1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020511 Bin Laden Porträt

2 Mei 2011

Osama bin Laden dituduh sebagai dalang serangan 11 September 2001. Karenanya ia dianggap sebagai musuh nomor satu Amerika Serikat. Seluruh dunia mengenal namanya, tetapi tidak banyak yang pernah bertemu dengannya.

https://p.dw.com/p/117eH
Osama bin Laden di Afghanistan, April 1998Foto: AP

Teroris paling berbahaya di dunia, begitu Amerika menyebutnya, meninggalkan gambaran stereotip. Turban, wajah kurus dan gelap dengan sorotan mata yang lembut. Suaranya juga terkenal, dari rekaman suara dan video yang tak terhitung jumlahnya, di mana ia menggambarkan politisi Barat sebagai pendusta.

"Selama pesawat dan panser kalian menghancurkan rumah di atas kepala rakyat dan anak-anak kami, di Palestina, di Irak, di Afghanistan, Chechnya dan Pakistan, kalian menertawakan kami dan berkata, 'Kami tidak menyerang Islam, kami menyerang teroris dan menyerukan hidup damai berdampingan!'. Tapi fakta menunjukkan, kalian berdusta. Politisi Barat ingin berdialog, merangkul kami, tapi hanya untuk mengulur waktu, mereka tidak ingin gencatan senjata tapi kekalahan kami," demikian salah satu pernyataan Osama bin Laden.

Osama Bin Laden punya konsep sendiri tentang benar dan salah, adil dan tidak adil, yang ia pegang teguh. Dan ia memiliki uang serta kemampuan untuk meyakinkan ribuan orang untuk mendukung dirinya dan konsep yang ia gadang itu.

Putra salah satu pengusaha terkaya Arab Saudi itu sudah sejak umur 15 tahun ikut memimpin kerajaan bisnis keluarganya. Sejalan dengan itu ia belajar teknik bangunan. Tahun 1982, Bin Laden ditugaskan Dinas rahasia Arab Saudi ke Afghanistan yang diduduki Uni Soviet, untuk membangun jalur logistik, sistem terowongan dan benteng bagi gerakan perlawanan Mujahidin. Ia membiayai pembangunan sejumlah kamp pelatihan bagi pejuang sukarela dari dunia Islam.

Ketika ia kembali ke Arab Saudi tahun '90-an, ia terang-terangan mengkritik keberadaan pasukan Amerika di negaranya, menyebutnya sebagai 'penodaan tempat-tempat suci', dan mendesak pembentukan negara agama. Pada akhirnya ia diusir dari negaranya dan kehilangan kewarganegaraan. Namun ia membawa serta bagian miliknya dalam perusahaan kontraktor ayahnya.

Mula-mula ia memancangkan kaki di Sudan, tapi ketika AS berhasil mengupayakan pengusirannya, Osama kembali ke Afghanistan. Di sana, ia bersama dokter Mesir Aiman al-Zawahiri membangun jaringan "Al Qaida", yang berarti fondasi atau dasar. Al Qaida merencanakan serangan di Yaman, Somalia, Arab Saudi dan akhirnya AS.

Dalam video yang dipublikasikan belakangan, Bin Laden mencari dukungan bagi serangan teror terburuk dalam sejarah, penghancuran menara kembar World Trade Centers di New York dan serangan terhadap Pentagon pada 11 September 2001. Menurut keterangan resmi, sekitar 3.000 orang tewas.

Serangan teror ini, pada saat yang sama merupakan tanda dimulainya perang internasional melawan terorisme. Tiga bulan kemudian aliansi militer di bawah pimpinan AS, berbekal mandat PBB, menghancurkan rejim Taliban di Afghanistan. Osama Bin Laden diburu tetapi tak kunjung tertangkap. Secara teratur ia menyatakan keberadaannya lewat rekaman video atau suara, mengusung pesan yang selalu sama tentang 'jihad melawan kaum kafir', atau memuji serangan militan Islam di London, Madrid atau di Irak, yang dilancarkan atas namanya.

Terpenjara oleh keyakinan relijius fanatiknya, Osama memutuskan untuk menolak kemewahan hidup di Arab Saudi, memilih gurun-gurun Afghanistan untuk mencoba hidup menurut Al Quran secara ketat dan harafiah, sebagaimana yang ia pahami, dan mengabdikan diri pada perang melawan semua yang tidak sependapat dengan keyakinannya itu.

Esther Saoub/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid