1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

100909 NATO-Vorwürfe Luftangriff

11 September 2009

Untuk pertama kalinya setelah ditempatkan di Afghanistan Angkatan Bersenjata Jerman Bundeswehr dikritik habis-habisan. Menurut NATO, komandan Jerman melakukan kesalahan dengan membom dua truk tangki yang dibajak Taliban.

https://p.dw.com/p/Jcy9
Serangan udara Bundeswehr di Kundus Jum'at (04/09)pekan lalu kemungkinan menewaskan warga sipil.Foto: AP

Angkatan bersenjata Jerman Bundeswehr terdesak untuk memberikan penjelasan tentang serangan udara yang dilakukan Jum'at pekan lalu. Apakah komandan tentara Jerman di Afghanistan melampaui batas wewenangnya dan salah menilai keadaan ketika ia memberi perintah untuk membom dua truk tangki di dekat Kunduz? Jawabannya ya. Demikian laporan sementara pasukan khusus NATO untuk Afghanistan ISAF. Namun begitu ini hanyalah hasil awal dari laporan penyelidikan ISAF tersebut. Penyelidikan resmi mengenai serangan udara tersebut masih berjalan. Tetapi ini merupakan tudingan yang keras, karena kemungkinan juga banyak jatuh korban sipil dalam serangan itu. Juru bicara Kementrian Pertahanan Jerman, Thomas Raabe, tidak menganggap penting laporan ISAF ini. Ia menyebutnya sebagai „laporan wisata sebuah tim evaluasi NATO“. Raabe

„Komentar kami: hasil penyelidikan intern NATO selama ini hanya mengatakan, ada kemungkinan besar warga sipil juga tewas atau luka-luka. Pasukan khusus ISAF sudah memerintahkan sebuah penyelidikan resmi yang menyeluruh. Ini lah yang akan kami lakukan sekarang. Kami menunggu laporan akhirnya. Saya juga sudah mengindikasikan, bahwa akan ada seorang perwira Jerman yang juga duduk di komisi penyelidikan tersebut.“

Tetapi laporan akhir ini juga bisa memberikan hasil yang tidak menyenangkan bagi Jerman. Kemungkinan Kolonel Georg Klein tidak berwenang untuk meminta bantuan agkatan udara AS „Close Air Support“, karena tidak ada tentara Jerman yang terlibat dalam pertempuran darat. Ini merupakan persyaratan untuk permintaan bantuan dari angkatan udara, demikan pakar Afghanistan Winfried Nachtwei. Namun politikus dari Partai Hijau ini tidak mau memberikan vonis terlalu dini bagi Kolonel Klein.

„Tetapi tetap ada satu pertanyaan sangat penting yang masih terbuka: apakah keadaannya benar-benar berbahaya bagi Bundeswehr?“

Diduga komandan Jerman ini berspekulasi, bahwa Taliban akan menggunakan kedua truk tangki tersebut sebagai bom untuk menyerang Bundeswehr. Demikan digambarkan Kementrian Pertahanan Jerman. Namun sulit dibuktikan apakah Bundeswehr benar-benar terancam bahaya pada saat itu, apalagi karena kedua truk tangki itu terjebak di lumpur di sungai Kunduz. Menurut NATO, Bundeswehr seharusnya menunggu sampai fajar dan mengirim pasukan darat, daripada membom sekelompok orang yang berdiri di sekitar truk tangki tersebut pada tengah malam. Menurut Kementerian Pertahanan, orang-orang yang berdiri di sekitar truk-truk tersebut merupakan anggota Taliban. Tetapi ini juga masih harus diselidiki. Pakar Afghanistan Nachtwei terkejut dengan vonis yang cepat ini.

„Apakah bisa membedakan Taliban dan warga sipil dengan jelas? Sepengetahuan saya, itu susah sekali, dan penilaian dari udara sebenarnya tidak dapat diandalkan. Apalagi malam hari, tidak mungkin bisa dibedakan!“

Memang tragis, bahwa pasukan Jerman Bundeswehr sekarang dikritik habis-habisan, padahal biasanya dijuluki sebagai tukang bor sumur bersenjata karena tidak pernah melakukan serangan. Dan sekarang serangan dilakukan ketika Komandan ISAF yang baru Stanley McChrystal melarang serangan udara karena dapat menewaskan warga sipil.

Namun diskusi-diskusi yang berlangsung mempunyai sisi positif, demikian politikus Partai Hijau Nachtwei. Akhirnya NATO tidak menutup-nutupi adanya perbedaan pendapat mengenai strategi militer di Afghanistan yang sudah ada sejak lama.

Anggatira Rinaldi/Nina Werkhäuser
Editor: Asril Ridwan