1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bernyanyi Bukan Hanya untuk Senang

Annie Hofmann
22 Mei 2021

Suara manusia adalah instrumen musik tertua di dunia. Itu sajalah yang diperlukan untuk tumbukan rasa berani pada pasien dan mendorong kesehatan secara umum.

https://p.dw.com/p/3t6HK
Gambar menunjukkan seorang anak kecil di depan papan tulis
Foto: GlobalImagens /imago images

Josephine adalah seorang anak perempuan yang lahir dengan gangguan pada jantung. Akibatnya, perkembangannya agak lambat. Untuk mendorong perkembangan Josephine, ibunya secara teratur membawanya ke seorang pelatih bicara.

Pelatih bicara kerap melatih Josephine lewat nyanyian. Misalnya lagu sederhana tentang seekor lebah yang terbang ke sana ke mari sambil berdengung. Ia kemudian meminta Josephine untuk mengambil gambar lebah jika mendengar kata "lebah" dalam nyanyian.

Mendorong aktifitas otak

Josephine sudah melewatkan terapi dengan pelatihnya, Eva Kösters, sejak berumur setahun. "Bagi Josephine dan anak-anak lainnya, terapi jadi lebih mudah lewat bernyanyi," papar Eva Kösters, "karena lebih seperti bermain, tidak seperti latihan atau terapi."

Menurut pelatih bicara itu, sangat penting, bahwa lewat bernyanyi, terutama lewat melodi dan ritme, banyak bagian otak diaktifkan. Jadi bagian akustik, auditif, visuel dan motorik. "Itu sangat baik untuk kami gunakan dalam terapi anak-anak, karena seperti bisa dilihat, kemampuan konsentrasi meningkat, juga perhatian mereka. Itu juga bagus untuk terapi kosa kata."

Sebab jika bernyanyi, orang harus mengingat beberapa kata dan bait. Juga karena pengulangan, yang muncul dalam lagu-lagu, orang bisa melatih kata-kata dengan baik. 

Menyokong pasien anak dan dewasa

Tapi tidak hanya pasien muda seperti Josephine yang bisa tertolong lewat bernyanyi. Di sejumlah rumah sakit, bernyanyi juga jadi bagian inti terapi bagi orang dewasa.  

Seorang pasien berkata sambil tersenyum, "Ya, bernyanyi membuat orang senang. Membuat orang merasa muda." Sementara seorang pasien lain menambahkan, ia jadi merasa lebih ringan dan senang.

Bernyanyi bertujuan untuk memberi kekuatan bagi pasien, mengalihkan pikiran mereka dan membesarkan semangat hidup. Tapi bukan itu saja.

Melatih pernapasan lewat bernyanyi

Pakar onkologi Profesor Maike de Wit, pada Vivantes Klinikum mengatakan, "Sebenarnya bernyanyi bagus untuk semua pasien. Tapi terutama sangat bagus bagi pasien yang menghadapi masalah bernapas." Alasannya, jika orang bernyanyi, orang harus menarik nafas dalam-dalam. Orang harus menghembuskan nafas secara perlahan, dan mengontrol pernapasan dengan baik.

Profesor de Wit terutama ingin menjangkau pasien penderita kanker paru-paru lewat terapi bernyanyi. "Saya tentu juga banyak berurusan dengan pasien yang sering merasa takut akibat tumor yang dideritanya."

Tapi jika mereka bernyanyi dalam sebuah grup dan mendengar dirinya sendiri juga orang lain bernyanyi, maka terbentuk rasa kebersamaan. Jadi perasaan takut juga hilang. Mereka merasa aman dalam pengalaman bernyanyi. "Itu sangat bagus," demikian tandas Profesor de Wit. Sejumlah studi juga menunjukkan, bernyanyi punya efek positif atas kesehatan, dan dalam berbagai aspek. (ml/yp)