1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan Militer-Demonstran Terus Berlanjut

19 Desember 2011

Ratusan tentara kembali menembaki demonstran yang menuntut berakhirnya kekuasaan militer hari Senin (19/12). Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas, membawa angka korban menjadi 14 orang dalam bentrokan 4 hari terakhir.

https://p.dw.com/p/13Vnw
Seorang demonstran melempar batu ke arah tentara saat sebuah gedung terbakar dekat Lingkaran Tahrir
Seorang demonstran melempar batu ke arah tentara saat sebuah gedung terbakar dekat Lingkaran TahrirFoto: dapd

Kekerasan pecah di Kairo sejak Jumat (16/12) lalu saat kekuatan militer yang menjaga gedung kabinet dekat Lapangan Tahrir berusaha membubarkan unjuk rasa yang telah berlangsung selama tiga pekan. Demonstrasi tersebut berlangsung damai, dan menuntut para jenderal untuk segera menyerahkan tampuk kekuasaan ke pemerintahan sipil.

Upaya militer untuk menjauhkan para demonstran dari gedung-gedung penting pemerintahan hari Senin (19/12) kembali berbuntut bentrokan. Seorang dokter rumah sakit yang turut menyaksikan bentrokan mengatakan enam orang tewas akibat luka tembak. Sedangkan Kementerian Kesehatan hanya melaporkan tiga orang tewas. Sang dokter juga melaporkan bahwa tentara menyerbu masuk mesjid dekat Lapangan Tahrir dan memukuli para demonstran yang bermalam.

Seorang tentara Mesir melempar batu ke arah pengunjuk rasa
Seorang tentara Mesir melempar batu ke arah pengunjuk rasaFoto: dapd

Provokasi media

Kaum aktivis Mesir membanjiri jejaring sosial dengan foto dan video yang menunjukkan para tentara menjambak dan menyeret sejumlah perempuan, memukuli, menendang dan menginjak-injak para demonstran. Seorang anggota dewan militer yang berkuasa membela penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa, karena dinilai berusaha menggulingkan pemerintah. Menurut Jenderal Adel Emara, militer bertugas menjaga gedung pemerintahan dan tidak bisa tinggal diam melihat para demonstran merusak properti negara.

Salah satu korban vandalisme adalah sebuah pusat riset yang telah berdiri sejak abad ke-18. Bangunan itu kini hangus terbakar. Hari Senin, para ahli arsip dan puluhan sukarelawan berusaha menyelamatkan sisa-sisa buku dan dokumen. Gedung dua tingkat tersebut terancam rubuh setelah atapnya runtuh.

Pusat riset yang terbakar habis di Kairo
Pusat riset yang terbakar habis di KairoFoto: dapd

Mohsen Sayed Ali dari Kementerian Barang-barang Antik, "Apa yang terjadi patut disesali. Sejarah Mesir ikut mati di sini. Lebih dari 200 ribu dokumen bersejarah, bahkan yang asli dari zaman ekspedisi Perancis. Benar-benar harta berharga."

Kata-kata demonstran vs. militer

Dewan militer Mesir menyalahkan demonstran yang menghalangi truk pemadam kebakaran masuk ke lokasi. Mohsen Sayed Ali berbeda pendapat, "Ini perbuatan oknum yang menyusup, bukan para demonstran. Mereka berbaur dengan pengunjuk rasa dan memanfaatkan situasi untuk memicu kekacauan. Mereka tidak menginginkan Mesir harmonis."

Dewan militer hari Senin juga mengungkap adanya plot untuk membakar gedung parlemen, yang sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Militer Mesir juga sebelumnya kerap menampik kekerasan terhadap demonstran, seperti pada bentrokan bulan lalu yang menewaskan lebih dari 40 orang. Janji penyelidikan hingga kini belum membuahkan hasil. Rangkaian kekerasan di Mesir memuramkan penghitungan suara pemilihan umum pertama pascarevolusi, serta memicu kecaman dari PBB dan Amerika Serikat.

ap/rtr/afp/Carissa Paramita

Editor: Marjory Linardy