1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Militer AS bagi Israel

14 September 2016

Sebelumnya negosiasi 10 bulan berjalan penuh ketegangan. Walaupun PM Benyamin Netanyahu protes, Israel akhirnya bersedia penuhi syarat yang ditetapkan AS.

https://p.dw.com/p/1K1hl
F-15I Kampfjet Israel
Foto: picture-alliance/dpa/O. Weiken
AS dan Israel menyetujui bantuan militer senilai 38 milyar Dolar yang diberikan dalam jangka waktu 10 tahun. Ini adalah jumlah tertinggi yang pernah disepakati dalam sejarah. Demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS, Selasa kemarin. Kesepakatan didahului perundingan alot selama 10 bulan yang digelar di belakang layar.
Saat ini masih berlaku kesepakatan 10 tahun yang akan berakhir 2018. Menurut kesepakatan terakhir, sekutu AS di Timur Tengah itu mendapat bantuan militer senilai 3,1 milyar Dolar per tahun. Sejauh ini, pemerintah Israel belum memberikan pernyataan apapun.
Memorandum of Understanding (MOU) akan ditandatangani hari ini di Washington. Tapi mengingat buruknya hubungan pribadi antara Presiden Barack Obama dan PM Benyamin Netanyahu, kedua politisi puncak ini tidak akan hadir dalam acara penandatanganan.
Menurut laporan, Netanyahu sebenarnya memilih untuk menunda penandatanganan sampai AS memiliki presiden baru, karena berharap akan bisa mendapat untung lebih besar. Ia menentang kesepakatan, walaupun Israel akhirnya bersedia memenuhi sejumlah besar persyaratan berat yang ditetapkan AS.
Mengingat risiko yang tidak bisa diperhitungkan dari presiden AS yang baru, pihak pertahanan Israel menuntut kesepakatan ditandatangani segera agar bisa mulai membuat rencana.
Israel ingin lebih banyak lagi
Walaupun jumlah yang disepakati sudah sangat besar, Israel sebenarnya ingin 45 juta Dolar tambahan. Israel juga berjanji akan mengurangi jumlah bantuan dari AS yang akan digunakan untuk membeli senjata. Keinginan Israel untuk memakai dana untuk keperluan lain jadi masalah yang paling diperdebatkan dalam negosiasi. Israel akhirnya setuju akan menggunakan dana yang diberikan untuk membeli senjata dari AS.
Kesepakatan baru juga melarang Israel menggunakan dana untuk membeli bahan bakar bagi militernya. Ditambah lagi, menurut kesepakatan baru, Israel setuju tidak akan meminta bantuan dana apapun lagi dari Kongres AS, di luar dari jumlah yang disepakati, kecuali perang baru pecah. Demikian keterangan pejabat AS yang memberikan keterangan secara anonim karena tidak berwenang mendiskusikan kesepakatan. Itu semua disetujui Israel dengan terpaksa.
Kesepakatan sebelum pemilihan presiden baru
Obama tampaknya ingin kesepakatan ditandatangani selama ia masih jadi Presiden AS, untuk memperbaiki "peninggalannya" setelah meninggalkan jabatan, dan membungkam kritik bahwa pemerintahannya kurang mendukung Israel.
Kesepakatan juga jadi jaminan bahwa presiden AS berikutnya tidak perlu mengurus masalah rumit ini segera setelah dilantik. Selama kampanye untuk jadi presiden, baik Hillary Clinton dari Partai Demokrat maupun Donald Trump dari Partai Republik berjanji akan dukung Israel, jika keamanannya terancam.
Kesepakatan dikecam semua kelompok yang mendukung Palestina. Mereka menuntut agar Israel tidak diberikan imbalan apapun, selama masih melanggar kehendak dunia internasional dengan membangun pemukiman di daerah otonomi Palestina, terutama di Tepi Barat Yordan yang diduduki Israel.
ml/as (rtr, ap, dpa)