1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Blogger Berjuang Loncati Tembok Sensor Pers Iran

17 Juni 2009

Sementara para demonstran turun ke jalan memprotes hasil pemilihan presiden Iran, di dunia maya para bloggerpun turut beraksi mendukung mereka.

https://p.dw.com/p/IO5r
Foto simbol sensor di internetFoto: DW

Kedengarannya agak sinis, ketika Mohammad Ali Abtahi Selasa (16/06) memberitakan penangkapan dirinya dalam blog pribadinya. Abtahi bukan orang sembarangan di Iran. Ia adalah mantan wakil presiden, yang lewat situs internetnya mendukung kampanye kandidat pro-reformasi Mehdi Karubi.

Tindakan Abathi ini juga dapat menjadi semacam gebrakan awal bagi sekitar 60.000 blogger yang aktif di Iran. Mereka ini setiap harinya melaporkan aksi demonstrasi di jalanan lewat buku harian digitalnya, melalui jaringan sosial virtual seperti facebook atau juga lewat layanan berita online singkat Twitter.

Bagi para blogger di Iran, di hari-hari belakangan ini keberanian menjadi hal yang sangat penting. Karena hingga kini sedikitnya 48 blogger pendukung oposisi sudah ditangkap polisi. Juga, betapa pentingnya dukungan dari luar diungkapkan pakar Iran dari Universitas Marburg, Udo Steinbach: “Mereka memperoleh gagasannya dari luar dan mendapat dukungan dari luar Iran. Penggunaan jalur internet di Iran termasuk yang paling tinggi di dunia. Mereka mendapat impuls dari luar, berkomunikasi dengan warga Iran di seluruh dunia, yang mendukung gerakan ini.“

Lewat forum Twitter, “Change for Iran“ mereka mendiskusikan, apakah perlu ikut aksi demonstrasi? Lewat jaringan sosial online Facebook, mereka bergabung di situs “Where is my Vote“. Pakar Iran dari Universitas Marburg, Udo Steinbach menilai dunia virtual memiliki dampak nyata di Iran.“Saya yakin, hal ini membentuk motivasi dan dorongan untuk melanjutkan aksinya, untuk turun ke jalanan melakukan protes. Mereka tahu, tidak lagi sendirian tapi terhimpun dalam jaringan. Juga pernyataan presiden Amerika kemarin, hati-hati tapi mendukung, semua itu tentu menimbulkan dampak.“

Tapi di hari-hari belakangan ini, aktivitas para blogger di Iran juga semakin sulit. Akhir pekan lalu domain Twitter, You Tube dan Facebook di Iran tidak aktif selama berjam-jam. Juga jaringan telefon seluler sering ngadat. Kecepatan transfer internet di kawasan pemukiman perkotaan kini juga merosot drastis. Karena itu para blogger melakukan up-load berita dan gambar lewat jaringan internet di kantornya.

Memang kebebasan pers di Iran tidak dapat digantikan oleh aktivitas para blogger ini. Walaupun begitu, maraknya aktivitas para blogger paling tidak dapat merebut kembali sebagian kecil kebebasan pers.

Richard Fuchs/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid