1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Suka Duka Menjadi Ibu Baru di Jerman

Claudia Ronshausen
27 November 2020

Dokter dan bidan tak bosan-bosannya membimbing saya, seorang ibu baru yang belum tahu apa-apa soal merawat anak. Saya menyesuaikan diri dengan cara perawatan bayi yang lazim di Jerman. Oleh Claudia Ronshausen.

https://p.dw.com/p/3lr7o
Claudia Ronshausen
Claudia RonshausenFoto: Claudia Ronshausen

Menjadi ibu baru bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi bagi kita yang melahirkan jauh dari tanah air, di negara asing dengan segala tradisi dan kebiasaan yang berbeda dengan yang kita kenal. Akan tetapi, Jerman adalah salah satu negara terbaik yang sangat mendukung para orangtua baru dalam merawat anak-anak mereka.

Dengan bayi pertama di  rumah sakit | Leben in Deutschland | Im Krankenhaus
Dengan bayi pertama di rumah sakitFoto: Claudia Ronshausen

Sejak di rumah sakit, saya sudah merasakan dukungan ini – para dokter, bidan dan konsultan laktasi tak bosan-bosannya membimbing saya yang belum tahu apa-apa soal merawat anak. Saya melalui proses melahirkan yang cukup traumatis, dan seorang psikolog disediakan untuk bicara dengan saya. Para bidan juga dengan sabar mengajari suami, yang selama saya di rumah sakit adalah pengasuh utama anak kami. Saat saya mengalami kesulitan memproduksi ASI, konsultan laktasi saya terus menyemangati dan dia bersorak saat saya akhirnya berhasil. Kami sebenarnya juga punya pilihan untuk menyewa jasa Hebamme – semacam bidan yang datang ke rumah untuk membantu kami selama masa nifas – tetapi suami dan saya tidak mengambil pilihan ini.

Merawat Bayi di Jerman

Jauh dari sanak saudara membuat saya lebih mudah menyesuaikan diri dengan tata cara perawatan bayi yang lazim di sini. Contohnya, di sini bayi tidak dijemur; mereka diberi tablet vitamin D setiap hari hingga usia 2 tahun. Bayi tidak dibedong, apalagi diberi minyak telon. Mereka juga tidak dianjurkan untuk menggunakan bantal atau selimut. Yang kami gunakan adalah Schlafsack atau semacam kantong tidur yang dikenakan pada bayi. Hanya satu hal yang lazim digunakan di sini yang tidak kami gunakan: empeng. Hampir semua bayi di sini menggunakan empeng, bahkan di rumah sakit pun mereka menyediakan empeng sekali pakai. Suami dan saya sudah sepakat dari awal untuk tidak memberikan empeng kepada bayi kami.

Sebagai ibu baru, saya terlepas dari pantangan-pantangan yang dikenal di tradisi keluarga besar saya seperti dilarang keluar rumah dan mencuci rambut selama sebulan setelah melahirkan, atau harus makan ayam arak. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang mengikuti semua aturan tradisi dengan tekun, saya pribadi merasa bersyukur sekali saat bisa mencuci rambut sepulang dari rumah sakit. Sebenarnya di rumah sakit juga kami sudah didorong untuk beraktivitas seperti biasa termasuk mencuci rambut, tetapi saya lebih memilih menunggu untuk melakukannya di kenyamanan kamar mandi saya sendiri.

Pentingnya Keluarga

Salah satu hal yang membuat saya paling bersyukur telah melahirkan di Jerman adalah bukan hanya ibu yang mendapatkan cuti melahirkan di sini, tetapi ayah pun berhak mendapatkan cuti yang dinamakan Elternzeit. Suami saya mengambil cuti selama sebulan setelah kelahiran anak kami dan kami benar-benar berjuang menyesuaikan diri dengan peran baru kami sebagai orangtua selama sebulan itu. Saya tidak dapat membayangkan jika harus melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan suami karena jujur saja bulan pertama itu terasa benar-benar sulit. Segala keputusan membuat saya ragu dan takut, ditambah kurang tidur, payudara sakit karena masih belajar menyusui, dan kondisi badan masih dalam proses pemulihan pasca melahirkan.

Selain Elternzeit, kami juga menerima Elterngeld atau semacam tunjangan orangtua dari pemerintah hingga anak kami berusia 1 tahun. Hal-hal ini membuat saya merasa bahwa Jerman benar-benar mendukung unit keluarga. Saya ingat dulu pernah mempelajari di sekolah bahwa keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Untuk membentuk masyarakat yang kuat, bukankah keluarga adalah titik awal penting? Saya rasa sikap pemerintah Jerman yang mendukung kedua orangtua agar bisa punya waktu dan kesempatan untuk mengasuh anak di masa awal kehidupan mereka adalah salah satu kunci kemajuan masyarakat mereka.

