1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Cina Blokir Kapal Filipina di Laut Cina Selatan

18 November 2021

Dua kapal Filipina yang membawa persediaan makanan untuk tentara di kawasan Second Thomas Shoal diduga diblokir oleh penjaga pantai Cina dengan tembakkan meriam air. Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

https://p.dw.com/p/438Tm
Kapal penjaga pantai Cina 6307 berpatroli di laut
Muncul sengketa teritorial yang telah lama memanas di jalur perairan strategis, di mana Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindihFoto: picture-alliance/Costfoto/T. Ke

Filipina mengatakan kapal penjaga pantai Cina memblokir dua kapal mereka dan menembakkan meriam air di Laut Cina Selatan pada Kamis (18/11).

Kapal-kapal Filipina itu membawa persediaan makanan untuk tentara yang ditempatkan kawasan Second Thomas Shoal yang disengketakan, yang oleh Filipina disebut sebagai beting Ayungin. Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

Menteri Luar Negeri Filipina Tedoro Locsin mengecam keras insiden di Laut Cina Selatan, seraya mengatakan tindakan itu "mengancam hubungan khusus antara Filipina dan Cina." Dia menambahkan, "Tindakan kapal penjaga pantai Cina adalah ilegal," di utas Twitter.

Sengketa di Laut Cina Selatan

Ayungin Shoal atau yang dikenal sebagai Second Thomas Shoal terletak 194 kilometer barat provinsi Palawan di Filipina dan berada dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut negara itu.

Perjalanan untuk mengirim pasokan makanan ke pasukan atau merotasi personel yang bertugas adalah hal biasa dan tidak pernah ada hambatan apapun sebelumnya.

Penasihat Keamanan Nasional Hermogenes Esperon kepada wartawan di Manila mengeluarkan pernyataan sikap, jika pemerintahnya akan mengerahkan kapal penjaga pantai Filipina dan biro perikanan dan sumber daya perairan untuk mendukung pasukan Filipina dan menegakkan undang-undang penangkapan ikan Filipina di Ayungin Shoal.

Esperon juga menambahkan bahwa jumlah kapal pengintai Cina telah meningkat di wilayah tersebut. "Pasokan akan terus kami lakukan dan kami tidak perlu meminta kepada siapapun karena itu berada dalam wilayah kami,” katanya.

Tidak ada komentar langsung dari Beijing. Sengketa wilayah ini sering terjadi di Laut Cina Selatan di mana Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan saling bertentangan.

Amerika Serikat sendiri yang tidak memiliki klaim di jalur air tersebut diketahui melakukan patroli di kawasan itu untuk mencari sekutu, termasuk Filipina.

rw/ha (dpa, AFP, AP)