Biopik 'Diana' Menyapa Sinema Jerman

Biopik putri Inggris Lady Di, karya sutradara Jerman Oliver Hirschbiegel, menyapa sinema Jerman tanggal 9 Januari. Drama mendokumentasikan dua tahun terakhir kehidupan Diana sebelum kecelakaan mobil mematikan tahun 1997.

Film Kontroversial

Diana dikenal dekat dengan rakyat, berjiwa sosial dan dijuluki 'Ratu Hati' di Inggris. Sutradara Jerman Oliver Hirschbiegel mengadaptasi ceritanya, hampir 17 tahun setelah Putri Diana wafat. Menelurkan film ini termasuk langkah penuh risiko. Bagaimanapun, dongeng Lady Di masih menimbulkan emosi, terutama di Inggris, di mana film ini tidak diterima dengan baik oleh penonton dan kritikus.
Kisah Cinta antara Fiksi dan Realita

Film mengenai dugaan hubungan Diana dengan dokter bedah jantung asal Pakistan, Hasnat Khan. Namun hingga kini dokter yang tinggal di London itu (diperankan oleh Naveen Andrews) tetap bungkam terkait hubungan tersebut. Ia juga menolak berbicara dengan jurnalis Kate Snell, yang menulis buku 'Diana - her last love,' yang diadaptasi ke dalam film ini.
Khan Menolak Menonton

Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, Khan mengkritik buku yang menurutnya hanya didasarkan pada "gosip teman-temannya Diana." Ia secara tegas menyatakan tidak berniat untuk menonton film 'Diana.'
"Kisah ini Harus Diceritakan"

Komitmen kemanusiaan sang putri juga menjadi sorotan film, meski dibayangi mitos hubungan cinta. Ini memang sesuai niat sutradara Hirschbiegel. "Kalau dua nama besarnya dicabut juga akan tetap menjadi kisah cinta yang indah," katanya. Aktris utama Naomi Watts, pemeran Putri Diana, setuju: "Kisah ini suatu hari pasti harus diceritakan."
Tidak Mirip

Memilih aktris Australia, Naomi Watts, untuk memerankan Diana mengundang kontroversi, karena sedikit kemiripan di antara kedua perempuan itu, menurut kalangan kritikus. Namun Watts mendapat pujian pada penayangan perdana film. Surat kabar Jerman menulis bahwa aktris 44 tahun itu benar-benar menghayati peran. "Saya terkagum-kagum akan tugas yang diberikan," ujar Watts.
Sebuah Trauma Nasional

Penilaian yang objektif atas film ini susah didapatkan dari negara kelahiran Diana. Menurut Hirschbiegel, Diana adalah 'sebuah trauma nasional' bagi Inggris. Saat penayangan perdana di London, sang sutradara bahkan meminta penonton untuk menikmati film tanpa prasangka dan opini terlebih dahulu - permintaan yang tidak terpenuhi, terutama di Inggris.
Sukses di München

Pada penayangan perdana di Jerman, tepatnya di München tanggal 3 Desember lalu, film ini disambut pujian. Baik kritikus maupun penonton mengatakan, film 'Diana' berhasil menggambarkan ambivalensi besar pada kepribadian sang putri. Kini penonton Jerman dalam skala meluas dapat membentuk opininya sendiri.

Film Kontroversial

Diana dikenal dekat dengan rakyat, berjiwa sosial dan dijuluki 'Ratu Hati' di Inggris. Sutradara Jerman Oliver Hirschbiegel mengadaptasi ceritanya, hampir 17 tahun setelah Putri Diana wafat. Menelurkan film ini termasuk langkah penuh risiko. Bagaimanapun, dongeng Lady Di masih menimbulkan emosi, terutama di Inggris, di mana film ini tidak diterima dengan baik oleh penonton dan kritikus.
Kisah Cinta antara Fiksi dan Realita

Film mengenai dugaan hubungan Diana dengan dokter bedah jantung asal Pakistan, Hasnat Khan. Namun hingga kini dokter yang tinggal di London itu (diperankan oleh Naveen Andrews) tetap bungkam terkait hubungan tersebut. Ia juga menolak berbicara dengan jurnalis Kate Snell, yang menulis buku 'Diana - her last love,' yang diadaptasi ke dalam film ini.
Khan Menolak Menonton

Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, Khan mengkritik buku yang menurutnya hanya didasarkan pada "gosip teman-temannya Diana." Ia secara tegas menyatakan tidak berniat untuk menonton film 'Diana.'
"Kisah ini Harus Diceritakan"

Komitmen kemanusiaan sang putri juga menjadi sorotan film, meski dibayangi mitos hubungan cinta. Ini memang sesuai niat sutradara Hirschbiegel. "Kalau dua nama besarnya dicabut juga akan tetap menjadi kisah cinta yang indah," katanya. Aktris utama Naomi Watts, pemeran Putri Diana, setuju: "Kisah ini suatu hari pasti harus diceritakan."
Tidak Mirip

Memilih aktris Australia, Naomi Watts, untuk memerankan Diana mengundang kontroversi, karena sedikit kemiripan di antara kedua perempuan itu, menurut kalangan kritikus. Namun Watts mendapat pujian pada penayangan perdana film. Surat kabar Jerman menulis bahwa aktris 44 tahun itu benar-benar menghayati peran. "Saya terkagum-kagum akan tugas yang diberikan," ujar Watts.
Sebuah Trauma Nasional

Penilaian yang objektif atas film ini susah didapatkan dari negara kelahiran Diana. Menurut Hirschbiegel, Diana adalah 'sebuah trauma nasional' bagi Inggris. Saat penayangan perdana di London, sang sutradara bahkan meminta penonton untuk menikmati film tanpa prasangka dan opini terlebih dahulu - permintaan yang tidak terpenuhi, terutama di Inggris.
Sukses di München

Pada penayangan perdana di Jerman, tepatnya di München tanggal 3 Desember lalu, film ini disambut pujian. Baik kritikus maupun penonton mengatakan, film 'Diana' berhasil menggambarkan ambivalensi besar pada kepribadian sang putri. Kini penonton Jerman dalam skala meluas dapat membentuk opininya sendiri.

http://www.dw.de/the-queen-of-hearts-hits-german-theaters/g-17071498

Tanggal 10.01.2014
Jumlah Foto 7
Penulis Jochen Kürten dan Johanna Zahn
Kata Kunci Putri Diana, Lady Di, Oliver Hirschbiegel, Naomi Watts, sutradara Jerman, Hollywood
Cetak Cetak halaman ini
Permalink https://p.dw.com/p/1AoVf

Kunjungi situs baru DW

Kursus B. Jerman

Deutsch XXL

Community D

Deutsch unterrichten

Sosbud

Biopik 'Diana' Menyapa Sinema Jerman

Film Kontroversial

Kisah Cinta antara Fiksi dan Realita

Khan Menolak Menonton

"Kisah ini Harus Diceritakan"

Tidak Mirip

Sebuah Trauma Nasional