1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210410 Bakijew Kirgistan

22 April 2010

Dari pengasingan di Belarusia Presiden Kirgistan yang digulingkan menuntut kembali jabatannya.

https://p.dw.com/p/N35P
Presiden Kirgistan Kurmanbek Bakiyev di pengasingannya di ibukota Minsk, BelarusiaFoto: DW/Kesner

Minggu yang lalu nampaknya semuanya sudah jelas. Kamis lalu (14/4) Presiden Kurmanbek Bakiyev yang digulingkan meninggalkan Kirgistan menuju Kazachstan. Kemudian Jumat esoknya (15/4) pemimpin pemerintah interim Rosa Otunbeyeva membacakan pernyataan pengunduran diri Bakiyew, "di hari-hari tragis bagi rakyat Kirgistan ini dan dalam kesadaran bertanggung-jawab demi masa depan rakyat dan kesatuan negeri ini, sesuai undang-undang artikel 50 saya menyatakan dengan ini pengunduran diri saya.“

Pemerintah interim ketika itu merasa lega masalah dalam negeri Kirgistan terselesaikan tanpa pertumpahan darah. Namun satu minggu kemudian, di tempat pengasingannya di Belarusia, Bakiyev tampil di depan pers dan mengatakan dengan yakin, "sembilan bulan yang lalu rakyat Kirgistan memilih saya dan saya mengangkat sumpah untuk mengabdi pada rakyat Kirgitsan. Tidak ada pihak yang dapat memaksakan saya untuk melanggar sumpah saya. Kecuali jika saya mati. Saya, Kurmanbek Bakiyev, adalah presiden Kirgistan yang dipilih sesuai konstitusi dan diakui oleh masyarakat dunia. Saya akan melakukan segalanya untuk menegakkan kembali ketertiban. Saya tidak akan membiarkan bandit menentukan nasib rakyat Kirgistan.“

Di ibukota Bishkek pejabat tinggi pemerintah interim Edil Baysalov menuturkan, bahwa Bakiyev akan menggunakan segala cara untuk mendestabilisasi Kirgistan. Kali ini, ia kembali membuktikan bahwa ia berbakat berbohong dan berkhianat, kata Baysalov. Ia menambahkan, "bila ada yang mengatakan, pemerintah peralihan ini bertentangan dengan konstitusi, dan Bakiyev adalah presiden legitim, ini lelucon. Semua, termasuk ratusan pengamat internasional mengetahui, bahwa pemilihan presiden Juli lalu dimanipulasi. Bakiyev tidak memenangkan pemilu. Ia mencuri suara pemilih.“

Kemudian Baysalov menambahkan, bahwa rakyat Kirgistan mengetahui apa yang sebenarnya hendak dicapai oleh Bakiyev. Tetapi kalangan pengamat kuatir, penampilan Bakiyev yang percaya diri dapat mendorong pengikutnya di kawasan selatan untuk tetap mendukungnya. Di sana Kamis ini (22/4) kembali terjadi bentrokan antara pengikut dan penentang Bakiyev.

Pemerintah interim berusaha untuk menciptakan ketenangan dan stabilitas di seluruh negeri. Namun di beberapa kawasan terjadi perlawanan. Seperti di pinggiran ibukota, dimana warga menduduki tanah pertanian dengan menggunakan kekerasan dan menyerang pemilik tanah. Ada korban tewas dan terjadi penjarahan.

Kini pemerintah peralihan sedang mengumpulkan bukti dan fakta untuk menuntut Bakiyev diekstradisi. Seandainya pemerintah Belarusia menolak menyerahkan Bakiyev, maka pemerintah interim akan melibatkan polisi internasional Interpol. Bakijev dituduh setidaknya bertanggung-jawab atas terbunuhnya 85 orang.

Pemerintah interim telah menetapkan pemilihan parlemen dan presiden untuk tanggal 10 Oktober mendatang. Dan 27 Juni akan mengadakan referendum konstitusi. Demikian papar wakil pemimpin pemerintah sementara Omurbek Tekebayev di televisi pemerintah. Kemudian ia menambahkan, bahwa konstitusi baru yang akan diperkenalkan kepada rakyat Kirgistan 27 Juni nanti, akan menjadikan Kirgistan sebuah republik dengan sistem parlemen, mengurangi kekuasaan presiden serta mencegah terbentuknya pemerintahan otoriter.

Amerika Serikat serta Uni Eropa mendesak pemerintah peralihan untuk segera menggelar pemilu guna menciptakan stabilitas di Kirgistan.

Christina Nagel / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk