1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

5 Cara Menjaga Kesehatan Mental

Charli Shield
20 November 2019

Diskusi kesehatan sering terfokus pada pembahasan tentang gangguan mental. Namun, sehat secara mental bukan berarti seseorang tidak menunjukkan gejala. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan mental.

https://p.dw.com/p/3TDjp
Landschaft in Bosnien-Herzegowina - Cvrsnica_mountain
Foto: DW/A. S. Salihbegovic

"Sehat secara mental adalah perasaan nyaman dengan diri sendiri, apa yang kita lakukan dan di mana posisi kita di dunia ini," ujar Chris O'Sullivan dari Yayasan Kesehatan Mental di Inggris.

Istilah "kesehatan mental" biasanya menimbulkan persepsi tentang gangguan mental seperti depresi, kecemasan dan kecanduan. O'Sullivan mengatakan penting untuk berpikir bahwa kesehatan mental itu lebih dari sekadar memiliki atau tidak memiliki gejala.

Sebaliknya, hal itu akan sangat membantu untuk melihat kesehatan mental sebagai spektrum, di mana posisi kita akan selalu berubah seiring berjalannya waktu. 

Banyak bukti menjelaskan, bahwa kesehatan mental yang positif, terhubung dengan kesehatan fisik dan hubungan yang kita miliki dengan orang lain. Berikut adalah beberapa cara praktis, yang dapat dilakukan sehari-hari untuk kesejahteraan mental kita. Catatan: bila Anda memiliki gangguan mental akut, tips berikut mungkin tidak berguna untuk Anda.

Deutschland Kartoffelkäfer auf dem 'Gartenglück-Acker' bei Troisdorf
Foto: picture-alliance/JOKER/P. Steuer

Tetap aktif

Pikiran kita terhubung dengan tubuh kita. Bergerak secara aktif terbukti dapat melepas hormon-hormon di otak yang akan membuat kita merasa senang. Ini juga akan membantu kita tidur lebih baik, mengurangi perasaan stress atau cemas, meningkatkan kemampuan kognitif, mengingat, dan bahkan berpotensi meningkatkan kemungkinan mengalami peristiwa-peristiwa positif.

"Ada bukti yang sangat kuat tentang peran 'berolahraga' untuk mencegah dan menangani depresi atau kecemasan yang ringan hingga sedang," ujar O'Sullivan kepada DW. "Jadi, berolahraga, walaupun sedang merasa depresi dan merasa tidak ingin melakukannya, dapat membantu."

Baca juga disini: Apa Itu Gangguan Kecemasan?

"Tetap aktif" bukan hanya berarti berolahraga, ini juga termasuk dengan aktifitas yang dapat meningkatkan detak jantung, seperti berkebun, bersih-bersih, dan bersepeda ke kantor. Penelitian menunjukkan efek positif bila hal-hal ini dikombinasikan dengan olahraga intensif.

Beraktifitas di luar ruangan juga dapat memperbaiki situasi pikiran seseorang. Dalam sebuah studi di tahun 2015, peneliti membandingkan aktifitas otak dari orang-orang setelah berjalan selama 90 menit di alam atau dengan suasana urban. Orang yang berjalan menurunkan aktifitas di bagian prefrontal cortex pada otak, atau bagian yang aktif saat kita cemas atau ketika kita memiliki emosi negatif.

Symbolbild - Einkaufen im Supermarkt
Foto: picture-alliance/dpa/B. Nolte

Makan dengan baik 

Sejumlah literatur menunjukkan bahwa makan dengan baik ketika diet kaya buah dan sayuran dan rendah makanan olahan adalah kunci merasa menjadi lebih sehat. Kaya nutrisi atau kekurangan nutrisi memiliki efek dalam pembentukan sel-sel otak, terutama ketika otak berhubungan dengan pengaturan suasana hati. 

Penelitian terbaru menemukan hubungan antara kebiasaan makan dan suasana hati yang buruk, temuannya berupa diet kaya sayuran dan asupan anti-inflamasi dapat membantu mencegah depresi. Ini karena cara peradangan mempengaruhi mikrobiota usus kita. Semakin banyak bukti menunjukkan ini memiliki dampak yang luar biasa pada suasana hati dan perilaku kita.

