1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kim Jong Un Apresiasi Upaya Persahabatan Moon Jae-in

22 April 2022

Kim Jong Un bertukar surat dengan Moon Jae-in dan berterima kasih kepadanya karena telah berusaha memperbaiki hubungan di tengah ketegangan atas uji coba senjata di Pyongyang, KCNA melaporkan pada Jumat (22/04).

https://p.dw.com/p/4AGll
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dalam KTT pada tahun 2018Foto: Inter-Korean Press Corps/ZUMAPRESS/picture alliance

Pertukaran surat antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dilatarbelakangi oleh ketegangan hubungan lintas batas sejak kegagalan pertemuan tingkat tinggi antara Korea Utara dan Amerika Serikat pada 2019, dan ketegangan yang berkobar setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bulan lalu, melanggar moratorium 2017 yang diberlakukan sendiri.

Moon mengirim surat pada Rabu (20/04), berjanji untuk terus mencoba meletakkan dasar penyatuan berdasarkan deklarasi bersama yang dicapai pada pertemuan puncak tahun 2018, meskipun "situasinya sulit”, seperti diberitakan KCNA.

Kantor Moon mengonfirmasi bahwa dia telah bertukar "surat persahabatan” dengan Kim. Dalam suratnya, Moon mengatakan "era konfrontasi” harus diatasi dengan dialog, dan perjanjian antar-Korea sekarang menjadi tugas pemerintahan berikutnya, kata juru bicara Park Kyung-mee dalam sebuah pengarahan. Moon juga menyatakan harapan untuk dimulainya kembali pembicaraan denuklirisasi AS-Korea Utara secepatnya.

Kim mengatakan dalam surat balasannya pada Kamis (21/04), bahwa pertemuan "bersejarah” mereka memberikan "harapan untuk masa depan” bagi rakyat dan keduanya sepakat bahwa hubungan akan berkembang jika kedua belah pihak "berupaya tanpa lelah dengan harapan,” KCNA melaporkan.

"Kim Jong Un menghargai rasa sakit dan upaya yang diambil oleh Moon Jae-in untuk tujuan besar bangsa sampai hari-hari terakhir masa jabatannya,” kata KCNA, menambahkan pertukaran surat adalah "ekspresi kepercayaan mereka yang mendalam.”

Pertukaran surat itu terjadi ketika Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara, Sung Kim, berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan pada pekan ini dengan para pejabat Korea Selatan. Sung Kim mengatakan, dia terbuka untuk duduk bersama Korea Utara kapan saja tanpa syarat apapun, tetapi tidak jelas apakah Moon yang secara khusus mengusulkan pertemuan tersebut.

Moon mempertaruhkan jabatan yang akan ditinggalkannya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea dan membantu mengatur pertemuan tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kim Jong Un dengan Presiden Donald Trump.

Tiga KTT yang diadakan oleh Kim dan Moon di tahun 2018 menjanjikan perdamaian dan rekonsiliasi, tetapi hubungan telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, ketika Korea Utara memperingatkan tindakan destruktif dan penghancuran fasilitas yang dibangun oleh perusahaan Korea Selatan untuk proyek ekonomi bersama.

Pakar: Tidak semua merupakan kabar baik

Kedua pemimpin dengan cepat berusaha untuk memperbaiki hubungan pada tahun lalu melalui beberapa pertukaran surat, tetapi kemajuan yang dibuat sangat sedikit setelah Pyongyang mengkritik "standar ganda” Seoul atas pengembangan senjatanya.

Komentar Kim membuka kemungkinan bagi Moon untuk memainkan peran sebagai utusan setelah dia meninggalkan jabatannya, tetapi beberapa pengamat mengatakan bahwa surat-surat itu mungkin tidak semuanya merupakan kabar baik.

"Saya tidak bisa mengklaim mengetahui niat pribadi Kim dalam mengirim surat tersebut, tetapi saya tidak berpikir itu akan berdampak positif pada reputasi Moon,” kata Christopher Green, seorang ahli tentang Korea dari Universitas Leiden di Belanda.

Presiden terpilih Yoon Suk-yeol akan mengisi jabatan pada Selasa, 10 Mei mendatang. Dia mengatakan terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara, tetapi pencegahan secara militer yang lebih besar dan hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat diperlukan untuk mengantisipasi provokasi Pyongyang.

Ketegangan meningkat tajam setelah Korea Utara bulan lalu melakukan uji coba penuh rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama sejak 2017, dan ada kekhawatiran bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk memulai kembali uji coba nuklir.

Pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer gabungan tahunan pekan ini, dan Korea Utara secara rutin melaporkan latihan tersebut sebagai latihan perang.

yas/ha (Reuters)