1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Blackwater: Pasukan Bayangan Amerika Serikat

26 Februari 2008

Perusahaan Blackwater Worldwide didirikan jutawan ultra konservatif Erik Prince sepuluh tahun lalu. Sejak itu perusahaan keamanan tersebut menjadi aktor terpenting di bidangnya.

https://p.dw.com/p/DDOv
Ibu dan anak tewas di Bagdad akibat tembakan salah satu perusahaan keamanan swastaFoto: AP
Delapan orang jaksa dan penyidik Biro Investigasi Federal (FBI)Amerika Serikat kini berada di Irak sehubungan dengan penyelidikan terhadap perusahaan AS, Blackwater Worldwide. Perusahaan keamanan ini terlibat dalam kasus penembakan di tahun 2007 yang menyebabkan 17 warga sipil Irak tewas. Sebuah buku oleh penulis America Serikat, Jeremy Scahill membeberkan ceritanya. Judul buku itu "Blackwater – Naiknya pasukan militer swasta terkuat di dunia“. Kepada media Scahill menceritakan hasil risetnya.

"Selain 150.000 tentara Amerika Serikat yang ada di Irak, pemerintah Bush memiliki pasukan bayangan berkekuatan 100.000 serdadu atau yang disebut sebagai 'kontraktor', diantara mereka ada puluhan ribu yang menyandang senjata berat tanpa harus bertanggung jawab kepada siapa-siapa. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Blackwater USA yang beroperasi di Irak.“ September 2007 di Bagdad, 17 warga sipil Irak tewas dan 24 lainnya cedera di lapangan Nissur ketika sejumlah warga Amerika Serikat bersenjata mulai menembaki orang-orang, yang mereka duga sebagai teroris. Para penyandang senjata itu ternyata termasuk anggota pengawal keamanan dari perusahaan Blackwater Worldwide. Kini setahun setelah peristiwa itu, tim penyidik dari Departemen Hukum AS untuk kedua kalinya berada di lokasi peristiwa untuk mewawancarai saksi-saksi dan mengumpulkan bukti. Kehadiran tim ini di Irak merupakan bagian dari penyidikan Kongres Amerika Serikat, yang berkutat dengan pertanyaan, apakah sebuah perusahaan yang bertindak sebagai kontraktor bisa beroperasi di Irak atau negara lainnya tanpa konsekunsi hukum. Blackwater didirikan oleh jutawan Erik Prince yang merupakan seorang pendukung Bush. Selain bertugas menjaga keamanan diplomat Amerika Serikat atau orang-orang lainnya, para pengawal Blackwater juga bertugas menjaga obyek, seperti pipa-pipa saluran minyak bumi. Untuk pekerjaannya mereka bisa menghasilkan 600 Dollar AS sehari. Tapi, untuk itu mereka harus menjamin suksesnya tugas, tanpa mempedulikan jumlah korban yang disebabkan oleh tindakannya. Peristiwa yang serupa dengan penembakan di Lapangan Nissur sudah berulang kali terjadi, seiring dengan fenomena menjamurnya perusahaan keamanan yang menawarkan jasanya secara internasional. Perusahaan-perusahaan ini secara hukum bergerak di zona abu-abu. Di Irak mereka tidak berada di bawah hukum Irak. Sementara di Amerika Serikat, mereka tidak berada dalam hirarki Departemen Dalam Negeri maupun Pentagon. Kongres Amerika Serikat sudah lama mengetahui hal ini, dan menuntut agar ada rangkaian tanggung jawab yang jelas. Juga karena kegiatan perusahaan seperti Blackwater tak dapat dikontrol dan pendanaannya tidak transparan. Namun sampai kini belum terpenuhi. Menurut penulis buku Blackwater Jeremy Scahill, sebagian uang yang dihasilkan Blackwater, akhirnya mengalir kembali ke kantong politisi pemerintah dan partai-partai yang berkuasa. Ini juga salah satu alasan mengapa Kongres Amerika Serikat menyelidiki masalah ini. (ek)