1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Beckham Ingin Bela Inggris di Olimpiade London 2012

1 Agustus 2011

Penjualan tiket turnamen sepakbola di Olimpiade London 2012 cukup memprihatinkan. Panitia kini mengandalkan karisma mantan pemain bintang seperti David Beckham untuk ikut serta membela timnas Inggris.

https://p.dw.com/p/1277f
David Beckham membela timnas Inggris saat mengalahkan Estonia 3-0 tahun 2008
David Beckham membela timnas Inggris saat mengalahkan Estonia 3-0 tahun 2008Foto: AP

Menteri Olahraga Inggris Hugh Robertson tidak dapat menjamin seluruh stadion untuk turnamen sepakbola pada Olimpiade London 2012 akan penuh. Kekhawatiran diungkapkannya setelah penjualan tiket cabang sepakbola lebih lambat dari cabang lainnya yang sudah terjual habis. Sekitar 500 ribu tiket yang terjual, sebagian besar untuk babak final di stadion Wembley. Sekitar 1,5 juta tiket lainnya belum berhasil terjual.

Sebagai negeri kelahiran sepakbola, para fans tidak antusias dengan turnamen 16 tim nasional yang sebenarnya adalah kompetisi pemain di bawah 23 tahun, dengan pengecualian tiga pemain yang sudah 'berumur.' Mantan kapten timnas Inggris, David Beckham, menjadi salah satu pemain yang namanya disebut. "Masih belum ditentukan. Begitu manajernya sudah dipilih, anggota tim diumumkan, tentu saya ingin ikut serta. Menjadi bagian timnas Inggris akan menjadi kehormatan bagi saya. Jelas saya tertarik," ujar Beckham.

Terakhir Beckham membela timnas Inggris sebagai pemain pengganti saat mengalahkan Belarus 3-0 tahun 2009 lalu. Mantan pemain sayap Manchester United tersebut telah bermain sebanyak 115 kali untuk timnas Inggris sejak debutnya tahun 1996. Termasuk tiga Piala Dunia. Dalam wawancara dengan BBC, Beckham mengaku tetap percaya diri di usia 36 tahun, "Saya yakin akan lebih baik bermain daripada melatih. Saya masih merasa berumur 21 tahun saat bermain, saya masih mencintai sepakbola seperti waktu berusia 21 tahun, saya masih fit. Saya akan terus bekerja keras, dan semoga saya bisa menjadi bagian timnas Inggris."

rtr/afp/Carissa Paramita

Editor: Ayu Purwaningsih