1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Assad: Pertempuran Aleppo Tentukan Nasib Kami

2 Agustus 2012

Presiden Suriah angkat suara tentang perang di Aleppo. Pertempuran belum juga berakhir. Pemberontak merasa sebagai pihak yang lebih kuat.

https://p.dw.com/p/15iV3
Foto: Reuters

Rabu (1/8), Presiden Suriah Bashar Assad menegaskan pentingnya pertempuran saat ini antara pemerintah dan pasukan oposisi di Aleppo. "Nasib warga, bangsa, masa lalu, masa kini, dan masa depan, bergantung pada perang ini," kata Assad melalui pernyataan tertulis. Assad tidak berbicara di hadapan publik, sejak empat dari pimpinan pasukan keamanannya dibunuh dua minggu lalu. Menurut Assad, militer membuktikan dalam perang melawan "geng teroris" sebagai sosok yang "penuh ketetapan hati" dan pengemban "amanat warga". 


Perang Aleppo berlanjut

Pasukan Suriah terdengar menyerang distrik timur kota Aleppo. Para pemberontak mengatakan, mereka kini menguasai wilayah timur dan barat daya kota dan pasukan pemerintah dipaksa untuk mundur. Pertarungan parah terjadi di distrik Salaheddine dimana granat dilemparkan selama beberapa jam. "Rezim telah mencoba selama tiga hari untuk menguasai kembali Salaheddine, namun usahanya gagal dan banyak korban tewas, senjata dan tank hancur. Mereka dipaksa untuk mundur," ujar Kolonel Abdel-Jabbar al Oqaidi yang memimpin dewan militer bersama, satu dari beberapa kelompok pemberontak. 

Persiapan resolusi lain

Sementara itu, dari lingkaran diplomatik sidang umum PBB kembali dikatakan akan mengadakan pertemuan yang membahas situasi Suriah hari Kamis (2/8). Dewan Keamanan PBB diprediksi akan menyetujui resolusi yang dirancang Arab Saudi, negara yang mengkritik kurangnya aksi DK terhadap Suriah. Rancangan resolusi tersebut juga menuntut Assad untuk mengundurkan diri. Menurut wakil negara-negara barat, kritik khususnya ditujukan bagi Rusia dan Cina, dua negara adidaya yang memveto resolusi bagi Suriah di masa lalu, terakhir 19 Juli.   

Terjebak di tengah-tengah perang

Ribuan warga sipil yang berada di lokasi pertempuran juga semakin mengkhawatirkan. 18.000 warga Aleppo telah dipindahkan. Demikian menurut badan pengungsi PBB di Jenewa. Rabu (1/8), Amnesty International mengeluarkan laporan tentang krisis di Suriah. "Perang di Aleppo semakin membahayakan warga sipil. Ini perkembangan yang mudah diprediksi setelah pelanggaran yang dilakukan pasukan pemerintah di seluruh penjuru Suriah," kata Donatella Rovera, penasihat penanganan krisis Amnesty.

Laporan tersebut menuduh rezim melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan menuntut PBB untuk mengambil langkah tegas dalam menekan pemerintahan Assad. Mereka menyarankan untuk membekukan aset para pemimpin Suriah, embargo senjata dan diajukan ke pengadilan kejahatan internasional.

sej,slk,vlz/hp (Reuters, dpa)