Berburu Materi Gelap, Mencari Semesta yang Hilang
Setelah sukses membuktikan keberadaan partikel Higgs, akselerator partikel terbesar dunia milik CERN di Swiss mendapat tambahan kapasitas baru. Kini bersamanya ilmuwan berambisi mengungkap misteri seputar materi gelap.
Hidup Kembali Setelah Mati Suri
Setelah satu setengah tahun dimatikan untuk kegiatan perawatan, akselerator partikel terbesar di dunia yang berlokasi di Jenewa, Swiss, kembali hidup dengan kapasitas energi lebih besar. Bersamanya Badan Penelitian Nuklir Eropa (CERN) berambisi mengungkap misteri besar antariksa.
Misteri Terbesar
Materi gelap sejauh ini cuma ada dalam teori dan hasil observasi. Sifatnya yang tidak bisa dideteksi membuatnya semakin dipenuhi misteri. Materi gelap bisa diamati dari gaya gravitasinya yang mempengaruhi pergerakan bintang di wilayah terluar galaksi. Diperkirakan 84,5% dari materi di alam semesta berupa materi gelap.
Semesta yang Hilang
Materi gelap pertama kali diobservasi oleh astronom Amerika Serikat, Vera Rubin, 1974 silam. Dalam pantauannya, bintang di sekitar lubang hitam di pusat galaksi bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bintang yang mengorbit di bagian terluar. Vera Rubin kemudian menelurkan gagasan baru: sebuah galaksi memiliki lebih banyak materi yang memancarkan daya gravitasi, ketimbang yang bisa dilihat
Partikel di Jalur Bebas Hambatan
Jika segalanya berjalan lancar, akhir Mei mendatang pipa vakum sepanjang 27 kilometer yang terbenam sekitar seratus meter di bawah tanah ini akan kembali dilintasi oleh partikel dasar yang bergerak nyaris mendekati kecepatan cahaya.
Benturan Menjawab Teka Teki
Fungsi inti dari akselerator raksasa di Jenewa ini adalah membenturkan dua partikel dasar dan merekam jejaknya. Dalam benturan tersebut terbentuk partikel-partikel lain. Semakin keras benturan, semakin eksotis pula partikel sisa yang terbentuk. Dengan kapasitas lama, LHC mampu mendeteksi partikel Higgs. Tapi buat memburu materi gelap, daya benturan harus dua kali lipat lebih besar.
Peter Higgs dan Partikel Tuhan
Pencapaian terbesar Large Hadron Collider adalah membuktikan keberadaan partikel Higgs. Partikel yang diprediksi oleh fisikawan Inggris, Peter Higgs, ini menjawab kenapa sebagian besar partikel dasar memiliki massa. Sebab itu pula partikel Higgs disebut sebagai partikel tuhan.
Supersimetri
Ilmuwan CERN saat ini sedang fokus membuktikan teori Supersimetri untuk menjawab teka-teki materi gelap. Teori tersebut sederhanyanya menyebut setiap partikel subatom memiliki mitranya sendiri yang lebih berat. Partikel cahaya, Photon, misalnya berpautan dengan Photino, sementara Boson dengan Bosino. Perkaranya adalah tidak seorangpun tahu apakah supersimetri benar-benar ada.