1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sejarah

Surat-surat Ayah Adolf Hitler Ungkap Latar Belakang Keluarga

24 Februari 2021

Ayah Adolf Hitler seorang otodidak, tapi terlalu arogan dan menganggap mampu melakukan segalanya, tulis sejarawan Austria Roman Sandgruber dalam buku baru yang menyitir surat-surat Alois Hitler.

https://p.dw.com/p/3pkir
Makam orangtua Adolf Hitler, Alois dan Klara, di pekuburan Leonding, Austria, tahun 2002
Makam orangtua Adolf Hitler, Alois dan Klara, di pekuburan Leonding, Austria, tahun 2002. Batu makamnya sekarang sudah dipindahkan.Foto: picture-alliance/dpa

Hingga kini hanya sedikit yang diketahui tentang Alois Hitler, ayah Adolf Hitler. Sebuah buku baru yang terbit hari Senin (22/2) kini mengungkap lebih banyak tentang keluarga sang diktator Nazi Jerman itu.

Buku itu berbahasa Jerman "Hitlers Vater: Wie der Sohn zum Diktator wurde" (Ayah Hitler: Bagaimana Putranya Menjadi Seorang Diktator) yang ditulis oleh sejarawan Austria Roman Sandgruber. Dia berpendapat, Alois Hitler memainkan peran besar dalam perkembangan psikologi putranya. Buku ini diangkat dari bundelan 31 surat yang ditulis Alois Hitler yang dialamatkan kepada Josef Radlegger, setelah Alois membeli pertaniannya di Hafeld, Austria.

Alois Hitler adalah seorang pegawai bea cukai Austria. Karena pekerjaannya dia harus berpindah-pindah tempat tinggal sampai 18 kali. Dia seorang otodidak yang punya cita-cita jadi petani teladan, sekalipun dia praktis tidak memiliki pengalaman bertani.

Alois Hitler dalam suratnya menulis, dia sejak dulu " ingin menjadi petani terpelajar yang lebih baik dari yang lain," tulis Roman Sandgruber, dan menggambarkan sosok ayah Hitler itu sebagai orang yang " sombong dan terlalu melebih-lebihkan dirinya sendiri".

Ayah Adolf Hitler, Alois Hitler, seorang petugas pajak Austria
Ayah Adolf Hitler, Alois Hitler, seorang petugas pajak AustriaFoto: The Print Collector/Heritage Images/picture alliance

Adolf Hitler meniru tulisan tangan ayahnya

Adolf Hitler lahir di Braunau am Inn, Austria, pada tahun 1889 dari pasangan Alois dan istri ketiganya yang jauh lebih muda, Klara Pötzl . Keluarga itu pernah tinggal di sebuah properti milik warga Yahudi di Urfahr, dekat kota sungai Donau di Linz.

Roman Sandgruber menerangkan, tulisan tangan ayah Adolf Hitler bergaya tulisan lama yang disebut Kurrentschrift, dengan banyak sudut tajam dan perubahan arah.

Bundelan surat-surat itu juga mengungkapkan bahwa ibu Hitler, Klara, tahun 1907 hampir meninggal dan dirawat oleh seorang dokter Yahudi, yang belakangan melarikan diri ke Amerika Serikat setelah Nazi menguasai Jerman dan Austria.

Anti-semit sejak muda

Hitler sudah menjadi anti-Semit di masa mudanya, Sandgruber menyimpulkan, dan membantah banyak klaim yang menyebutkan bahwa kebencian Hitler terhadap Yahudi terbentuk setelah dia pindah ke Wina. Sebagai seorang pemuda, Hitler pindah ke Wina sekitar tahun 1908 dan bercita-cita menjadi seorang seniman, meskipun dia ditolak masuk sekolah seni.

Di kemudian hari, Adolf Hitler muncul sebagai pemimpin partai Nazi Jerman, naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933 dan melancarkan Perang Dunia Kedua dan memicu pembunuhan massal warga Yahudi dan kelompok minoritas lain.

Karya Sandgruber mengulas tentang korespondensi ayah Hitler yang sebelumnya tidak pernah diterbitkan. Bundelan surat-surat itu didapat Roman Sandgruber dari seorang keturunan Adolf Hitler lima tahun lalu.

Sekarang, lebih dari 75 tahun setelah Perang Dunia Kedua, Jerman sendiri masih berurusan dengan peninggalan pemerintahan Nazi Hitler. Dalam teks Undang-undang Jerman masih ada 29 teks hukum dan peraturan yang mengacu pada kata-kata dan istilah yang diperkenalkan ketika Hitler berkuasa, misalnya kata "ras".

Para pengkritik sejak lama menuntut penghapusan kata "ras" dari Pasal 3 Konstitusi Jerman, Grundgesetz. Tahun lalu, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan dirinya terbuka untuk perubahan konstitusi semacam itu.

hp/gtp (dpa, afp)