1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Antisipasi Ancaman Korea Utara

4 April 2013

Amerika Serikat bereaksi terhadap retorika ancaman serangan Korea Utara. Militer Amerika tempatkan sistem penangkal rudal di Guam. Kawasan industri Kaesong masih ditutup.

https://p.dw.com/p/189Jz
North Korean leader Kim Jong-Un (C) visits a long-range artillery sub-unit of the Korean People's Army Unit 641, March 11, 2013
Kim Jong-UnFoto: Reuters

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan akan menempatkan sistem penangkal rudal dalam beberapa minggu mendatang di Pulau Guam. Sebelumnya, Amerika sudah mengirim kapal perang dan pesawat pembom ke kawasan konflik.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap dan koran Jepang ”Asahi Shimbun” memberitakan, Korea Utara menempatkan roket jarak menengah di daerah pantai timur. Korea Utara sebelumnya mengumumkan, serangan atom ke Amerika Serikat ”sudah disetujui”.

Korea Utara melanjutkan retorika perang terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dalam keterangan yang disebarkan kantor berita resmi KCNA disebutkan, Dewan Jendral mengijinkan pengerahan ”senjata modern” dan memperingatkan bahwa perang bisa pecah setiap saat. Menurut KCNA, Washington sudah mendapat informasi resmi, bahwa langkah ini adalah jawaban terhadap ancaman dari Amerika Serikat.

Menurut para ahli, Korea Utara tidak punya teknologi roket yang memadai untuk menyerang daratan Amerika. Namun roket jarak menengah bisa saja menyerang markas pasukan AS di Korea Selatan atau di Jepang. Korea Utara sebelumnya menyebut Hawaii dan Guam sebagai sasaran serangan roketnya. Guam terletak sekitar 3000 kilometer dari Korea Utara.

Sebagai reaksi atas ancaman terbaru ini, Amerika Serikat akan menempatkan sistem rudal ”Terminal High Altitude Area Defense” (Thaad) di Guam. Pertengahan Maret, Menteri Pertahanan Chuck Hagel sudah mengumumkan akan mengerahkan 14 sistem penangkal rudal baru ke pantai barat untuk memperkuat pertahanan. Chuck Hagel sekarang mengatakan, Amerika Serikat tetap berupaya untuk mencegah konflik bersenjata dengan Korea Utara.

Kawasan Indusri Kaesong Masih Ditutup

Situasi di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara juga masih tegang. Rejim di Pyongyang masih menutup kawasan industri Kaesong. Kantor berita Yonhap sempat memberitakan bahwa para pekerja Korsel yang masih berada di Kaesong diperintahkan untuk meninggalkan Korut sampai tanggal 10 April. Tapi kementerian pertahanan Korsel membantah ada ultimatum seperti itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, aparat Korea Utara hanya meminta beberapa perusahaan untuk menyerahkan daftar nama pekerja yang ingin meninggalkan Korea Utara sampai 10 April. Sampai hari Kamis (04/04) masih ada lebih 800 pekerja Korea Selatan di Kaesong.

Korea Utara hari Rabu (03/04) menutup kawasan industri Kaesong dan menyatakan, semua pekerja Korea Selatan yang masih berada di sana akan diijinkan kembali ke Korea Selatan. Korea Utara juga mengancam akan menarik 53.000 pekerja Korea Utara dari kawasan itu.

Kawasan industri Kaesong terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan ke Korea Selatan. Kawasan itu dibuka tahun 2004 sebagai proyek kerjasama ekonomi. Proyek ini menjadi simbol pendekatan antara kedua negara. Kaesong juga merupakan sumber devisa yang penting bagi rejim Korea Utara.

HP/AB (rtr, dpa, afp)