1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Indonesia Larang Boeing 737-8 MAX Terbang Sementara

11 Maret 2019

Pasca jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, Indonesia bergegas melakukan inspeksi. Semua pesawat jenis Boeing 737-8 MAX untuk sementara dilarang terbang . Maskapai yang mengoperasikan pesawat ini Garuda dan Lion Air.

https://p.dw.com/p/3EnQn
Indonesische Luftlinie Lion Air, Boeing 737
Foto: picture-alliance/dpa/Z.Kaixin

Mulai Selasa (12/03), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud) berencana menginspeksi pesawat terbang Boeing 737-8 MAX di Indonesia menyusul kecelakaan naas pesawat berjenis sama di Addis Ababa, Minggu (10/03). Hingga pemeriksaan dinyatakan selesai oleh inspektur penerbangan,  pemerintah memutuskan untuk sementara waktu melarang terbang semua pesawat berjenis Boeing 737-8 MAX.

"Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Ditjen Hubud adalah melakukan inspeksi dengan cara larang terbang sementara (temporary grounded), untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut laik terbang (airworthy) dan langkah  tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan,” demikian keterangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti yang diterima DW Indonesia, Senin (11/3).

Saat ini maskapai yang mengoperasikan penerbangan jenis Boeing tersebut adalah PT Garuda Indonesia sebanyak satu unit, dan PT Lion Air sebanyak 10 unit. Pasca kecelakaan JT610 pada 30 Oktober 2018 silam, pengawasan terhadap maspakai tersebut sebenarnya sudah dilakukan.

Tak hanya Indonesia, pemerintah Ethiopia dan Cina juga langsung memerintahkan semua maskapainya agar menghentikan semua penerbangan pesawat buatan Boeing tersebut.  Ethiopian Airlines memiliki lima pesawat berjenis Boeing 737-8 MAX dan menanti lebih dari 25 pesawat baru jenis yang sama.

Apa yang dilakukan Boeing?

Kepada Indonesia melalui Ditjen Hubud, perusahaan Boeing memberikan pernyataan bahwa pihak manufaktur akan memberikan keterangan terkini terkait hasil investigasi kecelakaan Ethiopian Airlines. Indonesia melalui KNKT juga menawarkan diri untuk membantu proses investigasi jika dibutuhkan. 

Perusahaan penerbangan berbasis di Chicago tersebut tidak berencana untuk menerbitkan petunjuk terbaru kepada konsumennya, namun memprioritaskan untuk mencari tahu penyebab kecelakaan dengan mengirimkan timnya  ke lokasi untuk membantu investigator Etiopia dan Amerika Serikat. 

"Keamanan adalah prioritas nomor satu dan kami akan mengambil semua langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek kecelakaan ini, bekerja sama dengan tim investigasi dan semua otoritas pengatur yang terlibat, " kata perusahaan Boeing dalam sebuah pernyataan.

Pasca kecelakaan Lion Air JT610, pesawat berbadan sempit teranyar milik Boeing tersebut ditengarai memiliki program otomatis yang bermasalah. Boeing disebut merahasiakan keberadaan fitur anti-stall atau fitur yang secara otomatis membuat pesawat menukik.

Sejauh ini, Federal Aviation Administration (FAA) telah menerbitkan petunjuk kelaikan udara pesawat Boeing 737-8 MAX yang harus diadopsi seluruh maskapai. Petunjuk tersebut telah diterapkan Ditjen Hubud kepada seluruh operator penerbangan Indonesia, sebagai bentuk jaminan bahwa pesawat Boeing 737-8 MAX yang beroperasi di Indonesia laik terbang.

ts/hp (AP, Ditjen Hubud)