1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

“Breivik Derita Gangguan Jiwa”

22 Juni 2012

Kejaksaan meminta agar Breivik dirawat di klinik kejiwaan. Jumat (22/06), proses pengadilan terhadap pembunuh massal ini akan berakhir. Namun keputusan belum akan dikeluarkan.

https://p.dw.com/p/15JRb
Foto: Reuters

Apakah Anders Behring Breivik benar-benar gila saat melakukan tindakannya? Apakah ia menderita skizofrenia atau paranoid? Atau apakah ia seorang pria brutal yang bertindak berdasarkan keyakinannya dalam “perang” melawan Islam? Pihak kejaksaan Oslo menarik kesimpulan dari proses selama 10 minggu bahwa pria berusia 33 tahun ini secara mental tidak sehat. Kejaksaan menuntut penahan bagi Breivik di sebuah klinik kejiwaan tertutup. Alasannya adalah, saat melakukan tindakannya, Breivik tidak berada dalam kondisi kejiwaan yang sehat.

Hari Jumat (22/06), proses pengadilan terhadap Breivik berakhir, dengan memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk menyampaikan pernyataan akhir. Setelah pengacara membacakan pembelaan, kelima hakim yang memimpin persidangan memiliki waktu sedikitnya satu bulan untuk memutuskan mengenai kondisi kejiwaan Breivik, sebelum mereka menyampaikan keputusan pengadilan pada bulan Juli atau Agustus.

Breivik Menganggap Dirinya Sehat

Selama proses persidangan, beberapa kali Breivik menekankan bahwa ia melakukan aksinya dengan penuh kesadaran. Ia mengaku dirinya sebagai Pejuang Salib yang tengah memerangi Islamisasi. Breivik juga mengakui aksi pembunuhan yang dilakukannya. Namun ia juga menolak bahwa dirinya bersalah secara hukum. Menurutnya, tindakannya adalah untuk melindungi Norwegia dari Islamisasi.

Jika pengadilan menerima argumen Breivik dan menyatakan bahwa aksinya merupakan tindakan kriminal, Breivik terancam hukuman maksimum 21 tahun penjara. Penahan terhadapnya dapat diperpanjang jika ia dianggap dapat membahayakan masyarakat,

Pada bulan Juli lalu, di kawasan pemerintahan di Oslo, Breivik melancarkan serangan bom yang menewaskan delapan orang. Di Pulau Utoya, Breivik membantai 69 remaja yang tengah mengikuti acara perkemahan musim panas.

yf (dpa/rtr/afp/dapd)