1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bidang Studi Ilmu-Ilmu Eropa

29 Mei 2007

Pasar Kerja membutuhkan mereka yang memiliki pengetahuan tentang Eropa. Bidang studi Ilmu-Ilmu Eropa antara lain ditawarkan universitas di Brügge Belgia dan di Maastricht Belanda.

https://p.dw.com/p/CTBA
Lambang College of Europe di Brügge Belgia
Lambang College of Europe di Brügge Belgia

Dengan berkembangnya Uni Eropa semakin banyak dibutuhkan tenaga yang tidak hanya memiliki kemampuan di bidang budaya dan bahasa, tapi juga mengerti hubungannya dengan politik, hukum dan ekonomi. Banyak universitas di Eropa menyadari kebutuhan ini dan menawarkan jurusan istimewa bidang studi Eropa.

Mahasiswa dari 47 negara yang berjumlah lebih dari 300 orang. College of Europe di kota Brügge Belgia sudah memiliki nama sejak 58 tahun lalu. Banyak pejabat Uni Eropa di Brussel merupakan lulusan college di Brügge. Sebuah kota kecil di Belgia yang tahun 2002 menjadi kota budaya Eropa.

Pada College of Europe bahasa pengantar di ruang kuliah adalah Perancis dan Inggris. Tapi juga pada jam istirahat siang di kantin para mahasiswa berkomunikasi dengan kedua bahasa tersebut.

Profesor Frédérique Berrod mengenal Universitas di Brügge ini 15 tahun lalu, sebagai mahasiswa. Sejak itu ia semakin mengagumi sistim studi pada college tersebut

„Saya pikir, kami memiliki keistimewaan untuk lebih terbiasa menghadapi masalah-masalah di Eropa. Ini ditemui dalam mata kuliah maupun dalam hubungan yang terjalin di sini, dalam makalah-makalah dan peluang mengenal orang.

Banyak mahasiswa sebelumnya kuliah ilmu politik, ekonomi atau hukum. Sekarang para sarjana itu ingin memperdalam studinya di bidang Master Ilmu-ilmu Eropa agar nantinya dapat bekerja di Uni Eropa. Uang kuliah per tahunnya lebih dari 16 ribu Euro. Atau sekitar 190 juta rupiah. Tapi 60 persen dari mahasiswa yang kuliah di Brügge dibiayai oleh pemerintah negaranya masing-masing, baik dalam bentuk bea siswa penuh ataupun sebagian. Menurut Elena, seorang mahasiswi dari Jerman, ciri khas yang membedakan studi ilmu Eropa di Brügge dibanding studi serupa di universitas lainnya

„Program di college ini sangat padat. Di sini dalam satu tahun orang sudah bisa mendapat gambaran yang sangat baik tentang politik Uni Eropa. Kualitas pelajaran di sini jauh lebih tinggi. Hal yang kurang adalah masalah waktu. Jadi orang sulit menyodorkan hasil kerja yang baik, jika orang terus berada di bawah tekanan waktu. Tapi juga karena itu, dimana tuntutan yang diminta sangat tinggi, orang harus bisa mengatasi semuanya.“

Selain itu kerjasama dengan mahasiswa dari berbagai negara menjadi pengalaman berharga. Joanne yang berusia 23 tahun, termasuk mahasiswa termuda di College of Europe di Brügge. Mahasiswi dari Irlandia itu sangat terkesan dengan pengalaman internasional dan syarat kuliah di sana

„Saya kira, ini adalah pengalaman luar biasa, karena jumlah mahasiswanya terbatas sehingga banyak berlangsung interaksi dan tukar pendapat. Saya pikir, di sini gagasan masyarakat Eropa lebih terdorong dibanding di tempat lainnya, karena orang-orang terpisah dari lingkungan kehidupan yang biasanya.“

Kebanyakan lulusan College of Europe di Brügge ingin melanjutkan pengalaman yang diperolehnya dan mengincar karier baik di institusi-institusi Uni Eropa di Brussel, pada lembaga-lembaga di negaranya yang berkaitan dengan urusan Eropa atau juga di organisasi internasional.

Kota Maastricht di Belanda memiliki fasilitas yang diimpikan mahasiswa. Pusat kota tua atau Altstadt yang cantik dengan banyak cafe dan bar, taman-taman yang indah, tempat olah raga dan universitas ternama. Semuanya dapat dicapai dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Kota Maastricht yang terletak di kawasan segitiga Belgia, Jerman dan Belanda memiliki suasana internasional. Juga di universitasnya. Dalam program Bachelor European Studies atau program Bachelor studi Eropa, terdapat sekitar 600 mahasiswa, yang terutama berasal dari Belanda dan Jerman. bagi mahasiswa yang berasal dari anggota Uni Eropa uang kuliah per tahun 1500 Euro atau sekitar 18 juta rupiah. Bagi mahasiswa yang berasal dari negara di luar Uni Eropa harus membayar hampir enam kali lipat lebih besar.

Masa studi program bachelor ilmu Eropa di Maastricht adalah tiga tahun. Dan bahasa pengantar kuliah adalah Inggris. Direktur program studi Sophie van Hoonacker menjelaskan

„Maastricht dikenal dengan orientasi belajar untuk mengatasi masalah . Kami bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari 15 orang dalam membahas masalah atau tema kongkrit. Mahasiswa membicarakan hal itu di dalam kelas… sekitar satu jam. Kemudian mereka pulang ke rumah untuk mempelajari bahan literatur berdasarkan pertanyaan yang sudah dibicarakan di dalam kelas. Dan kemudian mereka kembali bertemu dalam kelas untuk melaporkan hasil pemikirannya, dan mencari jalan keluar atau kesimpulan dari masalah itu bersama-sama.“

Selain kuliah-kuliah biasa, pelajaran keterampilan juga menjadi mata kuliah wajib di Maastricht. Mahasiswa dilatih memberikan presentasi atau simulasi perundingan seperti yang terjadi di Brussel.

Selain itu tinggal satu semester di luar negeri merupakan bagian dari program Bachelor ilmu Eropa di Maastricht. Di luar negeri mahasiswa dapat memilih antara menempuh studi atau melakukan kerja praktek. Sophie van Hoonacker melihat peluang besar bagi para lulusan program Bachelor yang dipimpinnya. Meskipun demikian kebanyakan para lulusan Bachelor memutuskan untuk meneruskan mengambil program Master. Apakah itu di bidang ilmu hukum, ekonomi, politik atau ilmu budaya. Tapi yang pasti Direktur program Bachelor European Studies van Hoonacker melihat prospek yang baik

„Belakangan ini kami melihat semakin diperlukannya orang-orang, yang tidak saja menguasai masalah negaranya tapi juga dalam lingkup Eropa.“