1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Atasi Krisis Salju Lewat "Snowfarming"

Vera Kern19 Februari 2014

Kawasan wisata olahraga musim dingin di Jerman tidak jarang kekurangan salju. Snowfarming diharapkan bisa mengatasi masalah ini.

https://p.dw.com/p/1BAyp
Foto: picture-alliance/dpa

Gunung artifisial setinggi 10 meter dan selebar 25 meter ini ditutupi oleh lapisan styropor dan plastik. Di dalamnya ada sekitar 10.000 meter kubik salju yang disimpan untuk musim dingin mendatang.

Metode ini dikenal dengan nama "snowfarming" atau perkebunan salju. Salju dalam jumlah besar ditimbun dan disimpan sepanjang musim panas. Ini upaya pengelola resor ski untuk mengatasi masalah suhu musim dingin yang terlalu hangat di Jerman, sehingga salju tidak turun.

Prinsipnya mudah: menumpuk banyak salju ketika cuaca dingin, mengemasnya dengan baik, dan menyebarkannya kembali di jalur ski musim dingin mendatang.

Simpan salju saat musim panas

Ide ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Tapi ini berfungsi. Dan tanpa menggunakan ruang pendingin raksasa yang membutuhkan banyak energi. Bahan utamanya adalah, salju buatan dalam jumlah besar yang diproduksi bulan Januari atau Februari. Bulan-bulan di mana di Jerman suhu biasanya paling dingin dan terjadi turun salju.

Salju yang dikumpulkan kemudian di atasnya dilengkapi lapisan isolasi yang terbuat dari styropor, serbuk gergaji atau serpihan kayu. Lalu ditutup dengan plastik tahan angin dan tahan cahaya. Salju kini tidak akan meleleh sepanjang musim panas.

Salju buatan butuh suhu dingin

Ide dasar "snowfarming" bukanlah menunggu suhu dingin hingga turun salju, melainkan sudah menumbun salju terlebih dahulu dari tahun sebelumnya. "Salju buatan dengan kualitas baik diproduksi mulai dari minus lima derajat Celsius", kata Joachim Häfker, pengelola resor ski di Titisee-Neustadt.

Schneeberg für Skisprung-Weltcup
Joachim Häfker: Snowfarming lebih fleksibelFoto: picture-alliance/dpa

Semakin dingin, semakin efektif kerja meriam salju yang memproduksi salju buatan. Alat ini juga membutuhkan lebih sedikit air dan listrik. Snowfarming juga menarik bagi para atlet olahraga ski Jerman. Mereka tidak lagi harus berlatih ke negara-negara Skandinavia yang kaya salju.

Hujan jadi musuh utama

Uniknya, masalah terbesar gudang salju bukanlah suhu panas melainkan angin dan hujan. Hembusan angin badai bisa melepaskan lapisan isolasi gunung salju buatan. Lalu air hujan akan merasuk ke dalam. "Air merusak salju", ujar Alois Reiter yang mengelola pusat pelatihan atlet ski di Chiemgau-Arena Ruhpolding. Di musim panas ia setiap hari memeriksa apakah penutup timbunan salju masih kedap atau tidak.

Suhu panas tidak menyulitkan. Lelehan air karena sinar matahari yang menerpa gunung salju buatan akan menguap di permukaan. Peristiwa ini justru akan memberikan efek dingin tambahan. Sehingga hanya 20 hingga 30 persen salju yang meleleh karenanya.

Lebih ramah lingkungan

Aktivis lingkungan sudah lama mengkritik pemakaian air dalam jumlah banyak dan tingginya biaya energi karena produksi salju buatan. "Snowfarming" memang juga tidak memanfaatkan salju alami. Namun, pada "snowfarming", mesin yang baru memproduksi salju pada suhu dingin yang efisien dan dengan demikian lebih sedikit membutuhkan air dan energi.

Lokasinya juga menentukan. Idealnya, salju ditimbun di atas hamparan kerikil, supaya tidak ada vegetasi yang dirusak. Tidak kalah penting bagi lingkungan, adalah jarak transportasi yang pendek. Di resor olahraga ski Titisee-Neustand dan Ruhpolding misalnya, truk hanya butuh beberapa meter untuk membawa salju ke jalur ski.