberlakukan di New York.

Moderator Holt mengemukakan kepada Trump bahwa program itu dinyatakan tidak konstitusional, antara lain karena mendorong rasisme. Trump menuduh program itu dihapus oleh hakim yang anti polisi.

Dalam hal terorisme, Trump menghina Clinton yang memaparkan rencana mengalahkan organisasi teroris yang menyebut diri Islamic State (ISIS) di situsnya. Trump menilai Clinton membocorkan rencananya sendiri kepada musuh.

Clinton membantah tak punya rencana konkrit dengan berkilah: "Setidaknya saya punya rencana."

Trump tuding Clinton tidak punya stamina

Di akhir debat, Trump menyebut Clinton tidak punya stamina karena hampir pingsan akibat pneumonia. Clinton menjawab dengan mengungkap "stamina" yang ditunjukkannya ketika jadi ibu negara, Senator dan Menteri Luar Negeri.

Clinton balik menyerang Trump, yang menyebut perempuan "babi, pemalas dan anjing," di depan umum. Ia juga mengungkap Trump pernah meragukan bahwa Presiden Barack Obama lahir di AS.

Setelah debat berlangsung dua jam, jajak pendapat yang diadakan CNN/ORC menunjukkan, 62% setuju, Clinton menang dan memuji persiapan yang dilakukannya. Survey yang diadakan Public Policy Polling menunjukkan, Clinton menang 51 lawan 40. Menurut survey ini Clinton menang di kalangan warga muda dan etnis minoritas.

Penulis: Elizabeth Schumacher (ml/as)