1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kumpulan cerita "Bukan Perawan Maria" oleh Feby Indirani

Hendra Pasuhuk
22 Juli 2017

Kumpulan cerita "Bukan Perawan Maria" adalah karya terbaru Feby Indirani, berisi 19 cerita yang ditulis dengan bahasa ceria, kadang kocak, namun mengisahkan hal-hal yang di Indonesia sekarang jadi sensitif.

https://p.dw.com/p/2gxcP
Indonesien Buch- und Kunstaustellung in Jakarta: Bukan Perawan Maria (Nicht Jungfrau Maria)
Foto: DW/F. Indirani

Kumpulan cerita yang diterbitkan oleh penerbit Pabrikultur ini memang punya program dan misi tersendiri, yaitu menjadi bagian dari "gerakan" relaksasi beragama dengan motto "relax, it's just religion". Untuk ukuran situasi dan kondisi Indonesia saat ini, motto itu terasa sangat berani dan revolusioner. Karena baru saja seorang pejabat Gubernur yang sangat populer dijebloskan ke penjara, hanya karena menyebut sebuah ayat dalam sebuah kitab suci. Penyebutan ayat, bisa menggiring Anda ke penjara. Mungkin bukan karena kesewenangan aparat keamanan atau otoritas pemerintahan, melainkan berdasarkan putusan hakim di pengadilan.

Indonesien Buch- und Kunstaustellung in Jakarta: Bukan Perawan Maria (Nicht Jungfrau Maria)
Acara pembukaan pameran bersama Inayah Wahid (kiri), Feby Indirani (tengah) dan budayawan Goenawan Mohamad (kanan)Foto: DW/F. Indirani

Maka benarlah anggapan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi "keracunan" agama. Karena kegandrungan menyandang ikon-ikon keagamaan serta melakukan kegiatan ibadah, yang kemudian disebar luas lewat media mainstream dan media sosial, ternyata tidak membawa perubahan tingkah laku para pelakunya. Jadinya ramailah udara pemikiran bumi Nusantara dengan perang ayat, perang interpretasi, perang demonstrasi kemampuan berbahasa Arab. Ayat kitab suci pun bisa menjadi alat pembenaran untuk aksi pencurian uang rakyat lewat korupsi, atau malah jadi kata-kata sandi dalam transaksi korupsi.

Indonesien Buch- und Kunstaustellung in Jakarta: Bukan Perawan Maria (Nicht Jungfrau Maria)
Pameran karya seni menanggapi buku "Bukan Perawan Maria" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Juli 2017Foto: DW/F. Indirani

Dalam kondisi itu, Feby meluncurkan "Bukan Perawan Maria" yang diharapkan penerbitnya dapat membantu dunia dan media melakukan "detoksifikasi", pembersihan racun, hal yang sering dilakukan kalau seseorang keracunan, atau ingin menurunkan berat badan, atau meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh.

"Sembilan belas cerita dalam buku ini adalah tawaran untuk lebih santai, semacam relaksasi", tulis Pabrikultur. Cerita tentang Iblis yang ingin pensiun dini, malaikat yang lelah dengan kebebalan manusia dan minta jatah cuti, seekor babi yang ingin masuk Islam. Feby menyuguhkan suatu dunia yang penuh absurditas namun terasa sangat wajar, ketika dunia nyata di sekitar kita justru dipenuhi oleh absurditas-absurditas yang lebih tidak masuk akal.

Tapi "Bukan Perawan Maria" bukan hanya satu judul buku, melainkan juga sebuah pameran sekaligus festival mini. 19 karya dari tujuh seniman menanggapi 19 cerita dalam buku ditampilkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dari 15 sampai 25 Juli 2017. Pembukaan pameran berlangsung haru Sabtu, 15 Juli, didahului dengan sesi diskusi yang menghadirkan antara lain pekerja seni Inayah Wahid dan sutradara Salman Aristo. Ada juga acara Pelatihan Relaksasi Beragama bersama psikolog Ferlita Sari.

Schriftstellerin Feby Indirani
Feby Indirani sudah menerbitkan buku-buku fiksi maupun non fiksi dan 2010 menjadi pilihan pembaca Goodreads Indonesia dengan buku I Can (Not) HearFoto: Privat

Hari Sabtu, 22 Juli 2017 acara dilanjutkan dengan diskusi buku-buku Islam bersama Akhmad Sahal dan Maulida Sri Handayani (editor Tirto.id) dan pembacaan cerpen dan puisi oleh Vonny Anggraini dan Feby Indirani. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dijadwalkan memberi kata sambutan.

Feby Indirani pernah bekerja sebagai jurnalis di sejumlah media seperti Tempo dan Kompas TV. Dia sudah menerbitkan sejumlah buku fiksi dan nonfiksi, antara lain : Simfoni Bulan (MediaKita, 2006), Ahmadiyah: Keyakinan yang Digugat (bersama tim Pusat Data Analisa Tempo, 2005), Alien Itu Memilihku (Gramedia Pustaka Utama, 2014); I Can (Not) Hear (Gagas Media, 2008). Buku yang disebut terakhir memenangi Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dari Goodreads Indonesia, untuk kategori nonfiksi.

Indonesien Buch- und Kunstaustellung in Jakarta: Bukan Perawan Maria (Nicht Jungfrau Maria)
"Bukan Perawan Maria" berisi 19 cerita, karena 19 adalah angka simbolis penting dalam agama Islam, kata Feby IndiraniFoto: DW/F. Indirani

Lalu mengapa jumlah ceritanya 19? Bukan kebetulan, kata Feby. Memang dimaksudkan 19 cerita, karena angka itu dianggap punya nilai simbolis dalam agama Islam.

Buku "Bukan Perawan Maria" dan gerakan Relaksasi Beragama (Relax, It's Just Religion) ingin mengajak orang berpikiran terbuka, mampu menertawakan diri sendiri dan bisa menerima orang lain yang memiliki tafsir agama yang berbeda. Kumpulan cerita ini didistribusikan sendiri oleh penulis dan penerbitnya dan saat ini tidak dijual di jaringan toko buku besar di Indonesia.