1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gulung Semar Mendem Menarik Minat Turis Asing ke Indonesia

20 Oktober 2018

Crepe alias kue dadar khas Indonesia 'semar mendem' jadi magnet pancing ketertarikan warga Jerman untuk mengenal Indonesia lebih dekat. Setidaknya, kelas memasak di Berlin jadi strategi memikat minat 43 biro perjalanan.

https://p.dw.com/p/36s7m
Indonesische Botschaft in Berlin Kochkurs
Foto: KBRI Berlin

Bahan dasarnya sederhana. Bentuknya juga sudah biasa dikenal warga Jerman, yakni semacam dadaran atau biasa dikenal sebagai crepe. Namun, cara pembuatannya, yang harus menggulung crepe supaya menjadi berbentuk lemper yang dikenal sebagai Semar Mendem, membutuhkan keuletan dan kesabaran tersendiri.

Itulah satu dari sedikit kuliner sederhana Indonesia yang dicoba para tamu dari biro perjalanan Jerman yang diundang Kedutaan Besar Republik Indonesia, di Berlin, Selasa lalu (16/10).

"Pembuatan makanan ini sangat menarik. Kami tidak pernah melakukan hal seperti ini”, ujar Simone Veres, pemilik travel Veres Reisen yang berkantor di Frankfurt am Oder.

Ada 43 pelaku Travel Agents-Tour Operators (TATO) yang diundang dalam kelas memasak yang berlangsung di Wisma Indonesia Berlin. Tak hanya semar mendem, para peserta juga belajar cara membuat Bakwan Jagung. Selain mempraktikan cara memasak kuliner Indonesia, para undangan juga diajak mencicipi hidangan khas Indonesia saat makan malam, mulai dari Nasi Timbel Sunda, Empal Gepuk, Karedok, Sate Ayam dan Soto Bandung.

Indonesische Botschaft in Berlin Kochkurs
Belajar memasak dan mencicipi kuliner jadi cara agar masyarakat Jerman lebih mengenal berbagai keunikan IndonesiaFoto: KBRI Berlin

Kuliner, pintu masuk menuju Indonesia

Tujuan KBRI memilih TATO sebagai peserta kelas memasak tentu agar mereka dapat menceritakan keunikan cita rasa Indonesia kepada para calon wisatawan. Ketika mengalami langsung pembuatan kuliner Indonesia, mereka menghirup atmosfir riil dan dapat lebih meyakinkan para calon wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.

"Kami terus berupaya melakukan diversifikasi kegiatan promosi Indonesia di Jerman. Targetnya jelas, yaitu agar hubungan Indonesia dan Jerman lebih erat. Kita ingin masyarakat Jerman lebih mengenal Indonesia dengan berbagai keunikan yang dimilikinya. Dengan demikian Indonesia dapat menjadi pilihan berlibur utama bagi masyarakat Jerman”, ungkap Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegrosenosaat membuka kegiatan Kelas Masak tersebut.

Laporan Asosiasi Biro Perjalanan Jerman menyebutkan, TATO berhasil mendapatkan pangsa pasar sebesar 33.7 milyar Euro pada 2017. Angka ini merupakan  52,1% dari 65 milyar Euro total pengeluaran wisatawan Jerman. Sekitar 36,8% dari angka tersebut didapatkan dari penjualan langsung paket pariwisata.

Banyak turis Jerman yang datang?

Statistik Kementerian Pariwisata RI memperlihatkan kenaikan jumlah wisatawan asal Jerman ke Indonesia. Tahun 2017 terdapat 260.586 turis Jerman yang datang ke tanah air, ad kenaikan dari yang sebelumnya di tahun 2016 sekitar 231.000 orang. Namun, sebagai perbandingan, Thailand bisa menarik hingga 700.000 turis Jerman dalam setahun.

Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya penawaran penerbangan langsung menuju Indonesia. Saat acara di KBRI hari itu, perwakilan dari Turkish Airlines, Atlihan Atilla Ersöz turut hadir untuk memperkenalkan rute baru Istanbul- Bali yang akan dibuka pada Juni 2019.

Namun tak hanya terkait penerbangan, tak sedikit calon wisatawan Jerman yang ragu mengunjungi Indonesia karena alasan keamanan, termasuk akibat sejumlah bencana yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Perwakilan Visit Indonesia Tourism Office, Inga-Lena Koerner, meyakinkan para tamu bahwa Indonesia tetap aman sebagai destinasi wisata sepanjang tahun.

ts/as (KBRI Berlin, kompas.com)