1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Deutschland Iran Sanktionen

29 September 2010

Makin banyak pengusaha Jerman yang memalingkan muka dari Iran. Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa sanksi yang diperlakukan oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran telah menunjukkan dampak yang besar.

https://p.dw.com/p/POua
Gambar simbol sanksi Uni Eropa terhadap IranFoto: DW

Sanksi PBB dan Amerika Serikat serta Uni Eropa menunjukkan efeknya. Awal Juli, Presiden AS Barack Obama memberlakukan undang-undang yang secara de facto memaksa perusahaan asing untuk memutuskan apakah ingin berbisnis dengan Iran atau AS. Ini bukan sanksi pertama AS terhadap Iran tapi jelas yang terkeras.

Sebanyak 20 perusahaan energi dan 16 bank Iran masuk dalam daftar Kementrian Keuangan. Gedung Putih menanti, dapatkah Presiden Iran mahmud Ahmadinejad dalam satu tahun dapat membuat bom nuklir. Amerika ingin menghalangi setiap hubungan bisnis yang berbau transfer know-how.

Dan sanksi yang beberapa tahun terakhir diperkeras, mulai berdampak. Menurut data Dinas Statistik Jerman, nilai ekspor pengusaha Jerman ke Iran tahun 2005 mencapai 4,4 miliar Euro. Empat tahun kemudian turun menjadi 3,7 miliar Euro. Cina mengambil untung dari situasi ini. Iran semakin banyak memesan truk pengangkut barang, bis atau mesin pabrik dari Cina.

Di Uni Eropa kini terdapat pengetatan kontrol ekspor, yang berarti biaya birokrasi sangat besar dan waktu yang hilang sangat banyak. Ditambah sebuah aturan baru, berdasarkan keputusan Dewan Eropa. Setiap transaksi keuangan bernilai 10.000 Euro harus dilaporkan, setiap transaksi di atas 40.000 Euro malah harus disetujui lebih dahulu. Dibandingkan pengusaha Eropa lainnya, pengusaha Jerman yang paling banyak terkena dampak peraturan ini. Karena sepertiga dari seluruh ekspor Eropa ke Iran, berasal dari Jerman.

Kalangan pengusaha kini mengkuatirkan kemunduran berikutnya dalam bisnis dengan Iran, terutama karena di Jerman, peraturan disusun dengan lebih politis dibanding kebanyakan negara Eropa lainnya.

Walaupun pasar Iran tidak besar, negara itu menarik sebagai mitra dagang. Di satu pihak Iran adalah negara muda yang istimewa. Di pihak lain, pengusaha Jerman secara tradisi punya peluang bagus, karena sejak jaman Shah, dunia usaha Iran sudah akrab dengan orang Jerman dan Perancis. Sebuah keuntungan persaingan dengan pengusaha Inggris dan Amerika yang akibat sanksi tidak akan membawa apa-apa lagi.

Perpisahan dengan Iran terutama pahit bagi pengusaha Jerman, karena walaupun ada sanksi, produk AS tetap masuk ke Iran. Tak ada yang mau mengatakannya secara resmi, tapi cukup banyak yang bisa didengar. Coca-Cola adalah contoh paling terkenal.

Menurut koran New York Times, dalam satu dekade terakhir, pemerintah AS memutus kontrak senilai 100 juta Dolar lebih dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Iran. Tampak sekali bahwa Amerika tidak selalu menaati sanksi-sanksi yang dijatuhkannya sendiri.

Jutta Wasserrab/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid