1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bombay Diguncang 7 Bom

11 Juli 2006

Rentetan 7 ledakan bom kereta api di Bombay, India, sudah mencatat lebih dari 140 orang tewas dan ratusan lain luka.

https://p.dw.com/p/CJcM
Foto: AP

Rangkaian ledakan itu terjadi di stasiun-stasiun yang sibuk serta kereta ulang-alik yang penuh sesak oleh penumpang di Matunga, Khar, Mahim, Jogeshwari, Borivali dan Bhayendar dan sekitar pusat kota Bombai. Anjali Sinha, adalah seorang yang beruntung. Saksi mata ini batal naik kereta yang jadi sasaran bom, padahal sudah sempat naik.

"Kereta itu saat tiba di stasiun, sudah penuh sesak. Saya mencoba naik, tapi badan saya setengahnya bergelantung di luar pintu kereta. Jadi saya turun saja karena tidak mungkin lagi masuk kereta yang begitu berjubel. Jadi saya turun lagi, kereta pun melaju. Tapi tak lama kemudian, ketika kereta meledak. Suaranya keras sekali. Lalu muncul asap, dan api berkobar. Semua orang terperanjat. Kejadian itu benar-benar mengerikan. Dan saya hampir.saja berada dalam kereta itu. Saya mujur tak jadi naik karena penumpang terlalu berjubel"

Pejabat India memastikan, ke seluruh ledakan itu dirancang oleh satu kelompok yang sama. Mengingat selang waktu ledakan satu sama lain sekitar 10 menit.

Anail Sharma, pejabat keamanan perkereta apian India bagian barat mengatakan:

"Semua ledakan itu terjadi berantai dalam selang waktu sekitar 10 menit. Ini menunjukan adanya perencanaan yang matang."

Kepala Polisi Bombai, AN Roy menyebutkan, penyelidikan atas kejadian ini sudah langsung dilakukan. Namun di sisi lain, prioritas polisi adalah mengendalikan situasi, menyelamatkan korban, dan menenangkan rakyat.

Katanya: "Yang paling penting sekarang, orang yang luka bisa diangkut secepatnya ke rumah-rumah sakit. Korban tewas ditangani jenazahnya. Lalu memperketat keamanan dan menenangkan warga kota, menjamin agar orang-orang bisa pulang dengan selamat, dan mencegah terjadinya ledakan lain. Kami menyerukan masyarakat untuk tetap tenang, sementara kami berusaha menyelidiki ledakan di jalur kereta api bagian barat itu."

Pelayanan jalur barat kereta api India sejauh ini masih lumpuh. Kendati aparat berusaha menjaga agar kehidupan sehari-hari bisa berjalan normal. Menteri Dalam Negeri Shivraj Patil mengatakan:

"Warga Bombay sudah menghadapi trauma sejenis lebih dari satu dekade yang lalu. Saya yakin warga kota ini memiliki tekad dan keteguhan menghadapi situasi ini, tetap menjalankan kehidupan normal sehari-hari, dan tidak tunduk terhadap ancaman teror. Kami akan berjuang mengalahkan rencana iblis kaum teroris dan tidak akan membiarkan mereka berhasil. Saya serukan rakyat untuk tetap tenang, tidak percaya rumor, dan menjalankan aktivitas secara normal. Pemerintah akan mengambil segala tindakan yang bisa dilakukan untuk menjaga ketertiban dan ketenangan, dan mengalahkan kekuatan terorisme"

Kota Bombay alias Mumbai yang merupakan pusat industri film Bolywood itu memang pernah pula diguncang serangkaian ledakan bom tahun 1993. Saat itu korban tewas mencapai 250 orang, sementara yang luka lebih dari 1.000 orang.

Kelompok teroris Islam radikal dituding berada di balik serangan-serangan maut itu. Terutama kelompok berbasis di Pakistan, yang aktif dalam gerakan teror untuk melepaskan wilayah Jammu-Kashmir yang dihuni mayoritas Muslim, dari India.

Seorang ahli urusan teror India, Brahma Chelaney mengatakan: Penyelidikan atas pemboman itu sudah dimulai, dan saya tidak akan terkejut jika hasilnya nanti menunjukan adanya kaitan dengan kelompok yang berbasis di Pakistan.

Menurutnya, pemboman itu dilancarkan untuk menyabot ekonomi India yang tengah berkembang pesat. "Satu-satunya tujuan pemboman ini tampaknya adalah lagi-lagi menggarisbawahi kenyataan, bahwa kendati secara ekonomi melesat cepat, India tetap negara yang tercabik-cabik, negara yang tidak aman bagi para penanam modal. Pendek kata, menakut-nakuti modal asing agar meninggalkan India."