1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

041209 START Nachfolgeabkommen

4 Desember 2009

Amerika Serikat dan Rusia akan mengkaji langkah-langkah baru Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis atau START yang akan berakhir pada 5 Desember mendatang.

https://p.dw.com/p/KqDc
Penggagas Perjanjian START yang sekarang masih berlaku, Presiden AS George Bush Sr. (kiri) dan Presiden Rusia Mikhaeil Gorbachev ketika menandatangai START 1, 31 Juli 1991Foto: picture-alliance/dpa

Dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis atau START, pemerintah Amerika Serikat dan Rusia menyepakati pengurangan senjata nuklir yang nyata. Sejak tahun 50an selama Perang Dingin kedua negara itu saling beradu senjata nuklir. Dalam perjanjian START disepakati untuk mengurangi jumlah sistem peluncur nuklir, yaitu rudal jarak jauh yang berbasis darat dengan jangkauan melebihi 5.500 kilometer, kapal selam dan bom jarak jauh, menjadi masing-masing 1.600 buah. Sementara jumlah hulu ledak nuklir akan dibatasi hingga 6.000. buah. Dan ternyata selama 15 tahun lalu kedua pemerintah telah membatasi simpanan hulu ledak nuklirnya, bahkan sampai 2.200 buah.

Sejak Mei lalu di Jenewa, Swiss, AS dan Rusia mengkaji langkah-langkah baru untuk kelanjutan perjanjian START untuk melakukan pengurangan persenjataan atom yang lebih besar. Inisiatif perundingan digagas Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di Praha, Ceko, April lalu. Ketika itu Obama menyampaikan seruan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir dan mengupayakan dunia bebas senjata atom.

Langkah-langkah konkrit pertama untuk merealisasikan visi tersebut, Barack Obama mengusulkan perundingan baru untuk mengkaji perjanjian pembatasan senjata nuklir baru dengan Rusia. Pada bulan Juli lalu Obama dan rekannya Presiden Rusia Dimtry Medvedev menyepakati sasaran awal bagi juru runding masing-masing dalam pertemuan berikutnya di Jenewa. Direncanakan, bahwa dalam perjanjian baru itu ditetapkan batas jumlah hulu ledak nuklir hingga 1.675 buah dan pembatasan sistem peluncur nuklir sampai 1.000 kendaraan.

Rancangan perjanjian baru START bisa dikatakan hampir tuntas dan telah berhasil ditetapkan pembatasan hulu ledak nuklir serta sistem peluncurnya. Namun pernjanjian tersebut belum dapat diverifikasi karena masih ada perbedaan terkait pelaksanaan inspeksi dan pengawasan teknis.

Dengan berakhirnya masa berlaku pernjanjian START, AS harus menutup stasiun pemantaunya yang terletak 600 kilometer di sebelah timur Moskow. Dari stasiun tersebut pengawas persenjataan AS memantau produksi rudal modern Rusia Topol M dan produksi senjata lainnya.

Dan Rusia, yang telah menutup stasiun pemantaunya di AS beberapa tahun lalu, tidak bersedia menyepakati mekanisme pengawasan yang terlalu ketat dalam perjanjian yang baru. Jadi masih ada hambatan dalam perundingan kedua negara.

Namun dalam pidatonya di Praha April lalu, Barack Obama telah menyebutkan upayanya mencapai dunia tanpa senjata nuklir tidak akan mudah. "Saya tidak naiv. Target dunia bebas senjata nuklir tidak akan tercapai secepat itu. Mungkin juga tidak akan tercapai selama saya masih hidup. Target tersebut membutuhkan kesabaran dan ketekunan.“

Andreas Zumach/Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk