1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Serukan Tingkatkan Tekanan Pada Assad

20 April 2012

Menlu Amerika Serikat, Hillary Clinton menimbang berlanjutnya aksi kekerasan di Suriah, menyerukan sanksi lebih tajam terhadap rezim Bashar al Assad. Annan nyatakan kecewa pada situasi gencatan senjata di Suriah.

https://p.dw.com/p/14iPO
Foto: Reuters

Rencana perdamaian enam poin dari utusan internasional masalah Suriah, Kofi Annan, sejauh ini tidak berhasil mewujudkan gencatan senjata yang kokoh. Karena itu, Menlu AS, Hillary Clinton dalam pertemuan "Sahabat Suriah" di Paris menyerukan aksi lebih keras. Clinton membicarakan sebuah resolusi dari Dewan Keamanan sesuai pasal 7 Traktat PBB, yang dalam keadaan darurat dapat diterapkan lewat cara kekerasan.

Ancaman sanksinya selain pembatasan bepergian ke luar negeri dan dalam transaksi keuangan, juga harus memuat embargo senjata bagi Suriah. "Dewan Keamanan PBB dengan itu harus meningkatkan tekanannya terhadap rezim Assad, untuk mematuhi rencana perdamaian Kofi Annan", tambah menlu AS itu.

Juga utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan lewat jurubicaranya Ahmad Fawzy menyatakan di Jenewa Jumat (20/4) tidak puas melihat perkembangan situasi di Suriah. "Gencatan senjata amat rapuh. Setiap hari masih terjadi insiden kekerasan dan jatuh korban jiwa", kata jurubicara mengutip Annan.

Syrien anhaltende Gewalt April 18 Rauch Stadt Homs
Aksi kekerasan di Suriah terus berlanjutFoto: Shaam News Network via AP video

Kalangan oposisi Suriah melaporkan Jumat (20/4), kota Homs yang merupakan kubu pemberontak terus digempur tentara pro-Assad. Juga kota Qusair yang berbatasan dengan Libanon terus ditembaki. Dilaporkan 10 serdadu Suriah tewas akibat serangan bom kelompok oposisi di kawasan Kuneitra yang berbatasan dengan Israel.

Misi pengamat akan diperluas

Lebih jauh jurubicara Annan, Fawzy melaporkan, kontingen pemula misi pengamat PBB dalam beberapa hari mendatang akan tiba semuanya di Suriah, mencapai jumlah 30 orang. Annan juga menuntut segera ditingkatkannya jumlah anggotra misi pengamat.

Syrien / UN-Beobachter / Himmiche
Kontingen pemula akan segera dlengkapi jadi 30 orang.Foto: Reuters

Senada dengan itu, Rusia juga mendesak segera ditingkatkannya jumlah anggota misi pengamat PBB di Suriah. Menteri luar negeri Sergei Lavrov mengatakan di Moskow (20/4), Dewan Keamanan harus secepat mungkin menyusun resolusi yang kedua, demikian dilaporkan kantor berita Interfax. Dalam waktu bersamaan Lavrov juga menuntut semua pihak yang terlibat konflik harus bekerjasama, untuk menyukseskan rencana perdamaian dari Kofi Annan.

Jika Dewan Keamanan menyetujui, jumlah anggota misi pengamat akan ditingkatkan menjadi 300 orang. Perancis bahkan menuntut hingga 500 anggota misi pengamat PBB. Cina yang semula memblokir resolusi yang mengecam Suriah, menyatakan siap mengirimkan kontingen bagi misi pengamat tidak bersenjata.

Uni Eropa bahas sanksi baru

Sementara ini Uni Eropa juga merencanakan tindakan sanksi tambahan bagi rezim Assad. Seorang diplomat Uni Eropa di Brussel mengatakan Jumat (20/4), sanksi baru terutama berkaitan dengan larangan pasokan barang mewah. Namun tidak banyak menyasar anggota keluarga Bashar al Assad. Uni Eropa menetapkan larangan memasuki Eropa bagi istri Assad pada bulan Maret lalu.

Pembahasan sanksi baru itu akan dilaksanakan Senin (23/4) di Luxemburg. Mula-mula akan dibahas situasi di Suriah, baru setelah itu didiskusikan kemungkinan konsekuensinya.

Agus Setiawan (dpa,dapd,rtr)

Editor : Vidi Legowo Zipperer