1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Mulai Masuk Mentawai

28 Oktober 2010

Bantuan logistik serta regu penolong untuk korban gempa - tsunami mulai masuk ke pulau Mentawai, Sumatera Barat. Namun belum semua pengungsi terjangkau bantuan.

https://p.dw.com/p/Pr0w
Kep. Mentawai, Provensi Sumatera Barat, di pesisi selatan Pulau SumateraFoto: AP Graphics/DW Fotomontage

Sejumlah kapal pengangkut bantuan yang dikerahkan dari kota Padang sejak Rabu (27/10), hari Kamis (28/10) mulai masuk ke kepulauan Mentawai, bertepatan dengan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Bantuan logistik, berupa makanan, tenda, obat-obatan dan juga kantong mayat ini, dikumpulkan di Posko Satkorlak Bencana Alam di Kecamatan Sikakap, Pagai Selatan, sebelum dikirimkan ke sejumlah desa dengan kapal-kapal nelayan.

Namun Koordinator Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edward mengakui, selain jumlahnya belum mencukupi, juga masih diperlukan waktu lebih lama untuk sampai kepada pengungsi di sejumlah dusun-dusun terpencil, seperti di wilayah pantai barat dikarenakan tingginya gelombang yang mencapai 6 meter.

Selain bantuan logistik, ratusan petugas penolong dan sukarelawan, Kamis (28/10) juga mulai tiba di Mentawai secara bergelombang. Mereka akan membantu mengevakuasi korban, memberikan layanan kesehatan serta mengaktifkan jaringan komunikasi dan transportasi yang lumpuh di terjang Tsunami. Menurut Koordinator Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar Ade Edward, para petugas ini juga membantu warga menguburkan ratusan jenazah yang kemarin masih bergeletakan. Sejumlah relawan mencemaskan bantuan yang dikirimkan tak mencukupi.

Upaya penyelamatan terus dilakuakn ditengah sorotan rusaknya buoy tsunami yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagi pendeteksi tsunami. Rahmat Riyono dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, mengatakan: "Kalau rusak memang datanya jadi tak terintegrasi, tapi kita tidak memakai data itu sepenuhnya ya. Kalau datanya ada, itu lebih baik.”

Sekitar 10 desa dilaporkan tersapu gelombang tsunami akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter, Senin malam (25/10). Sejauh ini jumlah korban tewas dilaporkan telah mencapai lebih dari 340 orang dan sekitar 370 orang dinyatakan hilang. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumbar mengkhawatirkan jumlah korban akan bertambah besar karena banyak korban yang hilang tersapu ombak ke laut.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih