1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Cina Tolak Panggilan AS Soal Penembakan 'Balon Mata-mata'

8 Februari 2023

Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon mata-mata milik Cina, pada Sabtu (04/02). Cina berkukuh balon tersebut hanyalah balon pemantau cuaca yang "tersesat" ke wilayah AS.

https://p.dw.com/p/4NDFK
Angkatan Laut AS mengumpulkan puing-puing dari 'balon mata-mata' Cina yang jatuh di lepas pantai Carolina Selatan pada 5 Februari 2023.
Angkatan Laut AS mengumpulkan puing-puing dari 'balon mata-mata' Cina yang jatuh di lepas pantai Carolina Selatan pada 5 Februari 2023.Foto: U.S. Fleet Forces/U.S. Navy photo/REUTERS

Cina dilaporkan menolak permintaan telepon dari Pentagon di hari yang sama ketika pesawat Amerika Serikat (AS) menembak jatuh ‘balon mata-mata' milik Cina. Hal ini diungkap oleh juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Brigadir Jenderal Pat Ryder, Selasa (08/02). 

Menurut Ryder, panggilan telepon itu dimaksudkan untuk memfasilitasi pembicaraan antara Menteri Pertahanan AS (kepala Pentagon) Llyod Austin dan Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe.

"Pada hari Sabtu, 4 Februari, setelah tindakan untuk menurunkan balon RRC diambil, Departemen Pertahanan mengajukan permintaan panggilan keamanan antara Menhan Austin dan Menteri Pertahanan Nasional RRC Wei Fenghe,” kata Ryder dalam sebuah pernyataan.

"Sayangnya, RRC telah menolak permintaan kami. Komitmen kami untuk membuka jalur komunikasi akan terus berlanjut,” tambahnya.

Balon udara yang dicurigai sebagai 'balon mata-mata Cina sesaat setelah ditembak jatuh oleh AS
Balon udara yang dicurigai sebagai 'balon mata-mata Cina sesaat setelah ditembak jatuh oleh ASFoto: RANDALL HILL/REUTERS

Meningkatkan ketegangan AS-Cina

Beijing sebelumnya berkukuh bahwa balon udara tersebut adalah pesawat observasi cuaca, tetapi Washington mencurigainya sebagai ‘balon mata-mata' canggih.

Balon tersebut awalnya perlahan-lahan bergerak melintasi bagian tengah AS, dan dilaporkan melewati beberapa situs militer rahasia. Dari sana, balon bergerak menuju ke pantai timur, tempat sebuah pesawat tempur AS kemudian menembaknya hingga jatuh pada Sabtu (04/02).

Insiden ini pun sukses meningkatkan ketegangan kedua negera, bahkan membuat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanannya ke Beijing.

Langkah AS pascapenembakan balon 

Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (07/02) membela keputusan Pentagon yang menunggu sampai balon itu melintasi wilayah udaranya, baru menembak jatuh balon itu. Departemen Pertahanan sampai pada kesimpulan bahwa tindakan terbaik adalah menembak balon tersebut saat berada di atas air.

Di hari yang sama, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby juga mengatakan bahwa sejumlah tindakan telah diambil untuk memastikan instrumen balon itu "dikurangi” kemampuannya untuk memata-matai selama penerbangan.

"Dan di saat yang sama, meningkatkan kemampuan kami untuk mengumpulkan informasi intelijen darinya,” tambahnya.

Sementara itu, kepala Komando Utara AS Jenderal Gle VanHerck, mengatakan bahwa kapal angkatan laut AS akan bekerja memetakan puing-puing dari balon tersebut di Atlantik.

Balon tersebut memiliki tinggi 60 meter dan membawa muatan dengan berat beberapa ribu pound, dengan ukuran kira-kira seukuran pesawat jet regional.

VanHerck menegaskan bahwa pusing-pusing balon itu akan diteliti dengan cermat.

gtp/pkp (AFP)