1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Ingatkan Trump agar Bersikap Kooperatif

14 November 2016

Donald Trump banyak mendulang suara berkat retorika anti Cina. Ia antara lain mengklaim akan melancarkan perang dagang dengan Beijing. Kini ia diingatkan Presiden Cina Xi Jinping untuk bersikap "kooperatif".

https://p.dw.com/p/2SePk
USA Xi Jinping in Seattle
Presiden Cina Xi JinpingFoto: picture-alliance/AP Photo/T.S. Warren

Presiden Cina Xi Jinping mengingatkan Presiden terpilih AS, Donald Trump, bahwa sikap kooperatif adalah satu-satunya opsi untuk kedua negara. Trump yang sebelumnya berbicara dengan Xi lewat telepon mengatakan kedua kepala negara menunjukkan "sikap saling menghormati."

"Faktanya membuktikan bahwa kerjasama adalah satu-satunya opsi yang benar untuk Cina dan Amerika Serikat," tutur Xi seperti dikutip oleh stasiun televisi China Central Television (CCTV). Kedua negara harus "mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik untuk Cina dan AS."

Cina sering menjadi sasaran serangan Trump selama masa kampanye kepresidenan. Pengusaha real estate itu antara lain menuding Cina memanipulasi mata uangnya demi keuntungan sepihak. Ia berjanji akan menerapkan pajak bea cukai sebesar 45% untuk semua produk Cina yang masuk ke Amerika Serikat.

Dengan langkah itu Trump meyakini Cina "akan berhenti berbuat curang." Ia juga menuding Beijing sebagai "maling paling rakus dalam sejarah dunia," tukasnya dalam sebuah kampanye Agustus silam.

Namun harian pelat merah di Cina, Global Times, mewanti-wanti adalah sebuah "kebodohan" jika Trump melancarkan perang dagang dengan Cina.

Infografik Reales BIP-Wachstum Englisch
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto lima kekuatan ekonomi dunia

"Jika Trump merusak perdagangan kedua negara, maka industri AS akan menyusut. Pada akhirnya presiden baru akan dikecam lantaran ketidakmampuannya," tulis harian tersebut dalam kolom editorialnya. Global Times mengingatkan serangan terhadap perekonomian Cina akan dibalas dengan "langkah serupa."

"Pesanan untuk Beoing akan dialihkan ke Airbus. Penjualan produk otomotif AS dan iPhone di Cina akan anjlok. Impor kacang kedelai dan jagung dari Amerika juga akan dihentikan. Cina juga akan membatasi jumlah mahasiswanya yang belajar di AS."

"Membuat segala sesuatunya sulit buat Cina tidak akan membawa keuntungan apapun untuk Trump."

Pengamat kini berharap ancaman Trump terhadap Cina cuma retorika kampanye belaka. "Apa yang Cina harapkan dari Trump adalah bahwa ia akan menjadi lebih realistis dan pragmatis ketika sudah memegang jabatan presiden," kata Paul Haenle kepada Guardian. Haenle adalah bekas Diplomat AS yang kini mengajar di Tsinghua University, Beijing.

Hal serupa dikatakan bekas Dutabesar Meksiko untuk Cina, Jorge Guajardo. Meski mendulang banyak suara berkat retorika anti Cina, Trump harus mengelola janji kampanyenya dengan bijak. "Dia sekarang duduk di kursi panas dan harus mengukir prestasi. Menjadi presiden tidak sama dengan berkampanye," tuturnya.

Presiden Cina Xi Jinping dan Trump sepakat untuk bertemu "dalam waktu dekat," buat membahas hubungan kedua negara di bidang perdagangan dan keamanan.

rzn/yf (rtr,ap,guardian)