Symbolbild Schlaflosigkeit
Foto: picture-alliance/blickwinkel/MPhoto/BilderBox

Tidur secara optimal 

Walaupun belum ada penelitian secara pasti tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk seseorang dapat mati bila kekurangan tidur, kita tahu bahwa kurang tidur membuat kita merasa lebih dekat dengan kematian. 

Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat secara negatif mempengaruhi suasana hati, konsentrasi dan kecerdasan emosional kita.

"Secara umum, kita memang tidak tidur selama yang kita butuhkan," kata O'Sullivan. "Tapi kita tahu tidur berhubungan dengan dekat dengan kesehatan mental." Apakah itu lima jam atau delapan jam yang dapat dibilang cukup tergantung masing-masing individu. Para ahli menyarankan untuk menemukan jam optimal kita sendiri, dan tetap selalu menjaga jam tidur tersebut.

Untuk orang-orang yang tidak dapat tidur di malam hari, seperti pekerja jam malam dan orang tua yang masih memiliki anak balita, studi menunjukkan bahwa tidur siang selama 20 menit dapat sangat membantu.

baca juga disini:Bagaimana Sebenarnya Potret Kesehatan Mental Kita?

Perhatian penuh

Ini mungkin adalah konsep yang masih belum jelas untuk beberapa orang. O'Sullivan mendefinisikan ini sebagai "memberikan perhatian secara penuh kepada hal yang sedang terjadi."

Menurutnya, hal ini bukan yoga atau visualisasi, tapi lebih ke bentuk isi pikiran di mana kita sadar akan apa yang terjadi pada tubuh dan pikiran kita, sambil mengelola perhatian dan juga emosi kita. Hal ini dapat mencegah kita merenung, yang mana sering terjadi pikiran negatif.

"Sulit untuk mempelajari konsep ini ketika kita mengalami depresi atau berada dalam situasi cemas, tetapi konsep ini bisa digunakan sebagai alat untuk keluar dari situasi serupa, yang dapat membantu mencegah penyakit tersebut kambuh," ujarnya.

Ini juga tentang mengenali perasaan yang fana dan selalu berubah. "Kita semua memiliki fase saat berada di atas dan di bawahpengalaman situasi kesehatan mental yang baik dan yang buruk," O'Sullivan menambahkan. "Dan itu sesuatu yang bisa kita atur dan perbaiki sama seperti kesehatan fisik kita." 

Viele Daumen zeigen nach oben
Foto: Fotolia

Memiliki komunitas

Manusia memiliki keinginan untuk memiliki hubungan. Ada bukti bahwa menjadi bagian dari suatu grup atau memiliki hubungan sosial sangat penting untuk kesehatan kita, sama pentingnya seperti pola makan, berkegiatan dan tidur. Terlepas dari berbagai penemuan modern yang memudahkan kita untuk 'berhubungan', O'Sullivan mengatakan "kesepian" adalah masalah yang banyak dihadapi saat ini. 

"Kesepian sama buruknya dengan merokok untuk kesehatan kita," ia mengatakan, mengacu kepada penelitan yang membandingkan efek kurangnya hubungan sosial terhadap kematian dengan faktor risiko yang terkait dengan merokok."

Hubungan sosial dan kemampuan kita untuk berbicara dengan orang lain tentang masalah yang kita miliki sangatlah penting, katanya, "tidak hanya untuk orang yang memiliki gangguan mental tapi juga untuk semua orang. Kita semakin menjadi terhubung lewat peranti digital tapi tidak terhubung di dunia nyata."

Tapi, dengan melakukan semua hal ini mungkin akan membuat kewalahan, O'Sullivan mengatakan bahwa ia sering memberi tahu orang-orang untuk mengidentifikasi "mana yang Anda ingin perbaiki dan cari beberapa hal baru yang baik untuk diri sendiri dan jadikan itu prioritas."

Yang paling penting, ia menambahkan, adalah "menemukan apa yang cocok untuk kita, dan mencobanya." (pn/pkp)