1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Kebahagiaan yang Datang dari Matahari

Thomas Ruge
10 September 2022

Cahaya lebih daripada sekedar terang. Cahaya penting dalam mengatur keadaan jiwa, dan mempengaruhi ritme serta hormon di dalam tubuh. Artinya juga, mempengaruhi perasaan kita.

https://p.dw.com/p/4GM9H
Gambar ilustrasi pepohonan
Gambar ilustrasi pepohonanFoto: Patrick Daxenbichler/Zoonar/picture alliance

Cahaya adalah pembawa kebahagiaan. Terutama cahaya alamiah dari mataharidapat memperbaiki perasaan kita dengan sangat baik. Tapi di musim dingin yang gelap, banyak orang menghadapi masalah: Mereka kekurangan cahaya matahari, dan itu membuat produksi hormon di dalam tubuh tidak teratur. Itu dampaknya fatal.

Prof. Mazda Adli, yang bekerja sebagai psikiater dan peneliti stres, mengungkap, di bulan-bulan musim dingin cuaca gelap. Itu menyebabkan tubuh melepas lebih banyak Melatonin. Hormon ini membuat kita lelah. Adli mengungkap, "Ini adalah hormon untuk tidur. Oleh sebab itu, banyak orang merasa lebih lelah di musim yang gelap, juga tidak merasa punya kekuatan." Banyak orang menderita apa yang disebut "winter blues".

Tapi apa yang bisa menolong melawan "winter blues," suasana hati sedih di musim dingin? Misalnya terapi cahaya di klinik. Di sini setiap harinya orang duduk setengah jam di depan lampu khusus. Lampu ini memancarkan spektrum cahaya seperti dari matahari, dan ini punya pengaruh positif atas siklus bangun dan tidur.

Penggunaan terapi cahaya

Tetapi Prof. Mazda Adli menjelaskan, "Terapi cahaya harus digunakan dengan tepat." Untuk itu ada alat khususnya. Sebagian besar memancarkan cahaya 10.000 lux. Di depan lampu terapi seperti itu, orang duduk di pagi hari selama 30 menit, dan selama itu orang bisa membaca buku, juga bekerja, atau makan sarapan. "Yang penting, cahaya itu mencapai retina mata, walaupun dari sudut mata," demikian ditambahkan Adli.

Tergantung tipe lampu, ada perbedaan dalam intensitas cahaya dan prosedur. Tapi satu perawatan hanya perlu 30 menit. Hampir semua pasien segera merasakan perubahan setelah beberapa perawatan saja.

Cahaya mempengaruhi jam biologi kita. Jam ini terdiri dari 24 jam, dan menentukan semua proses dalam organisme kita. Agar jam ini terus berfungsi baik, maka harus secara teratur dicocokkan. 

Tapi untuk sinkronisasi, jam ini perlu cahaya matahari. Ahli kronobiologi Prof. Achim Kramer sudah meneliti ini semua. "Kita punya ketenangan alamiah yang sudah kia miliki sejak lahir" kata Kramer. Tapi ketenangan itu tidak tepat 24 jam. Jadi harus disinkronisasikan dengan cahaya, menjadi 24 jam. Ia menekankan, tanpa cahaya ini kita tidak bisa hidup 24 jam. "Oleh sebab itu kita perlu cahaya ini, terutama cahaya pagi hari." 

Cahaya ini bertemu reseptor cahaya biru pada retina. Rangsangan itu kemudian masuk ke dalam otak tengah dan melakukan sinkronisasi jam tubuh.

Faktor jam tubuh

Prof. Achim Kramer mengatakan, "Sebenarnya, hampir semua proses fisiologi dikendalikan jam tubuh. Itu mulai dari ritme tidur-bangun, dan berlanjut ke regulasi suhu tubuh, fungsi ginjal, metabolisme dan fungsi imun." Banyak hal diatur lewat jam alamiah, dan jika kita tidak hati-hati, dan jam tubuh kita tidak tersinkronisasi dengan baik, juga lewat banyak cahaya, akan muncul risiko berbagai penyakit umum.

Terapi cahaya bisa membantu untuk menjaga ritme, agar stabil juga di musim dingin. Ini membuat kita lebih senang. Tapi satu hal penting: Penyinaran ini tidak menolong jika orang benar-benar menderita depresi. Tapi jika hanya menderita gangguan ringan di musim dingin, setelah dua pekan, kondisi kesehatan akan membaik. 

Selain itu, orang harus sesering mungkin keluar dari rumah di siang hari. Karena gerakan di udara segar juga bisa mempengaruhi perasaan kita secara positif. (ml)