1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190510 BP Fischer

20 Mei 2010

Upaya penanganan pencemaran Teluk Meksiko terus dilakukan. Para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari perairan yang tercemar juga berjuang untuk kelangsungan hidup mereka.

https://p.dw.com/p/NSTq
Kapal milik Jesse Morris yang terpaksa berubah fungsinyaFoto: DW

Hamburger itu terlalu besar bagi Aaron. Bocah lelaki berusia tiga tahun itu beranjak ke pintu rumah kayu tempat ia tinggal, melewati alang-alang, menuju tepi sungai Mississippi yang bermuara di Teluk Meksiko, tak jauh dari sini. Seperti biasanya, Aaron membuang sisa makanannya ke sungai. Dalam hitungan detik muncul buaya yang langsung menyantap apa yang dilempar bocah itu ke arahnya. Aaron memperhatikan sejenak lalu beralih permainan lain, seekor kepiting hidup, hasil tangkapan ayahnya. Sejak 50 tahun lalu, pasangan Jesse dan Gloria Morris menangkap ikan di perairan pesisir negara bagian Louisiana.

"Istri saya dan saya mengoperasikan sendiri kapal ini. Dulu malah saya mengerjakannya sendirian. Saya bangun pukul empat atau lima pagi dan pergi mencari ikan. Setiap hari, kecuali Minggu karena hari itu saya pergi ke gereja," papar Jesse Morris.

Mississippi Delta
Jesse MorrisFoto: DW

Bencana alam beberapa kali merampas semua yang hasil kerja keras nelayan 65 tahun itu. Terakhir kalinya lima tahun lalu, ketika badai Katrina menyapu desa Venice yang mereka tinggali. Morris tak memperoleh bantuan apapun dari negara. "Saya kehilangan rumah dan semua harta benda tapi tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah saat Katrina."

Sejak kebocoran minyak di Teluk Meksiko mengancam daerah pesisir dengan pencemaran, Washington melarang penangkapan ikan di kawasan sekitarnya. Pasangan Morris dan ratusan ribu nelayan lainnya, tidak boleh melaut. Tapi kebutuhan hidup sehari-hari tetap harus dicukupi. Gloria Morris berharap, sekali ini Washington akan membantu para nelayan secara finansial. Apalagi bulan Mei adalah musim ikan saat para nelayan biasanya menangguk rejeki.

Perusahaan minyak Inggris BP mengirim beberapa karyawan ke desa Venice. Mereka ingin menyewa kapal kecil keluarga Morris. Kapal itu akan digunakan untuk mengatasi bencana minyak. BP ingin memanfaatkan pengetahuan warga setempat untuk menghadapi ancaman pencemaran lingkungan, kata Michael Abendhoff dari BP.

Jesse Morris menyambut tawaran BP dimana pemasangan kamera televisi di kapal termasuk bagian dari perjanjian. Sebelumnya, Jesse Morris harus melepaskan jala dari kapal. Istrinya, Gloria, mengamati dengan sedih. "Saya lebih suka menangkap udang daripada melakukan apa yang dikerjakan suami saya. BP melakukan ini hanya agar kamera merekam kapal-kapal nelayan dan mereka bisa bilang 'bagaimanapun juga, kapal-kapal itu melaut dan para pria itu bekerja. BP melakukan ini agar terlihat baik," tuturnya.

Tanpa jala yang biasanya menjulang tinggi di sisi kiri dan kanan seperti sayap, kapal itu seperti telanjang. Saat penyerahan kapal kepada pihak BP di tepi sungai, Jesse Morris tampak ramah tapi tetap tak banyak bicara. Ia tidak terbiasa menghadapi lensa kamera dan kilatan lampu blitz yang diarahkan padanya. Dan entah kapan, Morris juga para nelayan di pesisir Teluk Meksiko mendapat kepastian kapan mereka bisa kembali melaut.

Miodrag Soric/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid