Christian Wulff Presiden Baru Jerman
1 Juli 2010Setelah harus melewatkan waktu lebih dari sembilan jam yang penuh ketidakpastian, Christian Wulff akhirnya terpilih menjadi presiden baru Jerman. Sebelumnya diperkirakan Wulff akan langsung menang pada pemilihan putaran pertama, mengingat koalisi pemerintah CDU/CSU dan Partai Liberal FDP memiliki suara mayoritas dalam Bundesversammlung, majelis yang memilih presiden Jerman.
Baru di Putaran Ketiga
Baru dalam putaran ketiga, Christian Wulff memperoleh suara mayoritas mutlak, dan mengalahkan calon yang diajukan Partai Sosial Demokrat, SPD dan Partai Hijau, Joachim Gauck. Ketua parlemen Bundestag, Norbert Lammert membacakan pengumpulan suara terakhir.
"Jumlah suara yang diberikan 1242, suara tidak sah dua. Suara sah 1240, suara blangko 121. Dr. Joachim Gauck mendapat 494 suara. Christian Wulff mendapat 625 suara. Hadirin yang terhormat, saya menyatakan, bahwa Christian Wulff dengan demikian terpilih menjadi presiden Jerman yang baru."
Mantan PM Niedersachsen
Wulff selama ini menjadi perdana menteri negara bagian Niedersachsen. Menurut konstitusi Jerman, presiden tidak boleh memegang dua jabatan sekaligus. Oleh sebab itu Wulff harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Untuk itu Ketua Bundestag Norbert Lammert mengatakan, "Sebelum saya mengajukan pertanyaan kepada calon yang terpilih, saya menginformasikan anda, bahwa Christian Wulff telah menyatakan pengunduran diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Niedersachsen. Ia telah menunjuk wakilnya sebagai pengganti sementara sampai perdana menteri baru terpilih."
Ketua parlemen kemudian mengajukan pertanyaan kepada calon yang terpilih, apakah ia bersedia menerima hasil pengumpulan suara. Christian Wulff menjawab, "Yang terhormat ketua parlemen, saya menerima pemilihan ini dengan penuh keyakinan dan senang hati, dan gembira untuk melaksanakan tugas yang penuh tanggungjawab."
Partai Kiri Tidak Berikan Suara
Akhirnya, setelah pengumpulan suara untuk ketiga kalinya, Wulff mendapat 625 suara, sementara yang diperlukan hanya 623. Menurut peraturan, pada putaran ketiga calon yang mendapat suara terbanyak akan menjadi presiden tanpa harus mendapat suara mayoritas mutlak.
Calon dari Partai Kiri, Luc Jochimsen dan calon partai ekstrem kanan NPD, Frank Rennicke, mengundurkan diri dari pemilihan setelah pengumpulan suara tahap kedua. Setelah pengunduran diri calonnya, Partai Kiri menyatakan sebagian besar anggotanya tidak akan memberikan suara kepada calon manapun.
Kekhawatiran di Kalangan Pemerintah
Di kalangan koalisi pemerintah CDU/CSU dan FDP sebelum pemilihan pun telah timbul kekhawatiran, bahwa sejumlah besar anggota Bundesversammlung dari kubu mereka tidak akan memberikan suara kepada Wulff. Penyebabnya adalah ketidakpuasan sejumlah besar rakyat Jerman atas politik pemerintah yang dinilai tidak menunjukkan kemajuan, karena konflik yang sering terjadi antar partai.
Kekhawatiran itu menjadi kenyataan. Walaupun banyak orang di kubu pemerintah yakin Wulff akan segera menang di putaran pertama, calon yang berusia 51 tahun itu hanya mendapat 600 suara, dan dalam putaran kedua 615. Padalah CDU/CSU dan FDP memiliki 644 kursi di Bundesversammlung. Walaupun pada putaran terakhir mendapat suara mayoritas mutlak, sampai detik terakhir Wulff tetap tidak memperoleh dukungan seratus persen dari kubunya sendiri.
Pilihan Rakyat
Pemilihan Presiden Jerman tidak dilakukan langsung oleh rakyat, melainkan oleh Bundesversammlung, yaitu majelis terbesar di Jerman yang hanya bertugas memilih presiden. Anggota majelis ini adalah seluruh anggota parlemen serta wakil dari setiap negara bagian, yang bukan hanya politisi saja, melainkan olah ragawan dan orang-orang terkenal lainnya.
Jika rakyat Jerman dapat memilih langsung presidennya, kemungkinan besar Joachim Gauck akan mendapat suara terbanyak. Menurut jajak pendapat selama ini, Gauck yang populer baik di Jerman barat dan bekas Jerman Timur lebih disukai rakyat daripada Christian Wulff.
Marjory Linardy
Editor: Edith Koesoemawiria