1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Rilis 'Prakarsa Keamanan Global'

21 Februari 2023

Cina pada Selasa (21/02) merilis 'Prakarsa Keamanan Global' berdasarkan usulan dari Presiden Xi Jinping pada April tahun lalu. Di hari yang sama, Cina juga mengaku "sangat prihatin" dengan konflik di Ukraina.

https://p.dw.com/p/4Nm2g
Suasana Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Ciina pada 15 Oktober 2022 di Beijing, Cina.
Foto: Kevin Frayer/Getty Images

Media pemerintah Cina melaporkan pada Selasa (21/02) bahwa Cina telah merilis makalah bertajuk Prakarsa Keamanan Global (GSI).

Makalah tersebut pertama kali diusulkan oleh Presiden Xi Jinping pada April 2022, yang isinya menjabarkan konsep dan prinsip inti seputar keamanan dan perdamaian global, demikian menurut kantor berita Xinhua.

Dalam implementasi GSI, Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang menyebut bahwa Cina mengadvokasi sistem dan peradaban yang berbeda untuk diperlakukan sama dan bahwa prinsip "keamanan tak terpisahkan” harus ditegakkan.

Cina "sangat prihatin" akan perang di Ukraina

Di hari yang sama, Qin Gang juga mengatakan bahwa Beijing "sangat prihatin” akan konflik yang berlangsung di Ukraina, yang pada tanggal 24 Februari mendatang resmi memasuki usia setahun.

Qin Gang mengatakan negaranya akan "bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mempromosikan dialog dan konsultasi, mengatasi masalah semua pihak dan mencari keamanan bersama.”

"Pada saat yang sama, kami mendesak negara-negara yang bersangkutan untuk segera berhenti memperburuk konflik, dan berhenti menyalahkan Cina,” tambahnya.

Qin menahan diri untuk menyebut Rusia, yang sebelumnya dituding oleh Washington didukung oleh Beijing. Washington sebelumnya menuding Beijing mempertimbangkan untuk mendukung Moskow dengan senjata, tapi Beijing membantah klaim tersebut.

Cina pada minggu ini dilaporkan akan menerbitkan sebuah proposal tentang "solusi politik: untuk krisis di Ukraina.

Kata Qin Gang soal Taiwan

Dalam pernyataannya pada Selasa (21/02), Qin Gang juga mengolok-olok perbandingan agresi terhadap Ukraina dengan Taiwan.

Ia mendesak negara-negara untuk "berhenti membuat keributan dengan meneriakkan ‘Hari ini Ukraina, besok Taiwan'.”

Cina selama ini mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan telah lama mengatakan berencana untuk merebutnya kembali.

gtp/ha (Reuters, AFP)