1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kemhan Israel Perketat Kebijakan Ekspor Teknologi Siber

7 Desember 2021

Menyusul protes dan tuntutan hukum atas NSO Group, Israel memperingatkan akan mematikan sistem bagi mereka yang menggunakan teknologi siber Israel untuk penggunaan selain mencegah "tindakan teroris dan kejahatan serius."

https://p.dw.com/p/43uoW
Apple menggugat NSO Group Israel atas dugaan peretasan produknya
Apple menggugat NSO Group Israel atas dugaan peretasan produknyaFoto: picture alliance / dpa

Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada hari Senin (06/12) akan memperketat pengawasan ekspor teknologi siber karena kekhawatiran tentang kemungkinan berkembangnya pelanggaran di luar negeri.

Negara-negara yang membeli teknologi siber Israel harus berkomitmen menggunakan produk-produk itu "untuk penyelidikan dan pencegahan tindakan teroris dan kejahatan serius saja," kata Kementerian Pertahanan Israel.

Mereka yang melanggar perjanjian dapat dicabut lisensinya dan sistem mereka dapat dimatikan.

Ini adalah langkah terbaru pemerintah Israel untuk mencoba dan menahan dampak dari serangkaian skandal yang melibatkan perusahaan perangkat lunak Israel NSO Group.

Skandal spyware

Sebelumnya pada hari Jumat (03/12), Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan perangkat lunak NSO Group "menimbulkan kontra-intelijen dan risiko keamanan yang serius bagi personel AS."

Ini terjadi setelah muncul laporan bahwa sebanyak sembilan pejabat Departemen Luar Negeri AS menjadi sasaran penyerang tak dikenal menggunakan spyware canggih yang dikembangkan oleh NSO Group.

Perusahaan itu mengatakan sedang menyelidiki klaim bahwa teknologinya digunakan untuk meretas telepon para pejabat di Uganda.

Pada bulan Juli, investigasi oleh jurnalis di seluruh dunia mengungkapkan bahwa spyware Pegasus buatan NSO telah digunakan untuk meretas telepon jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia di beberapa negara.

Laporan tersebut pun mendorong Israel untuk meninjau kebijakan ekspor teknologi sibernya yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan.

NSO Group menghadapi tindakan hukum

Pada akhir bulan November lalu, perusahaan teknologi Apple Inc menggugat NSO Group dan perusahaan induknya OSY Technologies atas dugaan pengawasan dan penargetan pengguna Apple dengan spyware Pegasus miliknya.

"Aktor yang disponsori negara seperti NSO Group menghabiskan jutaan dolar untuk teknologi pengawasan canggih tanpa akuntabilitas yang efektif. Itu perlu diubah," kata Craig Federighi, wakil presiden senior rekayasa perangkat lunak Apple.

Meta, perusahaan induk Facebook juga mengambil tindakan hukum terhadap NSO Group atas laporan bahwa mereka mengeksploitasi bug di layanan pesan WhatsApp untuk menginstal malware untuk pengawasan.

NSO Group menentang tuntutan hukum tersebut.

Israel memperketat kontrol

Lebh lanjut dalam pengumuman Kementerian Pertahanan Israel tersebut dikatakan bahwa penggunaan teknologi siber hal-hal semacam itu akan dilarang di masa depan.

"Definisi kejahatan berat dan aksi teroris telah dipertajam untuk mencegah kaburnya batas-batas dalam konteks ini," kata kementerian itu.

Ini termasuk menargetkan orang untuk afiliasi politik atau aplikasi yang melanggar undang-undang privasi suatu negara.

rap/ha (AP, Reuters)