1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

111010 Giftschlamm Ungarn

11 Oktober 2010

Bencana lumpur beracun di Hungaria belum mereda. Akhir pekan lalu dikeluarkan peringatan banjir lumpur kedua akibat ancaman bobolnya tanggul yang rusak. Sejak akhir pekan lalu dibangun tembok-tembok pelindung baru

https://p.dw.com/p/PbXI
Areal yang dilanda banjir lumpur kimia beracun di Hungaria, tampak dari udara.Foto: AP

Setelah dikeluarkannya tanda peringatan bahaya banjir lumpur kedua akhir pekan lalu, tanggul yang bocor masih tetap bertahan hingga Minggu malam. Tapi pemerintah Hungaria dan para pakar tetap mengantisipasi kemungkinan terburuk, yakni bobolnya tanggul penampungan limbah pabrik alumunium. Tanggul yang rusak itu terus diawasi bahkan dengan bantuan helikopter, karena terutama akibat kerusakan tanggul di bagian utara membahayakan. Tembok pelindung dari beton bertulang kini merupakan tumpuan semua harapan. Tembok sepanjang 400 meter, dengan lebar 20 meter dan tinggi lima meter itu diharapkan selesai paling lambat Selasa ini.

Pejabat urusan lingkungan Hungaria Zoltan Illes juga tidak berilusi. Pada tembok pelindung dari beton bertulang kini ditumpukan segala harapan untuk dapat membendung semua lumpur merah beracun. Di bawah tekanan waktu sejak pekan lalu dilakukan pembangunan tembok pelindung

„Kami memiliki waktu satu, dua, tiga paling tinggi tujuh hari untuk membangun tembok pelindung. Karena sejauh itu tanggul itu dapat bobol.“

Bahaya yang nyata. Ini juga dikatakan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengenai kemungkinan bobolnya tanggul kedua dan menyebabkan Hungaria dipersiapkan untuk mimpi buruk kedua. Bencana meluapnya lumpur bewarna merah dengan kadar racun tinggi yang menghancurkan desa-desa yang dibanjirinya, kemudian mengalir ke sungai-sungai, mencemari fauna dan flora serta seluruh lingkungan di kawasan itu Senin pekan lalu saja, menyebabkan kawasan Kolontar tidak dapat dihuni selama beberapa tahun. Dan dampak bencana banjir lumpur beracun berikutnya, sulit dibayangkan. Karena di bak penampungan limbah kimia pabrik alumunium itu masih tersimpan ratusan ribu ton lumpur kimia beracun yang berbahaya. Dan jumlahnya yang rinci masih belum jelas.

Jänö Lasowitsa, ketua komisi perlindungan istimewa di kawasan Wäsprem juga berharap kekuatan tembok-tembok pelindung tersebut

„Tembok pelindung itu harus sedemikian kokoh sehingga dapat menahan lumpur merah atau dapat membelokkannya agar lumpur beracun ini tidak mengalir melalui desa-desa“

Sementara itu Minggu lalu pemilik perusahaan peleburan alumunium di Hungaria menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga tujuh korban tewas akibat banjir lumpur kimia beracun, yang pekan lalu melanda beberapa desa. Juga kepada para korban luka perusahaan MAL Rt. menyampaikan simpati dan ucapan maaf bahwa baru enam hari setelah terjadinya bencana hal ini dilakukan. Lebih lanjut perusahaan alumunium itu bersedia memberikan ganti rugi sehubungan dengan tanggung jawabnya. Besarnya jumlah ganti rugi itu masih belum diketahui, karena ancaman bencana bobolnya tanggul berikutnya dan ancaman banjir lumpur beracun selanjutnya. Sementara itu berlangsung pengusutan terhadap perusahaan alumunium MAL Rt. Dan polisi menyita dokumen dari pabrik di Ajka.

Andrea Beer/Dyan Kostermans

Editor : Asril Ridwan