1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bentrokan Hasil Pemilu Sebabkan Enam Orang Meninggal Dunia

22 Mei 2019

Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyebut enam orang meninggal dunia dalam bentrokan antara demonstran dan kepolisian. Sementara itu sebagian massa pendukung Prabowo Subianto merencanakan pengepungan gedung DPR RI.

https://p.dw.com/p/3IrOC
Indonesien Jakarta Ausschreitungen nach Joko Widodo Wiederwahl
Foto: AFP/D. Krisnadhi

Dikabarkan sebanyak enam orang meninggal dunia dalam aksi demonstrasi menolak hasil penghitungan suara Pemilu Kepresidenan 2019 di Jakarta. Kabar tersebut diungkapkan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan kepada awak media. Dia mengklaim lebih dari 200 orang mengalami luka-luka akibat bentrokan antara massa demonstran dan aparat kepolisian.

Aparat keamanan sempat diisukan menggunakan peluru tajam, namun hal ini dibantah oleh Polri.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Netta S Pane menuntut agar dugaan penembakan berujung korban jiwa diusut tuntas. Dia mengaku ikut memantau bentrokan dan tidak melihat polisi membawa senjata ketika membubarkan massa. "Tapi jika ada penembakan dgn peluru tajam harus diusut tuntas siapa pelakunya," ujarnya lewat pesan pendek yang diterima media nasional.

Menurut pantauan Kompas TV, hingga Rabu (22/5) pagi massa masih berkumpul di depan gedung Badan Pengawas Pemilu, Sarinah. Sementara itu sejumlah kelompok lain, antara lain Gerakan Mahasiswa Menggugat berencana mengepung gedung DRP/MPR RI di Senayan guna memaksa pelaksanaan Sidang Istimewa untuk menurunkan Presiden terpilih Joko Widodo.

Sejumlah mobil hangus dibakar massa demonstran dalam aksi protes menentang hasil penghitungan suara oleh KPU.
Sejumlah mobil hangus dibakar massa demonstran dalam aksi protes menentang hasil penghitungan suara oleh KPU.Foto: AFP/B. Ismoyo

Menurut klaim Netta, kerusuhan bermula ketika massa melempar batu ke arah barisan kepolisian. Aksi tersebut baru dibalas oleh polisi dengan menembakkan gas air mata ketika batu diganti menjadi petasan dan bom molotov, demikian keterangan pers IPW yang diterima Deutsche Welle.

Massa sempat merangsek masuk ke dalam gedung Bawaslu. Eskalasi bentrokan terjadi ketika demonstran melawan saat berusaha dihalau oleh petugas kepolisian. Sebagian pendemo lalu merusak sebuah asrama Brimob dan membakar sejumlah kendaraan.

Sebab itu IPW mendesak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno "meminta maaf kepada masyarakat, karena akibat ulah para pendukungnya terjadi kerusuhan yang membuat masyarakat ibukota Jakarta resah, ketakutan, dan merasa diteror. Akibat ulah massa para pendukung 02 itu Pemilu yang damai menjadi tercoreng," tulis IPW lagi.

Seruan serupa juga menggema di Twitter lewat tagar #TangkapPrabowo. Hingga berita ini diturunkan tagar tersebut sudah mengumpulkan lebih dari 220.000 cuitan. Netizen antara lain menyesalkan konflik politik antara elit yang menyandera masyarakat.

Seruan tersebut menguat ketika Kepolisian menyebut pihaknya mengamankan sebuah mobil ambulans milik sebuah partai politik pendukung Capres 02 lantaran mengangkut batu untuk pendemo. Hal ini dipastikan Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu (22/5).

Prabowo bersama Amien Rais dan sejumlah tokoh lain sebelumnya berulangkali mengancam akan menggerakkan "people power" jika hasil penghitungan akhir oleh KPU tidak dibatalkan. Dia menuntut agar penghitungan manual diulang lantaran diyakini penuh kecurangan. Sebelumnya Prabowo juga meminta pendukungnya agar tetap bersikap tenang dan damai.

Bekas Komandan Jenderal Kopassus itu juga memastikan bakal menggugat hasil penghitungan suara ke Mahkamah Konstitusi. Proses hukum tersebut akan dimulai pada 11 Juni dan berakhir pada 24 Juni saat pembacaan keputusan. Sebelumnya gugatan BPN Prabowo-Sandi kepada Bawaslu ditolak lantaran dinilai lemah bukti. BPN diklaim hanya mengirimkan tautan berita online sebagai barang bukti.

rzn/vlz (afp, rtr, kompas, detikcom)