1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Belasan Warga Tewas Dalam Banjir di Bengkulu

29 April 2019

Sedikitnya 29 meninggal dan 13 masih dinyatakan hilang dalam banjir dan tanah longsor akibat hujan deras beberapa hari belakangan di Sumatra, ungkap pihak berwenang Minggu (28/4) lalu.

https://p.dw.com/p/3HbN6
Indonesien Sumatra Bengkulu Überschwemmungen durch Starkregen
Foto: picture-alliance/Xinhua/Kristian

Sekitar 12 ribu orang dari sembilan kabupaten di Provinsi Bengkulu telah dievakuasi. Sementara ratusan bangunan, jembatan dan jalan mengalami kerusakan akibat cuaca buruk ini.

Meski di beberapa daerah banjir telah surut, namun pemerintah belum mengetahui pastinya jumlah kerusakan. Akses ke beberapa daerah juga masih terputus.

"Kerusakan yang ditimbulkan dari bencana mungkin saja akan lebih banyak," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB.

"Tanah longsor dan banjir bisa terjadi lagi, jika curah hujan tinggi," tambahnya.

Sutopo juga mengatakan adanya kemungkinan "bencana kedua" dari peristiwa ini, yakni penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh buruknya sanitasi dan kurangnya air bersih di lokasi kejadian.

Indonesien Sumatra Bengkulu Überschwemmungen durch Starkregen
Pantauan udara banjir di BengkuluFoto: picture-alliance/Xinhua/Kristian

Dari pantauan udara terlihat aliran-aliran sungai yang meluap dan merendam beberapa daerah di provinsi ini.

Sejumlah tempat penampungan dan dapur umum darurat telah dibentuk. Dapur ini akan melayani persediaan konsumsi untuk sekitar 13 ribu orang. Sementara, tim pencarian dan penyelamat masih akan terus menelusuri titik-titik sulit dengan perahu karet.

"Distribusi bantuan masih tertahan karena akses jalan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor", lanjut Sutopo. Ekskavator atau mesin pengeruk juga diturunkan guna membersihkan jalan dari sampah yang menutupi.

Jakarta Tenggelam Lebih Cepat

Sementara itu, di pekan yang sama, banjir di beberapa daerah di Jakarta telah merenggut setidaknya dua korban jiwa. Lebih dari 2000 orang dievakuasi dari rumahnya.

Cerita lain datang dari Bogor, kota satelit ibu kota. Warga masih terus waspada terhadap 14 ekor ular sanca yang berkeliaran di tengah bajir. Ular-ular tersebut diduga adalah milik perorangan, yang ikut hanyut terbawa banjir.

Enam ekor ular sepanjang empat meter telah ditemukan, sementara delapan ekor lainnya masih dalam pencarian, ujar pihak berwenang.

Banjir dan tanah longsor adalah peristiwa umum yang terjadi di Indonesia, terutama di musim penghujan antara bulan Oktober dan April, ketika hujan mengguyur hampir seluruh kepulauan di Asia tenggara.

ga/hp (afp, dpa)