1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bank Menimbun Bahan Dasar

Miriam Braun7 Oktober 2013

Gudang Goldman Sachs menyimpan jutaan ton aluminium. Bolehkah perbankan berbisnis sumber alam?

https://p.dw.com/p/19ubH
Foto: dapd

Bank investasi Goldman Sachs memiliki 27 gudang di sekitar Detroit yang menyimpan 1,5 juta ton aluminium. Temanya diangkat sinis oleh pelawak AS, John Oliver, “tentu saja ada aturan anti penimbunan logam. Karena setiap hari sedikitnya 3000 ton harus berpindah dari gudang, maka para pegawai Goldman memindahkannya dari satu gudang ke gudang yang lain.”

„Dari gudang ke gudang, tapi tidak ke tangan konsumeni“, keluh Tim Weiner pada sesi dengar pendapat di Senat AS. Weiner adalah manajer resiko global pada pabrik bir MillerCoors. "Bila kami memesan aluminium dari bursa logam London, gudang di Detroit baru 18 bulan kemudian mengirimkannya.“ Seperti MillerCoors, perusahaan produk kalengan memerlukan aluminium dalam jumlah besar, dan mengeluhkan peranan bank yang dengan menimbun bahan di gudangnya, dapat memicu harga tinggi di pasaran.

“Bukan komplotan perbankan“

Aluminium itu agaknya bukan milik Goldman Sachs, melainkan bank-bank, hedgefunds dan perusahaan-perusahaan yang membayar sewa untuk penyimpanannya. "Banyak perusahaan yang tidak ingin menjual murah aluminium itu dan memilih membayar 48 sen per ton untuk biaya penyimpanannya", ungkap ekonom Lucas Bernard, Sekolah Tinggi Teknologi New York City. „Ini bukan komplot perbankan“, tambahnya, „namun jelas, perbankan mendapat keuntungan dari setiap perubahan kecil harga."

Pada dasarnya, bank dilarang untuk bergerak di bidang yang tidak berhubungan dengan usaha utamanya. Namun sebuah peraturan dari tahun 1999 membuka pengecualian, yakni bank bisa memperdagangkan bahan dasar nyata, apabila diizinkan oleh bank sentral.

Lloyd Blankfein
Lloyd BlankfeinFoto: picture-alliance/ dpa

Ketika itu para pembuat kebijakan tidak menyadari betapa sulitnya mengawasi bisnis perbankan, yang senilai 3 milyar dolar dan bergerak di 160 negara. Begitu ungkap analis ekonomi Joshua Renner pada dengar pendapat itu. Amat gampang untuk kehilangan kontrol, sehingga masyarakat kehilangan miliaran demi miliaran dana. "Selama ini kita beruntung. Tapi sebuah sistem yang berbasis keberuntungan tidak bisa dipertahankan", begitu Rosner.

Terlalu besar untuk gagal

Baik dalam penyimpanan aluminium, minyak maupun pelabuhan dan lapangan, bila perbankan diizinkan beroperasi juga dalam bidang-bidang ini maka bank itu akan menjadi semakin besar dan berpengaruh. Suatu saat bank itu akan dikategorikan sebagai system relevant, dan terlalu besar untuk gagal – artinya, pemerintah atau sebenarnya pembayar pajak yang setiap kali harus menyelamatkannya.

Sementara pimpinan Goldman-Sachs, Lloyd Blankfein mengingatkan, bahwa tanpa peran bank maka banyak perusahaan yang sudah mapan akan terdesak dari pasar, dan itupun bukan hal yang diinginkan.

Penyelidikan dan dengar pendapat berlanjut. Ekonom New York, Lucas Bernard beranggapan bahwa regulasi bukan satu-satunya solusi. Setiap kali ada peraturan baru, banyak orang di seluruh dunia yang mencari celah dalam aturan itu untuk mendapatkan keuntungan. Menurut dua, masalah terbesar adalah tanggung jawab yang tidak ditanggung oleh para pemain di industri keuangan

"Para pendana kerap mengatakan, akan menanggung resikonya“, jelas ekonom itu. "Tapi akhirnya mereka diselamatkan oleh dana pensiun masyarakat, tanpa harus menanggung resiko apapun ".