1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Ba'asyir Kali Ini Akan Sulit Berkelit"

13 Desember 2010

Ba'asyir dituduh merestui dan mencari dana bagi kamp pelatihan teroris di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar. Polisi juga menyerahkan barang bukti berupa 66 senjata laras panjang sebagai bukti penguat.

https://p.dw.com/p/QXgv
Ba'ashir ketika dibawa ke Mabes Polri Jakarta (09/08)Foto: picture-alliance/dpa

Peneliti masalah terorisme Solahudin menilai, polisi tak akan gegabah dengan tuduhannya mengenai keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir dalam kasus terorisme. Solahudin menilai, kali ini Abu Bakar Ba'asyir sulit berkelit karena lima tersangka terorisme, dalam persidangan menyebutkan nama Ba'asyir sebagai orang yang terlibat dalam kegiatan kamp pelatihan teroris di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.

"Ubaid dalam persidangan mengatakan bahwa dia-lah yang mempertemukan Dulmatin dengan Abu Bakar Ba'asyir. Dalam pertemuan itu, Dulmatin berhasil meyakinkan Abu Bakar Ba'asyir untuk bergabung dalam proyek di Aceh. Setelah itu, Baasyir memerintahkan kepada para pengurus JAT di Jakarta untuk mengumpulkan uang dan kemudian menggunakan uang itu untuk membantu proyek di Aceh," demikian Solahudin mengenai keterlibatan Baasyir di Aceh.

Hari Senin (13/12), kepolisian menyerahkan berkas perkara Abu Bakar Ba'asyir ke Kejaksaan. Ba'asyir, dituduh merestui dan mencari dana untuk membiayai pendirian kamp pelatihan para teroris di Aceh.

Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan M. Yusuf menyatakan, Ba'asyir dijerat dengan lima pasal Undang Undang Anti Terorisme. Salah satu pasal terberat adalah pasal 14 yang mengatur tentang menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, dengan hukuman maksimal berupa hukuman mati.

Selain berkas, polisi juga menyerahkan barang bukti berupa 66 jenis senjata api berjenis AK 47 dan M16, sejumlah dokumen, sebuah mobil dan sepeda motor.

Peneliti terorisme Solahudin soal posisi Ba'asyir dalam kasus kamp pelatihan teroris di Aceh mengatakan, "Sederhananya begini, proyek ini sebenarnya bukan proyek dari Abu Bakar Ba'asyir. Yang punya gagasan proyek ini adalah Dulmatin. Lalu Dulmatin melalui Ubaid mencoba menghubungi beberapa kelompok Islam untuk ikut diajak dalam proyek di Aceh yang disebut sebagai proyek lintas tandzim atau lintas organisasi. Misalkan dia berhasil menghubungi Aman Abdulrahman dari kelompok Tauhid wal Jihad. Dia juga berhasil meyakinkan Baasyir. Abu Bakar Ba'asyir keterlibatannya agak belakangan kalau menurut kesaksian para saksi tersebut."

Abu Bakar Ba'asyir adalah pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo Jawa Tengah. Dia ditangkap Agustus lalu saat dalam perjalanan di wilayah Jawa Barat. Polisi menuduh Ba'asyir ikut merestui dan menggalang dukungan dana bagi pembangunan kamp pelatihan para teroris di Aceh, yang digerebek polisi awal tahun ini.

Andy Budiman

Editor: Ging Ginanjar