Kegiatan untuk Keluarga

Setelah bayi kami mulai besar, saya mulai terbiasa menjadi ibu, dan suami bekerja lagi seperti biasa,  saya mulai mencari kegiatan yang bisa saya lakukan bersama anak. Dan, untuk hal ini pun Jerman adalah negara yang sangat kondusif. Yang paling mudah, di mana-mana ada taman umum dan taman bermain. Ini sangat saya anjurkan bagi para ibu baru agar tidak merasa terperangkap di rumah. Berkegiatan di luar juga banyak manfaatnya bagi anak-anak, mereka bisa belajar banyak hal tentang lingkungan sekitar selain tetap sehat karena aktif bergerak. Pada umumnya fasilitas umum di sini bersih dan terawat, selain karena mentalitas warga yang cukup sadar diri menjaga kebersihan, pihak pemerintah lokal pun cukup rajin merawatnya. Saya tak jarang melihat petugas yang bersih-bersih atau memangkas rumput saat sedang bermain atau jalan-jalan di taman.

Claudia Ronshausen | Tempat bermain anak-anak
Tempat bermain anak-anakFoto: Claudia Ronshausen

Membaca penting bagi ibu baru

Hal lain yang saya anjurkan adalah perpustakaan. Membaca sangat penting bagi saya dan saya selalu membacakan cerita bagi anak saya bahkan sebelum dia memahami apa yang saya ceritakan. Setiap kota biasanya mempunyai perpustakaan sendiri dan mereka punya koleksi buku anak yang cukup baik. Ada perpustakaan yang memungut biaya keanggotaan per tahun, namun ada juga yang keanggotaannya gratis. Untuk sekadar berkunjung dan membaca di tempat, kita tidak perlu menjadi anggota, kita hanya perlu kartu anggota untuk meminjam dibawa pulang. Akhirnya siapa pun pasti akan tergoda untuk membawa pulang sesuatu karena tersedia macam-macam buku, DVD film, CD musik hingga permainan untuk dipinjam.

Claudia Ronshausen | Perpustakaan kota Dreieich-Sprendlingen di negara bagian Hessen
Perpustakaan kota Dreieich-Sprendlingen di negara bagian HessenFoto: Claudia Ronshausen

Lalu, sekondusif apakah Jerman pada umumnya bagi ibu yang repot membawa anak kecil? Sebagian besar pertokoan menyediakan tempat parkir khusus yang biasanya lebih lebar agar kita lebih mudah memasukkan ataumengeluarkan anak dari mobil, dan letaknya dekat dengan pintu masuk. Hampir semua tempat umum menyediakan ruang untuk mengganti popok dan lift atau lereng landai untuk yang membawa kereta dorong. Angkutan umum seperti bus dan kereta pun biasanya punya tempat khusus untuk kereta dorong.

Hal lain yang tak kalah penting bagi orangtua baru adalah kesempatan untuk bersosialisasi dengan sesama orangtua baru lainnya yang tentunya akan lebih bisa diajak tukar pikiran karena mereka menjalani hal yang sama seperti kita. Untuk hal ini pun pemerintah Jerman sudah memikirkannya. Tiap kota biasanya mengadakan pertemuan mingguan untuk para orangtua baru. Di kota saya, pertemuan ini dinamakan Babytreff (untuk bayi 0-8 bulan) yang dipandu seorang pemimpin kegiatan, dan Krabbeltreff (untuk anak di atas 9 bulan) yang lebih seperti kumpul-kumpul santai. Makanan dan minuman disediakan, juga beragam mainan dan buku untuk anak-anak. Saya bersyukur sekali karena dari pertemuan ini saya menemukan teman- teman yang bisa diajak tukar pikiran tentang mengasuh anak. Kadang kami membuat janji sendiri untuk jalan-jalan ke taman bermain atau kebun binatang bersama-sama. Karena anak saya belum bersekolah, ini juga kesempatan baik bagi dia untuk bersosialisasi dengan anak-anak sebayanya.

Claudia Ronshausen | Mainan anak-anak
Mainan anak-anakFoto: Claudia Ronshausen

Dengan mengenal orangtua lain di area sekitar, saya jadi bisa mengetahui kegiatan-kegiatan lokal yang bisa diikuti. Misalnya, di sini sering digelar Flohmarkt, di mana kita bisa menjual barang-barang bayi yang sudah tidak terpakai. Lalu, biasanya pada hari-hari tertentu ada acara khas Jerman seperti misalnya tanggal 11 November adalah hari Santo Martin di mana biasanya ada acara parade lentera untuk anak-anak. Kami juga berkesempatan naik mobil pemadam kebakaran saat mereka mengadakan open house untuk anak-anak.

Saran terakhir saya, carilah informasi tentang kelas-kelas yang bisa diikuti di kota tempat tinggal Anda. Sejauh ini kami terdaftar dalam kelas musik, berenang dan senam, yang mana anak saya (dan saya juga, jujur saja) menyukai semuanya. Sekali lagi, ini adalah kesempatan bagus untuk mencari teman baru untuk anak kita dan kita sendiri, selain tentunya semua kegiatan itu bermanfaat untuk anak kita.

Jadi bagi Anda yang sedang siap-siap menyambut buah hati di Jerman, jauh dari tanah air, tidak usah khawatir, ya. Jerman adalah negara yang sangat kondusif untuk membesarkan anak-anak kita.

*Claudia Ronshausen adalah ibu rumah tangga di Rödermark, Hessen.

**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp)