1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bhumibol Tampil di Muka Umum

23 Oktober 2009

Raja Thailand yang berumur 81 tahun hari Jum'at (23/10) tampil di muka umum untuk pertama kalinya, setelah dirawat di rumah sakit lebih dari sebulan.

https://p.dw.com/p/KE2G
Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit pada perayaan militer Desember 2008Foto: AP

Bersama ratusan pendukung yang mengelilingi kursi roda elektriknya, Raja Bhumibol Adulyadey mengunjungi patung orang tuanya. Kesehatan Raja Bhumibol, yang merupakan raja yang berkuasa terlama di dunia, merupakan isu sensitif di pasar ekonomi, karena Raja Thailand ini adalah satu-satunya tokoh penyatu di negara yang pandangan politiknya berbeda-beda serta mempunyai sejarah kudeta dan pergolakan yang panjang. Kekhawatiran tentang kesehatan Raja Bhumibol memicu jatuhnya harga bursa dan mata uang Bath pada tanggal 14 dan 15 Oktober lalu. Sehari kemudian pasarnya pulih kembali. Tetapi para investor tetap cemas.

Sebagian besar dari 67 juta penduduk Thailand hidup di bawah kekuasaan Raja Bhumibol yang sudah bertahta selama 63 tahun. Putra dari Raja Thailand, dan kemungkinan juga penerus Bhumibol, Pangeran Vajiralongkorn, belum mendapatkan dukungan penuh dari pengikut ayahnya. Fokus terhadap suksesi kerajaan akan menambah elemen ketidakpastian dalam krisis politik yang sudah berlangsung selama empat tahun ini, yang sudah memukul para investor asing di perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara.

Raja Bhumibol terlihat rentan, memakai kemeja lengan pendek berwarna biru muda dengan selimut berwarna coklat di pangkuannya. Ia didorong di kursi roda ke daerah bebas penjaga di kompleks rumah sakit. Sekali ia melambaikan tangannya dengan lambat dan selalu terlihat khusuk. Prapada Siriwattanakarn, seorang penjual bahan makanan berumur 52 tahun, merasa lega setelah melihat rajanya di rumah sakit.

Raja Bhumibol dikelilingi oleh tim medis yang membantu mendorong kursi rodanya dalam penampilannya hari Jum'at (23/10), yang berlangsung kurang dari 30 menit. Ratusan pendukungnya membungkukkan badan dan sungkem kepada raja untuk menunjukkan rasa hormat mereka. Hilangnya raja Bhumibol dari publik menimbulkan kekhawatiran di negara dengan mayoritas penduduk beragama Budha ini, dimana banyak yang menganggap sang raja hampir seperti Tuhan.

"Saya bahagia sekali dan tidak dapat menahan air mata", demikian dikatakan Pranee Sae Wong, seorang perempuan berusia 62 tahun yang mengunjungi rumah sakit tempat Raja Bhumibol dirawat setiap hari bulan ini, dengan harapan dapat melihat sang raja. Ia melanjutkan bahwa Raja Bhumibol melambaikan tangan ke arah kerumunan pengunjung dan semua berkata "hidup raja kami!".

Ribuan rakyat Thailand mendatangi rumah sakit Siriraj setiap harinya, dimana sang raja dirawat. Mereka menandatangani buku tamu dan mendoakan agar Raja Bhumibol lekas sembuh. Raja Thailand ini dipandang sebagai bapak tanah air dan adalah raja yang paling lama berkuasa dalam sejarah Thailand. Ini melambangkan otoritas moral yang tidak dapat disangkal setelah puluhan tahun membantu rakyat miskin diseluruh penjuru Thailand.

AG/HP/rtr/dpa/afp