1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Dukung Dewan Pemberontak Libya

14 Mei 2011

Pemerintah Amerika Serikat secara demonstratif menyatakan dukungannya terhadap dewan pemberontak Libya. Muammar al Gaddafi berusaha membantah rumor bahwa ia terluka dengan menyampaikan rekaman pidato audio tanpa gambar.

https://p.dw.com/p/11G9m
Asha Morshi makes the v-sign while holding the Holy Koran during Friday Prayer in Benghazi, Libya, Friday , May 13, 2011. (AP Photo/Rodrigo Abd)
Seorang penduduk Benghazi berdoaFoto: AP


Pemerintah Amerika Serikat menilai, dewan pemberontak Libya di kota metropolitan Benghazi sebagai mitra bicara yang legitim dan dapat dipercaya untuk mewakili suara rakyat Libya.

Namun kendati begitu masih terdapat keraguan seputar kredibilitasnya. "Ini organisasi yang baru dibentuk, dan tumbuh dari lingkungan yang mengalami lebih dari 40 tahun kediktatoran serta represi,“ kata Jurubicara kementrian luar negeri di Washington, Mark Toner hari Jumat (13/5).

Jurubicara kementrian luar negeri Amerika itu juga melontarkan sinyal, bahwa sejauh ini pemerintah di Washington belum membuat keputusan, apakah pemberontak akan mendapat uang bantuan baru. Kelompok pemberontak di Benghazi, belum lama ini meminta, paling tidak sebagian harta kekayaan Libya yang jumlahnya milyaran Dolar yang dibekukan, untuk mendukung perang melawan penguasa Muammar al Gaddafi.

Dewan Transisi Jaring Dukungan

Untuk mendemonstrasikan dukungan Amerika, penasehat keamanan presiden Barack Obama, Thomas Donillon melakukan pertemuan dengan pimpinan dewan transisi Libya, Mahmud Djibril di Gedung Putih hari Jumat waktu setempat. Dalam pertemuan itu, Donillon menegaskan, Gaddafi telah kehilangan haknya untuk memerintah. Ia juga memuji dewan transisi yang berusaha bagi masa depan yang demokratis di Libya.

Mahmud Djibril sedang melakukan misi diplomasi agar pemerintahan transisi di Benghazi diakui secara internasional. Namun Washington sejauh ini tidak menyatakan secara eksplisit, bahwa pimpinan pemberontak di Benghazi itu diakui sebagai satu-satunya perwakilan Libya yang sah.

Sejauh ini Perancis, Inggris dan Italia telah memutuskan untuk mengakui dewan transisi sebagai satu-satunya mitra bicara. Hari Sabtu (14/5) Djibril melanjutkan misinya dengan bertemu presiden Perancis, Nicolas Sarkozy di Paris. Djibril disambut oleh Sarkozy dan PM Francois Fillon di Istana Elysee. Tidak ada pernyataan apapun yang dilansir setelah pertemuan.

Korban Sipil Akibat Serangan NATO?

Sementara itu NATO dilaporkan terus melancarkan aksi serangan udaranya ke Libya. Dalam serangan udara ke kota Brega hari Jumat, disebutkan sedikitnya 11 ulama Muslim tewas dan 50 lainnya cedera.

Disebutkan, para ulama itu berkumpul di kota Brega untuk berdoa bagi perdamaian di Libya. Jurubicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim mengecam serangan NATO tsb sebagai "kejahatan barbar."

Seluruh korban sipil itu telah dikebumikan hari Sabtu, demikian laporan kantor berita. Sejauh ini NATO tidak berkomentar berkaitan insiden tsb. Namun aliansi pertahanan barat itu Sabtu (14/5) menegaskan, telah menghancurkan sebuah bunker pertahanan di Brega yang diduga pusat komando rezim penguasa. Jurubicara NATO menyatakan, amat menyesal jika juga jatuh korban sipil dalam serangan udara tsb.

Juga sementara ini spekulasi yang menyebutkan pimpinan Libya, Muammar al Gaddafi terluka dalam sebuah serangan udara NATO di ibukota Tripoli terus beredar. Sebelumnya menteri luar negeri Italia, Franco Frattini menyatakan, kemungkinan Gaddafi terluka dan sudah melarikan diri dari Tripoli. Juru bicara pemerintah Libya. Mussa Ibrahim dalam sebuah konferensi pers membantah rumor tsb

Rekaman Suara Gaddafi Sebagai Tanda Kehidupan

Menurutnya, kondisi kesehatan Gaddafi sangat baik, "juga moral dan semangatnya," Ibrahim menyebutkan pemimpin Libya itu masih berada di Tripoli, " ia bertempur dan terus maju. Ia memimpin negara dari hari ke hari.”

Sebagai penegasan bahwa dirinya tidak terluka, Gaddafi juga mengirimkan rekaman pidato suaranya untuk dipancar luaskan televisi pemerintah. Dalam rekaman suara tanpa gambar, penguasa Libya itu mengatakan, ia berada di sebuah tempat, dimana serangan udara tidak akan dapat mengenainya.

Gaddafi juga mengecam serangan udara NATO sebagai aksi pengecut. Keaslian suara rekaman itu tidak dapat diuji, namun memang terdengar seperti suara Gaddafi. Sementara itu utusan khusus PBB untuk Libya, Abdulillah al Kahtib hari Minggu ini dijadwalkan bertemu PM Libya, Baghdadi Mahmudi di Tripoli untuk mengupayakan dialog politik untuk mengakhiri konflik tsb.

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp
Editor : Rizki Nugraha