1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berburu Sumbangan Lewat Selebriti

Tobias Käufer30 November 2012

Jelang natal, selebriti dunia bersaing dengan organisasi bantuan tradisional untuk mengumpulkan sumbangan dari penonton televisi dan pembaca koran. Organisasi bantuan kecil seringnya terlupakan.

https://p.dw.com/p/16tUw
Foto: DW/T. Käufer

Selebriti seperti pemenang Grammy Shakira atau bintang film Hollywood Sean Penn dikenal sebagai pengumpul sumbangan yang rajin. Mereka tidak hanya menjadi pesaing organisasi bantuan tradisional, tetapi kadang juga aktor politik.

Yayasan Shakira "pies descalzos" di Kolumbia mendirikan banyak sekolah modern di kawasan miskin Barranquilla atau Quibdo di Bogota yang menampung ribuan anak-anak. Keterlibatan bintang terkenal menarik perhatian media dan juga sumbangan berjumlah milyaran rupiah.

Christian Frevel dari organisasi bantuan gereja Adveniat pada dasarnya mendukung keterlibatan orang terkenal. "Banyak selebriti mendukung NGO besar dan menjadi duta perbuatan baik. Mereka mencapai lebih banyak orang, dibandingkan NGO itu sendiri." Mereka juga mampu "menularkan" keinginan untuk menyumbang, khususnya di kalangan orang kaya.

Keinginan menyumbang berkurang

Namun, yayasan para bintang juga jadi pesaing organisasi bantuan tradisional tanpa faktor selebriti. Mereka tidak diundang ke acara televisi, tidak bisa berkampanye bagi yayasan mereka di beberapa negara. Mereka tidak punya akses ke panggung internasional.

Sängerin Shakira bei Hilfsprojekt in Kolumbien
Shakira saat mengunjungi proyek bantuannya di KolumbiaFoto: DW/T. Käufer

Akibatnya tidak banyak orang yang tahu akan eksistensi organisasi tersebut. Jelang natal, dimulai perebutan jumlah sumbangan antara yayasan selebriti dan organisasi bantuan. Perhatian dan penampilan di media sangat penting.

Sayangnya, di Jerman misalnya, kesediaan warga untuk menyumbang terus berkurang dalam dua tahun terakhir. "Orang tua yang lebih sering menyumbang, dan mereka rata-rata menyumbang lebih banyak dari sebelumnya. Sebagian besar hanya tergerak jika ada bencana alam", kata Christian Frevel.

Pada kasus "darurat", jumlah sumbangan naik, sementara jumlah sumbangan rutin ke organisasi tertentu berkurang. Frevel juga melihat hubungan antara kesediaan menyumbang dan laporan pemberitaan. "Usai bencana alam, banyak media yang melaporkannya. Sumbangan mengalir cepat. Padahal bencana sesungguhnya baru dimulai setelah kamera tidak lagi ada di lokasi bencana." Bantuan untuk pembangunan kembali sangat dibutuhkan.

Selebriti jadi aktor politik

Kritik juga datang dari bintang film Hollywood Sean Penn. Pada konferensi donor intrenasional setelah gempa bumi 2010, dunia internasional menjanjikan bantuan 10 milyar dollar. "Dari uang ini hanya sedikit yang sampai ke Haiti", kritik Penn.

Christian Frevel Lateinamerika-Hilfswerk Adveniat
Christian Frevel dari organisasi AdveniatFoto: Adveniat

Pria asal AS ini menjadi aktor politik dengan yayasan "J/P Haitian Relief Organization (J/P HRO)" di Haiti. Ia mengkritik bantuan pembangunan kembali negara dan lambatnya pekerjaan organisasi bantuan internasional. "Jika negara-negara tersebut benar-benar memenuhi janjinya dan memastikan tiap warga Haiti memperoleh air bersih dan menginstalasi sistem penyaringan, maka tidak akan ada epidemi kolera."

Yayasan para bintang juga diperiksa

Kritik Sean Penn ditanggapi serius, karena ia sangat intensif mengurus proyek bantuannya dan sering mengunjungi korban di Haiti. Demikian menurut juru bicara Adveniat Frevel. Sean Penn menggunakan popularitasnya untuk mempertanyakan kegunaan bantuan negara dan NGO dalam pembangunan kembali Haiti.

Di waktu bersamaan, Frevel juga menuntut pemeriksaan sama ketatnya terhadap yayasan selebriti. "Tuntutan yang diajukan para penyumbang dana kepada organisasi bantuan juga harus berlaku bagi yayasan selebriti."

Bonus selebriti juga bisa berdampak sebaliknya, menghancurkan sebuah yayasan. Contohnya yayasan milik bekas pembalap sepeda AS Lance Armstrong. Yayasan kanker "Livestrong" terancam eksistensinya, setelah Armstrong terindikasi kuat menggunakan doping semasa balapan Tour de France.